Part 7#

305 16 2
                                    

Alvin menepuk pelan pundak Cakka.
"Gak masalah kok, Iyel emang pantes di gituin, dia udah nuduh lo secara berlebihan tanpa bukti yang jelas," balas Alvin.

"Thanks ya, lo udah belain gue," ucap Cakka tersenyum tipis.
-
-
Pulang sekolah#
"Sayang tunggu!" teriak Sivia saat Gabriel melangkahkan kakinya menuju parkiran.

"Apa lagi Vi?"

"Kamu serius, gak mau nyari tau keberadaan Shilla lagi?"

"Untuk apa? Toh Alvin juga udah gak sepemikiran lagi sama aku, dia lebih percaya sama Cakka itu,"

"Sayang, ini semua hanya salah paham, kita bisa bicarakan semua ini baik-baik," Sivia terus membujuk Gabriel.
Namun Gabriel tetap pada pendiriannya.

"Aku gak mau Vi, terserah kalau kamu mau ikut Alvin buat nyari sahabat kamu itu, aku gak peduli," ucap Gabriel seraya masuk kedalam mobil meninggalkan Sivia seorang diri.

"Sayaang.." teriak Sivia.
Bagaimana bisa Gabriel meninggalkannya sendirian, bukankah biasanya Iyel yang selalu mengantar jemputnya sekolah.

"Sivia? Lo kenapa?" tanya Alvin dan Cakka yang baru saja datang.

"Iyel ninggalin gue," ucap Shilla.

"Pasti soal masalah itu ya," ucap Cakka.

"Udah lah, gak usah di bahas lagi, sekarang gimana caranya kita cari keberadaan Shilla, dan buktiin ke Iyel kalo lo gak salah," ucap Alvin.

Cakka dan Sivia mengangguk setuju.

"Yaudah sekarang mending lo masuk, biar gue anter pulang," ucap Alvin seraya membukakan pintu mobilnya.
Sivia hanya menurut.

"Kka? Gue duluan ya!" pamit Alvin.

"Iya, hati-hati!" ucap Cakka.
-
-
Rumah Cakka#

Sejak saat itu, Gabriel tak pernah lagi ikut campur dalam pencarian Shilla.
Kini tinggalah Alvin, Cakka dan juga Sivia yang tengah sibuk mencari keberadaan Shilla.

"Apa gue coba hubungi orangtuanya Shilla aja ya?" usul Alvin.

"Ide bagus itu, biar bagaimanapun orangtuanya harus tau," ucap Cakka.

"Iya, hubungi gih Vin!" seru Sivia.

Alvin pun langsung merogoh ponselnya dan menelpon orangtua Shilla.

"Gue telpon bentar ya!" pamit Alvin seraya menjauh dari Cakka dan juga Sivia.
Setelah beberapa menit kemudian, Alvin kembali menghampiri Sivia dan juga Cakka.

"Gimana?" tanya Sivia.

"Orangtuanya Shilla akan balik, mungkin besok sudah ada di indonesia," ucap Alvin

"Syukurlah kalau gitu, semoga saja Shilla cepat di temukan," ucap Cakka.

"Iya, semoga saja, yaudah kalau gitu kita pamit dulu ya Kka, sampe ketemu besok di sekolah!" ucap Alvin, begitu juga dengan Sivia.

"Ok, hati-hati lo berdua!" ucap Cakka seraya mengantarkan Alvin dan juga Sivia sampai ke pintu depan.
-
-
Di perjalanan#
"Maafin gue ya, gara-gara gue, lo jadi berantem sama Iyel," sesal Alvin.

"Gak papa kok, lo gak salah dalam hal ini," balas Sivia.

"Emmh sebelum pulang kita makan dulu ya," usul Alvin.

"Iya," ucap Sivia.

Alvin dan Sivia pun memutuskan untuk mengisi perut terlebih dulu sebelum pulang.
-
Kini tibalah mereka di sebuah restoran Jepang yang ada di Jakarta.

"Lo mau pesan apa?" tanya Alvin.

"Samain kayak punya lo aja," ucap Sivia.

"Oh, yaudah kalo gitu, mbak, kita pesen Sushi dua, Ramennya dua, sama green tea nya dua," ucap Alvin pada seorang pelayan restoran tersebut.

Lelaki MisteriusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang