DUA

193 6 1
                                    

*******************************

slurp

ahh

hangat

cukup menenangkan,

aroma segelas kopi di genggaman rasanya meringankan beban pikiranku, kalau dipikir-pikir sebenarnya ini bukan beban dipikiran, hanya saja konsentrasiku selalu terganggu karena bayangan masa laluku sering terbesit. tapi malam ini entah mengapa aku jadi terbawa arus angin yang menghempasku kepada lamunan kosong.

suara hembusan angin malam ini begitu tenang setenang helaan napasnya saat tertidur, yang bahkan bisa kudengar karna sunyinya malam ini.

-FLASHBACK-

"tidak! aku tidak akan pergi ke panti asuhan! aku bukan anak yatim maupun piatu! kau masih hidup, ibupun masih hidup! kenapa kalian ingin mengabaikanku? kenapaaaa???"

"apa? hahaa??? memangnya kau pikir aku mau hidup denganmu hah? TIDAK! aku tidak mau hidupku terbebani oleh anak bodoh sepertimu! lihat ibumu hah! dia lebih memilih suaminya dari pada aku! dia pikir suaminya orang hebat? dia pikir aku tidak lebih baik dari suaminya? dasar pelacur! ibumu hanya mencari uang!!! ia hanya mengincar harta! apa sekarang kau pikir dia peduli denganmu? hahaha.. coba kau lihat sekarang, sekarang dia menitipkan anaknya yang tidak berguna ini padaku. KURANG AJAARR!!"

"CUKUP!! BERANNINYA KAU MENGHINA IBUKU! SEKARANG AKU MENGERTI MENGAPA IBU MENINGGALKANMU! BENARR KAU SANGAT JAUH BERBEDA DENGAN SUAMINYA, APA KAU TIDAK MELIHAT DIRIMU SEKARANG? SUNGGUHH KAU HANYA SEORANG PECUNDANG!"

PLETAK!

pukulan keras mendarat dibelakang kepalaku, sakit sekali.

sudah bertahun-tahun aku menahan semua pukulannya, tidak! aku sudah muak dengan semua ini! kulemparkan dengan kencang bola kasti  pejal disebelahku kearahnya, tak kusangka ternyata tepat sasaran mengenai wajahnya, darah mengalir dari lubang hidungnya. sayangnya bola kasti yang kulemparkan dibalas dengan pukulan kastinya. menghantam kepalaku, pening...  kepalaku sangat sakit... dan semuanya buyar.. lalu aku sudah tidak tahu lagi apa yang terjadi, yang ku tahu ketika aku membuka mataku aku sudah berada di sebuah panti asuhan

keadaan tidak membaik ketika aku berada di panti asuhan, banyak yang membicarakanku karna kedatanganku yang mendadak dan tidak diketahui dari mana asalnya.

aku benci dengan semua orang...

 tapi semua orang lebih membenciku.

banyak anak laki-laki disana yang lebih tua dariku dan mereka bergerombol, berlagak sok jagoan, senang sekali  menjahili teman-teman wanita dan  selalu mengejekku, mereka mengatakan bahwa aku lemah, aku banci, aku psikopat karna aku tidak memiliki teman disana.

kami sering sekali terlibat perkelahian hebat, sampai semua bibi pengasuh kewalahan melerai kami. Dan aku yang selalu menjadi tersangkanya.

duniaku penuh dengan kebencian selama beberapa tahun, hingga suatu hari

seorang wanita datang mencariku di panti asuhan. bibi pengasuh bilang dia adalah ibuku.

iya. dia ibuku. aku sudah bisa mengenalinya dari jauh ketika ia membawa payungnya sambil berlari ke pintu masuk panti asuhan.

cukup lama ibu memandangiku. tapi aku enggan melihatnya.

keheningan diantara kami terpecah saat ibu mulai melangkah mendekatiku.

"kau.... baik baik saja?" aku tahu dia menatapi semua luka dan memar diwajahku bekas perkelahian kemarin. "Rexa..."

"mengapa kau kesini? mengapa kau mencariku setelah kau membuangku!!?" aku menatap tajam kearah ibu, ibu melihatku, matanya membulat terkejut mungkin teriakanku membuatnya merasa seperti tidak sedang melihat anaknya didepannya. ibu terdiam, ia mengambil napas berat berkali-kali seakan sulit mengambi keputusan untuk berbicara.  tapi relahan, dalam tunduknya ibu bersuara

Little DewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang