Part 11

54 4 0
                                    

AUTHOR'S POV

Pagi ini Emma dan Ata berangkat bersama ke sekolah. Gelak tawa di atas motor Ata meriuhkan jalanan yang lumayan lengang. Mereka tidak menyangka jika kejadian kemarin malah semakin membuat mereka semakin dekat.

"Lo duluan aja ke kelas, gue mau ke toilet bentar." kata Emma sesampainya mereka di sekolah. Ata mengangguk dan berlalu meninggalkan Emma.

Emma melangkah santai di koridor yang masih sangat sepi. Mereka tadi berangkat tidak tergesa-gesa karena kebetulan Emma bisa membuka matanya sebelum pukul 5. Itu sebuah keajaiban.

Emma berbelok menuju ke kamar mandi.

"Ohh.. Elo yang namanya Emma?" satu suara mengagetkan Emma setelah ia keluar dari toilet.

Emma menoleh ke arah pemilik suara. Anak kelas sebelas. Jelas saja Emma tidak mengenalnya, karena di kalangan kelas sebelas Emma hanya mengenal Kak Reynan dan kawan-kawan. Juga Karen.

"Eh, iya kak. Kakak siapa ya?" tanya Emma sopan karna mengetahui ia adalah kakak kelasnya.

"Lo gak usah kecentilan deh jadi anak. Masih bocah aja belagu. Jauhin Karen kalo lo masih mau hidup! Satu lagi. Gue Sofia, pacar Karen." ucapnya penuh penekanan dan berlalu dengan senyum sinis di wajahnya bersama dengan dayang-dayangnya.

Emma kebingungan mendengar ucapan kakak kelasnya. Apa urusannya dengan Emma?

Tanpa pikir panjang, Emma berlalu dari kamar mandi menuju kelasnya. Emma tak sabar ingin menceritakan kejadian tadi pada Ata dan Fani.

*skip* sesampainya di kelas..

Emma duduk di sebelah Ata dan memutar pandangannya. Semua anak di kelasnya tampak sibuk belajar, ada juga yang sibuk menyalin contekan dan menyelipkannya di kantong. Tidak seperti biasanya.

"Ta, hari ini ada ulangan ya?" Emma bertanya dengan polosnya.

"Iya. Pkn, Bu Diana. Jangan bilang lo nggak tau." Ata menjawab tanpa menolehkan pandangan dari bukunya.

"Mampus.. Lo kok nggak ngasih tau gue sih, Ta? Lo masih dendam sama gue? Atau lo emang sengaja biar-" Fani memotong ucapan Emma.

"Berisik. Meskipun lo uda dikasih tau, lo nggak mungkin juga belajar. Paling lo ujung-ujungnya juga nyontek."

Ata tak menggubris Emma dan Fani. Dasar kutu buku. Jika sudah fokus pada bukunya, ia mengacuhkan sekitarnya. Kecuali jika guru sudah masuk.

"Hehe.. Lo mah udah paling bener, Fan." Emma terkikik sedangkan Fani melengos.

Tak lama kemudian, Bu Diana, guru Pkn X IPA datang sembari membawa lembaran-lembaran soal untuk bahan ulangan pagi ini.

Emma menghembuskan nafas kasar. Padahal ia berencana untuk menceritakan kejadian di kamar mandi tadi. Tetapi ia sudah dihadapkan dengan kertas ulangan yang belum ia pelajari sama sekali.

Drrrtt!!

Hp Emma bergetar menandakan ada sms masuk. Emma mengeluarkan hpnya dari saku rok dan membaca pesan yang baru saja masuk.

(Kak) Karen :
Lo udah baikan ya sama Ata?

Emma dengan lihai mengetik balasan untuk Karen.

Ngengat Bego :
Udah :)
Jangan ganggu, gue lagi ulangan.

Karen menamai kontak Emma dengan 'Ngengat Bego' karena memang menurut Karen, Emma memang bego. (Maap ya, Em :D)

Drrrt

(Kak) Karen :
Alah paling juga lo nyontek :p :p

Setelah melihat balasan dari Karen, Emma ingin membalasnya. Sayangnya eh, nggak sayang ding 😂. Apasih.

When Zemblanity Become SerendipityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang