Quindecim

303 39 7
                                    

(Lee Seungri Side)

Aku menunggu Mino sambil meminum teh hangat yang di sediakan oleh Irene. Aku masih penasaran dengan inti dari kasus ini. Siapa dalang dibalik semua ini?

"Oh, kau mengubah warna rambutmu?" Aku mendengar suara Mino seraya dirinya berjalan kemari.

"Ah..ya. aku membutuhkan suasana baru," aku merapihkan rambut hitam kecoklatanku.

"Itu cocok untukmu." Mino mengangguk.

Aku tersenyum, "Ah iya. Aku tidak sabar dengan kelanjutan kasus ini."

"Oh ya, aku baru dapat petunjuk lain." Mino mengambil sesuatu di laci desk nya. Kemudian memberikannya padaku.

"Ini, aku sepertinya melihat dia sedang pergi ke toko swalayan. Bersama seseorang."

Aku melihat foto yang Mino berikan, terlihat seorang gadis berambut pirang dengan kacamata bulat yang dia pakai. Dan bersama dengan seseorang yang ku kenal. Kwon Jiyong.

"Jiyong hyung?" Kataku pelan.

Mino terkejut, "Kau mengenal frater- maksudku, Jiyong?"

"Iya, aku kenal dengannya. Dan kami membicarakan kasus ini juga bersama."

"Oh ya? Apa saja yang dia tau?"

"Hm.. entahlah. Kami kurang membicarakannya secara rinci."

Mino terlihat banyak memikirkan sesuatu di kepalanya. Hingga seseorang menekan bel rumahnya.

"Biar aku saja." Ucap Irene yang kemudian pergi keluar untuk mengecek siapa yang datang.

"Kau kenal Jiyong juga?" Tanyaku.

Mino menatapku lalu mengangguk, "Kami punya hubungan darah."

Aku sangat terkejut dengan ucapan Mino tadi. "Serius?"

Mino mengangguk mantap.

"Astaga. Takdir apa ini?" Aku tertawa tak percaya.

"Hun, ini ada sesuatu untukmu. Koper ini berat sekali." Ucap Irene yang baru masuk.

"Koper? Dari siapa?" Mino membantu istrinya mengambil koper itu.

"Pria yang pernah ku temui di hotel kemarin. Tapi dia menolak untuk mampir." Jawab Irene.

"Pria? Yang kau bilang kemarin?" Tanya Mino.

"Iya. Benar juga, dia sedikit mirip denganmu."

Mino mengernyitkan dahi lalu segera membawa koper itu.

"Kau butuh bantuan?" Tanyaku yang melihat Mino sedikit kerepotan.

"Owh, ini sedikit berat. Aku penasaran apa isinya." Mino menyimpan koper itu di depanku dan mulai membuka risletingnya.

Betapa terkejutnya kami dengan isi dari koper itu. Yaitu seorang mayat gadis yang baru kami bicarakan tadi. Perutnya terbuka lebar. Posisinya yang menekuk agar masuk ke dalam koper itu membuat isi perutnya sedikit berceceran keluar.

"Irene!!" Teriak Mino ketika sadar kalau istrinya juga melihat pemandangan ini.

Irene berdiri kaku di tempatnya. Tatapannya terlihat kosong dan bibirnya tampak bergemetar hebat. Sangat terlihat kalau dia terlihat trauma.

Mino segera memeluk istrinya itu dan mencoba menenangkannya. Hingga akhirnya Irene pingsan.

"Seungri-ssi, tolong urus mayat itu dulu." Mino menggendong istrinya itu dan pergi ke salah satu ruangan.

Aku mencoba untuk tenang dan kembali melirik isi koper itu.

"Ah sial. Aku hampir muntah." Aku mengambil sarung tangan di ranselku untuk memeriksa mayat itu.

Dia benar benar gadis di foto itu. Bersama Jiyong.

Bagaimana nasib Jiyong sekarang?

Pembunuhan ini begitu hebat. Bahkan bau amis mayat ini tidak terlalu menyengat dan mayat ini belum kaku dengan sempurna.

Luka di perutnya tidak terlihat tersentuh pisau. Apa yang dia pakai?

"Bagaimana?" Tanya Mino.

"Mengerikan. Robekan perut ini tidak pakai pisau." Aku mencoba memeriksa tubuh yang lain.

"Apa ini akhir dari pembunuh peaceminusone?" Tanya Mino.

Aku menggeleng ngeri, "Sepertinya kita salah target."

"Maksudmu?"

"Ini," aku memperlihatkan lengannya dengan luka sayatan peaceminusone.

Mino terlihat kesal dan menggaruk rambutnya kasar.

Aku tidak ingin berpendapat. Tapi kenapa aku merasa kalau semua ini ulah..

"Kwon Jiyong."

"Eh?" Aku terkejut.

"Satu satunya orang yang ku curigai adalah Kwon Jiyong."

"Tidak mungkin. Bagaimana bisa dia-"

"Kau tidak tau siapa dia, Seungri-ssi." Mino memotong ucapanku.

"Bukankah dia saudaramu?" Tanyaku.

"Ya. Dia saudaraku. Yang tanpa segan membunuhku begitu saja."

Kejutan apa lagi ini?

"Membunuh?"

Mino membuka t-shirt nya dan memperlihatkan luka jahitan di perut yang lumayan panjang.

"Dia membunuhku dan mengambil ginjalku."

"Ginjal?" Benar juga. Letak luka itu pas dengan tempat ginjal.

"Kita harus kirim ini ke tim forensik. Setelah itu mencari Jiyong. Kita tidak punya banyak waktu." Mino memakai jaketnya dengan terburu buru.

Aku juga melakukan hal yang sama dan merapihkan koper itu. Tapi aku masih tak bisa percaya. Bagaimana bisa Kwon Jiyong pelaku dari pembunuhan ini?

.

.

.

(Kwon Jiyong Side)

Aku menghirup aroma angin yang berhembus di musim dingin ini. Begitu segar dan memuaskan hati.

"Catch me if you can, detective."

***

Ultimum Vale [GDragon] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang