HYENA

392 10 1
                                    

"(ini siapa?)"  

jari lentik coco bertanya tentang halaman ketujuh dalam album foto leo. Sedetik mata leo tak terfokus, semua memori masa lalunya terlintas begitu saja, napas nya terasa sangat berat untuk menjelaskan. Mengetahui hal ini coco segera menutup album itu dan memasukannya kembali ke lemari leo. 

"(kau tak perlu menjelaskan jika memang ada hal yang tidak boleh kuketahui)"  

Setelah mengusap bahu lebar leo, coco beranjak dari tempat duduknya. Tapi tangan kuat itu menahannya. "kakak tiri. Dia kakak tiriku hyena". 

"(hyena?)" tanya dalam pikirannya. 

" ayah sudah lama mencurigai ibu, ternyata dia memiliki anak dengan kekasih lamanya sebelum menikah dengan ayah. Sebab itu mereka bercerai" 

"(tapi kenapa kau bisa memiliki foto bersamanya?)" 

"ketika itu aku masih kecil. Ibu sering mempertemukan kami dirumah kekasih lamanya. Ibu hanya bilang bahwa aku akan memiliki teman baru yang bisa kupanggil dengan sebutan kakak. Kami sangat akrab saat itu". 

" haha mana kutahu kalau ternyata dia anak ibu dengan pria lain" lanjutnya tertawa kecil, seakan menertawakan dirinya. 

Reflek kedua tangan hangat coco melingkari tubuh leo, dia menyandarkan kepalanya tepat dititik nyaman setiap wanita. Bahunya!. 

Adegan ini berlangsung lebih dari satu menit, senyap dan sunyi malah membawa leo ke ingatan masa lalunya. Terbayang sudah wajah kakak tirinya yang memiliki kesamaan di mata mereka. Leo sangat merindukan teman kecilnya yang membantunya belajar mengendarai sepeda, yang rela dihukum ibu jika leo menangis untuk hal kecil. 

Namun semua itu buyar saat tiba-tiba ayah membuka pintu kamar leo dan coco segera melepaskan pelukannya. 

"sudah kuduga... ini sudah sangat larut, bricella ayo cepat tidur!" ayah menatap mereka sayu, mungkin ayah sudah tidur namun terbangun ketika ia sadar bahwa coco tidak dikamarnya. Coco pun beranjak dari tempat duduknya dan memeluk lengan ayah manja . 

"(maafkan aku ayaaah... )" jarinya memohon. berkali-kali ia mencoba bersikap manis tetapi, Ayah hanya menggeleng kepala dan tersenyum sambil mengantar coco menuju kekamarnya. Setelah itu ayah mencium kening coco dan menutup pintu kamar coco "selamat malam anakku".

*******

Semua gadis dikelas ku tiba-tiba dimembuka kaca riasnya dan sebagian merapihkan rambutnya. Bahkan ada yang menggunakan lip balm ketika mereka mendengar bel masuk. Mereka memang biasa anehtiap hari tapi tidak pernah hingga seaneh ini. Teman sebangku ku saja terlihat amat gugup, sudah berkali-kali dia menarik napas dalam dalam. 

"aku dengar dia lulusan dari universitas nomor 1 dinegara ini" 

"dia sangat pandai" 

" dan juga tampan...." 

"kabar yang lebih bagusnya ialah DIA MASIH SINGLE UWAAAH" 

-_- siapa sih yang sedang mereka bicarakan? Firasatku mengatakan akan ada guru baru yang mengajar matematika di kelas ini. Sepertinya tidak salah, suara ketukan langkahnya saja berbeda dari guruku yang biasanya. "selamat pagi" ucapnya ketika memasuki kelas. 

dan semua wanita dikelasku meleleh. Termasuk aku. 

Berulang kali aku bersyukur karena tuhan menciptakan makhluk setampan ini. Kulit bersih, tubuh ideal untuk ukuran lelaki, kaki yang panjang, hidung mancung, bibir seksi, dan mata.. um sepertinya aku pernah melihat mata itu. Yaa.. siapa peduli lah yang penting dia tampan. Dan yang paling utama mulai sekarang aku sangat semangat belajar matematika dikelas. 

Dia bilang namanya adalah Rexa, umurnya baru 20 tahun. ternyata dia guru pkl yang hanya magang untuk beberapa saat di sekolahku. Dan khususnya di kelasku. Dia hebat mengambil perhatian teman- teman agar serius mendengarkan penjelasannya, cara mengajarnya sangat bagus dan bersemangat. sesekali dia menceritakan cerita lucu supaya suasana tidak terlalu tegang. Banyak sekali hal positif dipikiranku tentangnya. Sampai aku tidak sadar kalau dia sedang memanggilku. Untung teman sebelahku memukul bahu ku. 

"kenapa bengong?" tanyanya sambil tersenyum. Kemudian aku berpikir. Bagaimana cara menjelaskannya dia kan guru baru teman dekatku saja masih bingung dengan bahasa tanganku apalagi dia. "iya? Ada yang mau ditanyakan? Oh iya siapa namamu?" 

"maaf pak dia tidak bisa bicara" bisik temanku yang duduk dikursi paling depan suaranya bahkan masih terdengar olehku. Terimakasih ya jadi aku tidak sulit menjelaskannya hehe. Dia mengangguk dan mengerti tetapi setelah itu dia menjentikan jari dan membuat suara dari gesekan jempol dan jari tengah. itu artinya dia ingin aku memperhatikan gerakan jarinya. Ternyata dia juga mahir berbahasa tangan. 

"(bisa kau sebutkan siapa namamu?)" arti gerakan jarinya. 

(B R I C E L L A) balasku, Dia tersenyum.

********

Tiga kali bel berbunyi adalah tanda waktu istirahat tiba. Pengalaman yang menyenangkan dijam pelajaran pertama mendorongnya untuk bercerita kepada leo. Cepat sekali langkahnya, dalam waktu sepuluh detik dia sudah sampai di kelas kekasihnya padahal ada lima kelas yang harus dilewati terlebih dahulu.  

Tapi ternyata nihil yang dia dapatkan. Leo tak ada di kelasnya temannyapun tak ada yang melihat kemana dia pergi. Dihela napas kecewanya dan ditekuk wajah mungilnya. semangatnya untuk mengadu sudah hilang semua. Dia terus menerus melihat kebawah tanpa berhenti melangkah hingga kepalanya terpentuk punggung seseorang. Punggung pak rexa ternyata.  

Sontak bricella berlari kecil ke depan pak rexa dan membungkuk memohon maaf. Tapi pak rexa seakan tak menghiraukan. Dia tetap berdiri diam ditempatnya .  

"(dia pasti marah besar)" pikir bricella. Mata pak rexa terlihat melotot dan dingin tapi arah tatapan itu bukan untuknya. Arah tatapan itu untuk orang dibelakangnya. 

"mengapa kau berada disini?" tanya seseorang yang ditatap pak rexa, tentu saja dia mengenali suara itu. Tak salah lagi dugaannya, itu Leo.  

Reflek bricella menghampiri leo dan memeluk lengannya. Sekarang dia sadar dimana dia pernah melihat mata indah pak rexa. Ternyata pak rexa adalah si Hyena. Saudara tiri leo.  

Sekarang arah matanya sudah berubah melihat bricella. Dia tetap diam dan tiba-tiba menunjuk bricella "tanyakan pada pacarmu mengapa aku berada disini" ucapnya. Tatapan sinis itu kembali dilemparkan kepada leo kemudian dia membalik tubuhnya dan pergi. 

"coco apa yang dia lakukan disini?" pertanyaan yang masih sama diajukan kepada bricella 

"(dia guru matematika dikelasku, hanya sementara saja. jangan khawatir)"

Little DewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang