Prolog

1.7K 95 6
                                    

London, 2007

Hujan turun yang begitu deras membuat kota mati ini terasa semakin mencekam.Angin malam yang berhembus juga menemani suasana tersebut.

Namun kota ini tidak benar-benar mati,kan? Pasti masih ada beberapa makhluk bernyawa dan tak bernyawa yang tinggal.

Apalagi,untuk seorang pembunuh bayaran yang sedang bersiap untuk menerkam mangsanya.

"Tolong bantu aku.Aku ingin anda mengakhiri orang ini.Aku benar-benar sudah tidak tahan lagi.."Ucap seorang wanita sambil memberikan selembar foto.

"Kapan aku harus melakukannya?"

"Kalau bisa secepatnya.Ini,ada beberapa keping pound untuk anda."

Sepasang manik bewarna coklat terang itu menatap kantung berisi kepingan perak dengan sesaat,kemudian memalingkannya pada sang wanita.

"Kau akan tidur dengan tenang hari ini,nona."Senyumnya yang begitu menggoda namun terkesan licik mengembang di wajah sang pembunuh itu.

"Nah,mari kita selesaikan ini dan kemudian minum beberapa wine."Sang monster pembunuh itu mulai mengeluarkan pisaunya kemudian mengusapnya pelan dengan rasa bangga.

Hingga akhirnya terdengar suara derap langkah tak karuan dari arah kanan.Dari tempat duduknya,ia bisa melihat seorang pria berumur sekitar 20 dalam kondisi mabuk berat mencoba untuk pergi kesuatu tempat.

"Oh,tuan.Biasakah aku membantumu?"

Game start!

"T-tidak terima kasih.Aku harus pergi menemui pacarku."Tolak pria mabuk itu

"Tapi kau terlihat dalam keadaan yang tidak baik,tuan.Kau hanya akan membuat pacarmu merasa tak nyaman jika anda dalam keadaan seperti ini.Ah,benar.Kalau mau,kau boleh minum teh hangat dulu di tempatku.Bagaimana?"

"Apa yang kau inginkan? Sudah kubilang aku harus segera pergi!"Pria itu mulai kesal.

"Hanya secangkir teh hangat.Aku juga akan memberitahumu cara agar pacarmu itu tidak marah padamu lagi."

"B-bagaimana kau tahu kalau aku sedang bertengkar dengan pacarku?"

Senyuman lebar itu kembali terukir, "Jadi? Mau bergabung?"

Masih dalam keadaan setengah sadar,pria itu mengangguk pelan.

Memang seekor monster sangat pandai dalam membujuk mangsanya.Kini hatinya pasti sedang berpesta karena berhasil mendapatkan apa yang dia mau.

"Tempat apa ini?"Tanya pria mabuk itu.

Ia dibawa ke sebuah apartement kosong yang sudah lama tak ditinggali siapapun.

"Tempatku tinggal,untuk sementara ini."Pria iblis itu mulai mengambil cangkir porselen bewarna putih terang dengan logo dua bilah pedang bersilangan di bawahnya dan menuangkan air hangat kedalamnya.

"Sebenarnya siapa kau ini?"Pria itu sudah mulai bangun dari mabuknya.Itu artinya,sang pembunuh tidak boleh membuang banyak waktu,kan?

"Aku hanya warga biasa yang masih ingin tinggal di kota mati ini."Ia menyuguhkan tamunya itu secangkir teh yang baru ia buat tadi.

"Mana ada orang yang mau tinggal disini.Lagipula ini lebih tepat disebut sebagai tempat untuk membunuh seseorang."

Senyum jahat itu pun muncul sebagai tanda dirinya sudah tak sabar lagi, "Kau benar,tuan.Itu lah kenapa kau ada disini."

Tanpa permisi,monster berwujud manusia itu mengangkat dagu sang korban dan membuat lehernya terbuka lebar.Dengan anggun,ia mulai membuat sebuah tanda belahan di leher mangsanya.

Cairan bewarna merah pun tersembur keluar dengan indahnya dan menghiasi meja kayu tua dan cangkir poselen di depannya.

Dirasa korban sudah tak bergerak lagi,monster itu mengambil sapu tangan dari balik jas mayat itu dan menggunakannya untuk menyeka noda merah di senjatanya.

"Kau tau,sebenarnya kau beruntung,tuan.Karena aku bukanlah psikopat."Ia membuang sapu tangan itu tepat menutupi wajah manusia malang yang sudah tak bernyawa itu.

"Kalau iya.Kau tidak akan mati sekarang."

Senyuman lebar nan licik itu lagi-lagi menghiasi wajahnya.Ia memang menawan dan tak akan ada seorang pun yang menolaknya.Tapi dibalik semua itu,kau hanya akan menemukan ajalmu yang begitu dekat di depanmu.

Begitu dekat, Hingga kau tak akan bisa lari kemana pun lagi.Apalagi untuk mengucapkan,

"Selamat tinggal..."

***

Ultimum Vale [GDragon] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang