"Maafin sikap Iyel ya, dia panik atas kejadian ini, makanya dia sendiri gak bisa kontrol emosinya," ucap Alvin.
"Gue ngerti kok," ucap Cakka yang kini memilih untuk duduk di sofa bersama Alvin.
Sementara Iyel dan juga Sivia tengah sibuk mencari keberadaan Shilla.
-
"Sial, dimana tu anak nyembunyiin Shilla," gumam Iyel."Udahlah sayang, mungkin Alvin benar, bukan Cakka pelakunya!" ucap Sivia.
Gabriel menoleh kearah Sivia, "terus siapa Vi?"
"Entahlah, saran aku mending kita laporin ini ke polisi, biar polisi yang cari tau," usul Sivia.
Lagi-lagi Gabriel menolak, "Gak Vi, aku yakin, kita bisa nyelesain ini sendiri," ucap Gabriel kekeuh.
-
-
Setelah cukup lama Gabriel dan juga Sivia mencari Shilla, akhirnya mereka pun memutuskan untuk kembali ke ruang depan, menemui Alvin dan juga Cakka."Gimana? Ketemu?" tanya Alvin saat Gabriel dan Via sudah berada di hadapannya.
Sivia hanya menggeleng.
Lain halnya dengan Gabriel yang masih saja menaruh rasa curiga terhadap Cakka."Di mana lo sembunyiin Shilla?" tanya Gabriel pada Cakka.
"Gue udah bilang, gue gak tau apa-apa Yel, lo kok nuduh gue? lo kan udah liat sendiri, Shilla gak ada di rumah gue!" balas Cakka.
"Alaaahh gak usah sok polos lo!"
"Kenapa lo gak percaya sama gue Yel? Kenapa gak lapor polisi aja sekalian biar jelas!" ucap Cakka.
"Gak perlu, gue bisa ngatasi ini semua!" ucap Iyel berlalu keluar dari rumah Cakka.
"Sayang tunggu.." Sivia langsung mengejar Iyel.
"Kka, gue pulang dulu, maafin atas semua ini ya," ucap Alvin.
Cakka hanya mengangguk.
-
-
Di perjalanan Gabriel hanya diam, seraya fokus menatap jalanan.
"Sayang.." ucap Sivia"Mmm.."
"Kamu kenapa sih? Kok emosian banget?"
"Gak papa,"
"Kamu marah sama aku?" tanya Sivia lagi.
"Kamu ngomong apa sih Vi, aku gak marah sama kamu kok, tapi aku kecewa sama dia," ucap Iyel seraya menunjuk Alvin yang duduk di belakang.
"Kok gue?" ucap Alvin.
"Iya, gue kecewa sama lo, lo lebih bela Cakka di banding gue Vin, dan tadi apa? Lo malah enak-enakkan duduk santai sama si Cakka itu, lo gak ada bantuin gue sama sekali," ucap Iyel.
"Sorry!"
"Gue gak butuh maaf lo!"
Alvin hanya diam, ia tak ingin berdebat dengan sosok Gabriel yang sangat keras kepala menurutnya.
-
-
Sesampainya di rumah Alvin, "kita lanjutkan pencarian besok!" ucap Gabriel.
"Lo yakin? Kenapa gak lapor polisi aja sih Yel?" tanya Alvin."Gak, gak ada yang boleh lapor polisi, gue gak mau berurusan sama polisi," ucap Gabriel.
"Why? Toh bukan kita pelakunya, kalaupun kita di panggil, paling juga buat di mintai keterangan, sama saksi doang!" ucap Vin.
"Gak, gue gak setuju, pokoknya besok sepulang sekolah kita cari di mana tempat Cakka nyembunyiin Shilla," ucap Gabriel kekeuh.
"Serah lo deh, gue pusing!" pasrah Alvin.
Setelah cukup lama berbincang-bincang, akhirnya Gabriel dan juga Sivia memutuskan untuk pulang.
"Kita pamit dulu ya Vin!" pamit Sivia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lelaki Misterius
Mystery / ThrillerTELAH TERBIT! Sebuah cerita bersambung yang menceritakan tentang sosok .......... lelaki misterius yang selalu membayangi kehidupan seorang gadis yang ia cintai. Hingga saat ini belum di ketahui siapa lelaki itu. Lelaki yang selalu menggunakan jaket...