PROLOG

829 23 1
                                    

Selamat pagi matahari, tahukah engkau telah mengurai embun kecilku? Wahai benda langit terbesar yang ku kagumi... tak terbayang bagaimana dunia terlahir tanpamu. Kekuataan sinar dan panasmu membuat kami bergantung padamu. tetapi tak bisa kah kau terbit sedikit lebih lama? Demi setetes embun kecil yang mendarat disisi- sisi daun ku. Sebagai akar dari kehidupanku, pohon besar tua yang sudah lapuk.

Matahari.. aku ingin kau tahu betapa nyamannya tubuhku akan kehadirannya. Segar, sejuk, basah dan lembap, Aku tak ingin melupakan rasa yang nyaman ini. tak sampai semalaman embun menyelimutiku, rela berbagi kesegarannya agar aku terus hidup kuat dan kokoh. Tak lepas dari kelemahan, embun ku memiliki sifat yang telalu ikhlas. Ketika kau datang dan bersinar, semua orang tersenyum dan gembira mereka semua menyambutmu, memujimu dengan untaian kata yang indah dari bibirnya.

Begitupun dengan embun ku. ketika terangnya cahayamu mulai tarpancar, embuku tersenyum, tersenyum ikhlas sambil menunggu waktu habisnya. Ia paham bahwa tugasnya akan tergantikan olehmu. Dengan tenang, perlahan embunku terurai habis karena panasmu. sedikit demi sedikit embunku... menghilang.

to be continue...

Little DewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang