EMMA'S POV
Rasanya ingin menghabiskan sabtu ini dengan tidur. Kemarin sangat melelahkan, aku hanya mengikuti jam pelajaran sampai pukul 9 dan sampai rumah pukul 5 sore. Bahkan aku belum mandi kemarin, mengingat aku langsung ganti baju dan tidur.
Niatku untuk tidur seharian tergagalkan dengan kedatangan seseorang yang mengetuk pintu kamarku.
"Masuk." sahutku dari dalam dengan suara khas bangun tidur.
"Em, ini udah jam 8 dan kamu masih tidur? Ayo bangun, mendingan kamu ikut Ata lari pagi tadi."
"Kok Mama ada disini, Mama nggak ke kantor atau ke butik?"
"Iya, Mama berangkat agak siang. Mama capek kerja terus. Berangkat pagi pulang larut."
Sebenarnya aku kasihan pada Mama, ia bekerja terus hanya untuk melupakan masalahnya sejenak. Mama pasti sangat lelah memikirkannya.
"Udah lah Ma, nggak usah dipikirin lagi. Mending Mama istirahat." kataku yang langsung diangguki oleh Mama.
Aku melangkah menuju kamar mandi di dalam kamarku untuk membersihkan diri.AUTHOR'S POV
Emma mengambil beberapa snack dari kulkas dan membawanya ke depan tv. Emma sedang ingin menonton drama korea kesayangannya.
Cklek
Terdengar pintu dibuka oleh seseorang. Emma tau itu pasti Ata.Emma menghiraukannya dan kembali memandang tv.
"Emma lo harus cerita sama gue, lo kemaren habis diapain sama Kak Reynan sampe senyum-senyum gak jelas gitu." Ata menagih penjelasan dari Emma. Sebenarnya Emma sudah tau Ata pasti akan seperti ini.Emma langsung memandang Ata sambil senyum-senyum seperti kemarin.
'Emma pasti udah di guna-guna sama Kak Reynan.' pikir Ata.
"Gue gak di guna-guna sama Kak Reynan kok. Eh, Lo tau nggak?"
"Gak! Plis deh Em, jangan baca pikiran gue." potong Ata.
Emma berdecak kesal memandang Ata.
"Jangan di potong dulu dong! Lagian gue gak sengaja buat baca pikiran lo kok. Pikiran lo aja yang lewat." kemudian mengalirlah cerita kemarin bersama Reynan dan kawan kawan dari mulut Emma.
"Kyaa!! Gue seneng banget dengernya. Kapan ya Kak Henry nembak gue?" Ata berharap.
***
Minggu.
"Pokoknya lo harus dandan yang cantik." kata Ata semangat.
Emma mengenakan dress maroon selutut dengan make up tipis yang terlihat natural. Ia juga membuat rambutnya sedikit curly.TIN!! TIN!!
"Itu pasti Kak Reynan. Doain gue ya Ta. Semoga Kak Reynan jadi nembak gue."
"Pastinya. Udah gih berangkat, nggak enak kalo Kak Reynan nunggu kelamaan."
Emma menyemangati dirinya sendiri. Sekarang di perutnya terdapat ribuan kupu-kupu yang membuat jantungnya tidak bisa santai.
Emma keluar rumah dan mendapati Kak Reynan mengenakan kaos putih polos yang ditutupi kemeja flanel kotak kotak biru hitam dan celana jeans serta mengenakan sepatu berwarna senada.
"Wow. You're so beautifull, nggak beda sama adiknya." puji Reynan setelah memandangi Emma dari atas sampai bawah. Emma sedikit tidak mengerti kenapa Reynan juga memuji Ata, tapi ia menghiraukannya. Yang penting ia bahagia sekarang.
"Makasih."
"Yaudah yuk." Reynan membukakan pintu mobil untuk Emma. Emma pun speechless.Kecanggungan melanda Emma. Ia tidak tau harus bicara apa. Ia benar-benar kagum dengan penampilan Reynan. Emma tak tahan dengan keadaan seperti ini. Ia merutuki Reynan, kenapa Reynan tidak membuka suaranya.
"Kita mau kemana sih kak?" Emma memecahkan keheningan.
"Liat aja nanti."
***
Ata sangat bosan. Ia hanya menonton tv dengan wajah memelasnya. Ia berharap ada yang mengajaknya jalan minggu ini. Ia pun memutuskan untuk mengajak Fani. Saat ingin menghubungi Fani, tiba-tiba handpone nya bergetar. Fani.
"Halo, Fan. Baru aja gue mau nelfon lo ngajakin jalan. Si Emma lagi jalan sama Kak Reynan."
"Iya nih, gue bete banget dirumah. Lo jemput gue gih. Tapi lo nanti mesti cerita sama gue, gimana bisa Emma jalan sama Kak Reynan." suara Fani di seberang sana.
"Oke. Gue siap-siap dulu."
Tut.
Setelah memutuskan sambungan, Ata melangkahkan kakinya ke lantai atas, dimana kamarnya berada. Ia bersiap-siap dan mengambil kunci mobilnya. Ata tidak menggunakan mobil ke sekolah karena ia takut terlambat. Semakin siang pasti makin macet. Begitu pikirnya. Meskipun ia bangun pagi, ia harus menunggu Emma yang selalu kesiangan bangun.
Sampainya di rumah Fani, ia memencet klakson mobilnya. Kemudian, Fani keluar dan langsung memasuki mobil Ata.
"Mau kemana nih?" tanya Ata.
"Ke mall aja. Nonton kek, makan kek, shoping kek. Yang penting gue nggak bosen."
"Oke. Ayo berangkat."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
When Zemblanity Become Serendipity
Teen FictionBukan pertama kalinya bagi seorang Emma merasakan jatuh cinta. Namun mengapa kali ini lebih rumit? Emma benar-benar merasa bahwa dirinya adalah seseorang yang paling bodoh di dunia. Ia tidak menyangka akhirnya akan seperti ini. -HIATUS ENTAH SAMPAI...