"Apa?!? Nggak, nggak boleh. Yaudah iya lo bareng gue, tapi lo yang traktir es krim." kesal Ata."Oke fine gapapa. Demi neptunus gue pengen cepet cepet makan es krim."
Akhirnya mereka pun sampai di kedai es krim langganan mereka. Emma dengan semangat 45 nya itu langsung ngeloyor masuk ke dalam meninggalkan Ata yang geleng geleng kepala. Ata sangat beruntung karena Emma menyukai eskrim lebih dari apapun, jadi Ata bisa menyogok Emma menggunakan es krim kapanpun.
***
"HOLAA SEMUA PENGHUNI RUMAH, ATA SAMA EMMA KEMBALI PULANG KERUMAH DENGAN SELAMAT SENTOSA MENG.." Belum sempat menyelesaikan teriakannya, Emma sudah memotong.
"Diem napa sih lo, brisik tau. Nggak ada yang bakal dengerin teriakan lo kecuali Bi Minah sama gue tentunya." Emma mengatakan itu sambil ngeloyor ke lantai atas, kamarnya.
Bi Minah adalah pembantu setia keluarga mereka. Dari mereka duduk di bangku sekolah dasar sampai sekarang. Mama mereka selalu berangkat pagi pulang malam. Selain mengurus kantornya, beliau juga harus mengurus butik kebanggaannya yang ia dirikan dengan susah payah.
***
ATA'S POV
"Hoamm.. " aku beranjak dari ranjangku menuju kamar mandi dan bersiap memulai pagi ini seperti biasanya.
Aku melihat diriku di pantulan cermin sejenak, setelah merasa sudah rapi aku melangkah keluar kamar dan akan membangunkan Emma.
Sesampainya di kamar Emma aku menghembuskan nafas berat. Terlihat raut wajah kecewa disana. Pasti Emma merindukan Papa.'Em, lo nggak usah pikirin itu dulu. Sebaiknya lo mikirin masa depan lo, lupakan yang dibelakang.' batinku. Aku merasa kasihan terhadap kakak ku.
"Gue nggak mikirin apa-apa, jangan soktau. Satu lagi, gue nggak perlu dikasihani." sahut Emma seperti sudah tau apa yang aku pikirkan.Emma langsung bangkit dari kubur eh dari tempat tidur dan bergegas mandi.
AUTHOR'S POV
Ketika sampai di sekolah, Emma dan Ata berjalan menuju kelas dengan keheningan menyelimuti keduanya. Tak ada yang membuka suara. Ata pun tidak ingin membahas hal tadi pagi.
Mereka harus melewati koridor kelas 12 dan 11 untuk sampai ke kelas mereka. Saat melewati kelas 11 IPS 2, Ata yang melihat Reynan langsung menyikut Emma."Em, liat. Ada pangeran yang lagi ngeliatin putri kodok."
"Ha? Mana, mana." pandangan Emma jatuh pada cowok idamannya-Reynan, yang sedang melihat ke arahnya. Ia tidak sadar jika Ata sudah mengejeknya dengan sebutan putri kodok tadi.
"Emma!" Reynan melambaikan tangannya kepada Emma.
"Ee, ha.. Hai Kak Reynan." jawab Emma gugup sambil membalas lambaian tangan Reynan.
"Gue jangan dikacangin juga kali. Udah, ayo ah." Ata menyeret tangan Emma yang masih menatap Reynan. Mereka berlalu dari hadapan Reynan.
Di depan kelas, Emma belum menghilangkan senyum manis dari wajahnya lalu masuk dan duduk di sebelah Ata.Emma menelungkupkan wajahnya di lipatan tangannya. Memang hari ini tidak ada pr, jika ada pasti ia sedang mencontek pr Ata sekarang.
Ata dan Emma memanglah sangat berbeda. Ata seorang kutu buku tapi ia tidak terlihat seperti seorang nerd. Ia cukup gaul untuk dibilang kutu buku. Ata rajin, selalu bangun pagi, pintar masak, dan selalu mendapatkan peringkat 3 besar di kelasnya. Sedangkan Emma, pemalas, selalu bangun kesiangan, tidak bisa memasak, tapi ia termasuk siswi yang pintar di kelasnya meskipun tidak sepintar Ata.
Keadaan kelas yang berisik tiba-tiba hening ketika Pak Yana, guru fisika 10 IPA 1, memasuki kelas.
"Kok Pak Yana sih yang masuk" protes Emma yang menoleh ke arah Ata. Ia sangat membenci fisika, kimia, dan biologi. Tapi entah kenapa ia bisa masuk di kelas ipa. 'Mungkin kebetulan' pikir Emma.
"Lah emang ini jamnya dia. Lo sih kerjaannya ngelamunin Kak Reynan mulu." jawab Ata.
"Huft." Emma menghembuskan nafas kasar dan terpaksa mengikuti pelajaran dengan berat hati.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
When Zemblanity Become Serendipity
Teen FictionBukan pertama kalinya bagi seorang Emma merasakan jatuh cinta. Namun mengapa kali ini lebih rumit? Emma benar-benar merasa bahwa dirinya adalah seseorang yang paling bodoh di dunia. Ia tidak menyangka akhirnya akan seperti ini. -HIATUS ENTAH SAMPAI...