"Kau pulang larut lagi,Jiyong?"
"M-maaf, aku—"
"SIAPA YANG MENYURUHMU BICARA! DASAR ANAK NAKAL!! MALAM INI KAU TIDUR DI JERUJI LAGI!"
"Tidak! Mama! Maaf,Jiyong salah! Jiyong mau tidar dengan mama!"
"MASUK CEPAT!"
"Mama!!"
"Ma—"
"Hei? Kau sudah sadar?"
Suara siapa?
Aku membuka kelopak mataku dan melihat ruangan yang asing di mataku.
"D-dimana..?"
"Dirumah ku! Kau mabuk tadi.Aku tidak tau dimana kau tinggal.Jadi aku membawamu kemari."Ucapnya.Itu Seungri.
Aku segera bangkit, "Apa aku merepotkanmu?"
"Ayolah,jangan begitu!"Ia memukul punggungku pelan kemudian bangkit dari sofa, "Mau ku buatkan minum? Teh,kopi,atau coklat hangat?"
"Kopi saja.."
"Okay!"
Dia pun pergi kedapur dan membiarkanku sendirian di ruang tengah.
Aku kembali mengingat mimpiku tadi.Mimpi yang tidak ingin ku ingat kembali.
"Cih,Maaf apanya.."Kataku pelan.
Kemudian aku tak sengaja melihat meja kecil di sebelah sofa yang ku duduki.
Aku melihat ada sebuah sticky note kecil yang bertuliskan, 'Han Yoojin(24) Jalan G-Y. 15 Januari 09:30PM'
Tanggal yang tertera untuk besok.Sebenarnya apa maksudnya itu?
Lalu aku melihat lagi sebuah foto kecil berfigura.Foto itu memperlihatkan Seorang pria paruh baya dan anak kecil yang di gendongnya.
Ada juga seorang gadis kecil yang memeluk kaki pria itu.Sepertinya aku kenal wajahnya.Tapi siapa?
"Maaf menunggu lama!"
Aku segera menolah ke arahnya dan tersenyum.
"Terimakasih."
"Sudah kubilang jangan sungkan."Ia tertawa.Aku pun meminum kopi itu.
"Jiyong-ssi apa kau bermimpi buruk tadi?"
"Hah? kenapa?"
"Hm,kau begitu banyak mengigau dan,yah seperti meminta tolong."
"Oh ya? Apa yang ku katakan?"
"Entahlah,hanya terdengar 'ma' 'ji' ..dan beberapa kata yang lain."
Aku tertawa kecil, "Itu memalukan."
"Tidak papa! Tapi kau baik-baik saja,kan?"
Aku mengangguk, "Sangat."
"Bagus lah kalau begitu."Ia mengangguk sambil tertawa.
"Oh ya? Boleh aku mengenalmu lebih dekat lagi? Aku suka orang sepertimu."
Tanpa sengaja aku tersenyum, "Hm,"Aku mengangguk.
"Berapa umurmu? Dimana kau bekerja sekarang? Harus kah aku beritahu tentangku juga ya? Ah, baiklah.Kita ulang dari awal!"Dia terlihat begitu bersemangat,
"Namaku Lee Seungri,umur 28,sekarang aku pemilik Sekolah tari dan teater V Academy.Dan...dan apalagi ya..Oh,aku masih lajang dan hobiku saat ini mencari tahu tentang kasus Peaceminusone hingga aku menemukan pelakunya."
Aku tersenyum mendengarnya,apalagi tentang kasus favorit nya itu.
"Giliranku?"Aku membetulkan posisi duduk,
"Kwon Jiyong,umur 30..."
"Eh?! 30?!"Dia memotong. "Astaga,maafkan aku,aku akan memanggilmu,hyung mulai saat ini.Silahkan lanjutkan!"
"Ah,ya.Aku belum punya pekerjaan dan hobiku mungkin memasak."
Pekerjaanku memberi seseorang pelajaran dan hobiku menyayat semua bagian tubuhnya.
"Kau belum punya pekerjaan? Hei,aku tau restoran yang sedang mencari koki.Kau bilang kau hobi memasak ,kan?"
"Itu tidak perlu.Aku masih bisa membiayai kebutuhanku untuk waktu yang cukup lama."
"Benarkah? Yakin tidak mau?"
"Hm,aku akan pertimbangkan nanti kalau aku memang membutuhkannya."
Dia mengangguk.
"Sepertinya aku harus pulang.Ini sudah larut."
"Ah,benar.Biar aku antar,hyung!"
"Tidak perlu.Aku sendiri saja!"Aku tersenyum.
"Baiklah.Terima kasih sudah mampir!"
"Harusnya aku yang berterima kasih,bodoh."Aku tertawa kemudian segera pergi.
Seungri, 28 ,pemilik sekolah ,Akhirnya aku bisa mengetahui tentangnya.Semakin membuatku bersemangat untuk mengenalnya lebih dalam.
Saat melewati jalan kecil,aku mendengar suara wanita yang berteriak dan marah.Rasa penasaranku membawaku ke asal suara.
"Kau tidak mendapat nilai yang bagus lagi?!! Untuk apa semua uang ku hamburkan untuk menyekolahkanmu jika kau tetap seperti ini!!"Teriak suara melengkinnya yang di semburkan pada anaknya.
"M-maafkan aku.Aku akan lebih banyak belajar lagi.."
"M-maaf, aku—"
Hoo..menarik.
"Maaf?! Lebih banyak belajar?! Kau terus bilang seperti itu tapi lihat yang kau dapat!!! Sampah apa ini?!!"
"Oops,permisi ahjumma."Aku mulai ikut campur.
"S-siapa?"Wanita itu tersentak.
Deja vu!
"Anda tidak harus memarahi anakmu seperti ini."Kataku sambile menepuk ujung kepala anak itu pelan.
"J-jangan ikut campur urusan kami."Kesal wanita itu.
"Maaf ya,tapi itu sudah jadi kebiasaanku.Apalagi targetnya tepat sekali."Aku berjalan mendekati wanita itu perlahan sambil mengeluarkan sesuatu dari kantung jaketku.
"A-apa! Apa yang kau lakukan?!!"Panik wanita itu.
"A-ahjussi..Apa yang kau lakukan?"Terdengar suara gemetar dari anak itu.
Aku menoleh sambil menyunggingkan senyum.
"Mau mengucapkan selamat tinggal?"
"Eh?"Mata anak itu membulat ketika cairan merah mulai menyembur dari leher wanita itu.
Setelah wanita itu tumbang,aku pun berlutut dan menggambar sesuatu di lengannya.
"Aku senang kau tidak menghentikanku."Ucapku pelan masih bermain dengan kulit mayat itu,
"Dan aku tau kau juga ingin melakukan ini ,kan? Hanya saja kau terlalu takut dengan hukum."
Anak itu tersentak.Ah,dia orang yang tak bisa berbohong.
Aku bangkit setelah selesai dengan mahakarya ku dan mendekati anak itu sambil melepas jaket.
"Sebagai terima kasih kau mau bekerja sama denganku,kan?"Bisikku.
Masih dengan tubuh yang gemetar,ia mengangguk pelan.
Aku tersenyum sambil menyelimuti bahunya dengan jaketku tadi.Kemudian pergi meninggalkannya yang masih terpaku dengan mayat ibunya.
"Selamat tinggal.."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Ultimum Vale [GDragon] ✔
FanfictionMATURE CONTENT 18++ Mohon kebijaksanaannya dalam membaca. [Genre : Thriller, Mystery] Selamat Tinggal. Kini kata itu akan menjadi kata terakhir yang keluar dari mulut mu. started : 220317