Duodecim

285 42 11
                                    

"Frater..kita mau kemana? Mama akan khawatir." Ucap Minho yang gelisah ketika ku bawa dia berkunjung ke tempat tinggal ayah.

"Hanya sebentar! Kau tidak rindu pada ayah memangnya?" Jawabku yang saat itu berumur 12.

"Tapi..mama bilang ayah itu.."

Aku menghentikan langkahku dan menoleh ke arah adik yang berbeda 5 tahun dariku itu.

"Hei Minho. Mau sampai kapan kau bilang ayah jahat? Ayah tidak jahat. Mama hanya belum pernah bertemu dengan Ayah lagi. Ayah sangat baik padaku." Jelasku.

"T-tapi frater..aku takut. Kenapa kita pergi ke hutan??"

"Ayah ada di gubuk itu! Ayo!"

Aku terus memaksa Minho unyuk ikut denganku bergi ke tempat ayah tinggal.

Hingga akhirnya kamu sampai di sebuah rumah kecil yang berada di tengah hutan.Aku membawa Minho masuk dan kami berdua bertemu dengan sosok pria yang sangat ku kagumi. Yang ku sebut sebagai ayah.

"Ayah! Aku membawa Minho!!"Ucapku girang.

Ayah yang saat itu sedang meminum segelas kopi panas si depan perapian dengan antusias mendekati kami.

"Minho! Astaga sudah lama aku tidak melihatmu nak."Ucap ayah sambil memeluk Minho.

Minho terlihat begitu kebingungan dan sedikit takut namun ia tetap menikmati hangatnya pelukan ayah.

"Ayah tidak jahat Minho..Sudah kubilang ayah tidak jahat."Ucapku.

"Siapa yang bilang aku jahat? Minho, Kau bilang aku jahat?"Ayah melepas pelukannya dan menepuk pundak Minho.

"I-itu..Mama.." Minho begitu gugup.

"Tidak, Mama hanya bergurau."Ayah tersenyum sambil mengelus rambut Minho.

"Ayah, Kau punya mainan lagi?"Tanyaku bersemangat.

"Tentu saja! Minho kau mau ikut bermain?"Tanya ayah.

"Bermain?"

"Ikut saja! ini mengasikan!!"Seru ku dengan bersemangat.

Setelah menerima anggukan dari Minho, kami pergi ke ruangan bawah tanah milik ayah. Menghirup aromanya saja membuatku semakin bersemangat.

Namun tidak untuk Minho. Dia merasa mual setelah menghirup aromanya itu dan meminta untuk keluar. Tapi aku memaksanya untuk tetap ikut.

"Selamat datang di tempat bermain kami, Minho!!"Teriakku setelah kami sampai di sebuah tempat seperti tempat eksekusi.

Bukannya senang, Minho segera memuntahkan isi perutmya dan menangis. Dia juga merengek ingin kembali ke Mama.

Kenapa?

Padahal seorang wanita yang sudah tak utuh di depan kami itu begitu indah. Aku sudah meluruskan sesuatu yang bengkok di tubuhnya, membuang sesuatu yang tak perlu, dan menggambar sesuatu di tubuhnya bersama ayah. Itu semua mengasikan.

"Mama benar..kalian jahat..."Isak Minho dan segera pergi dari tempat ini.

"Ayah tidak jahat..."Isakku.

Ayah memelukku dan mengusap punggungku.

"Kau tau apa yang harus kau lakukan nak.."Ucap ayahku pelan.

Aku begitu paham dengan maksudnya tadi.

"Kembali lah temui Mama..jangan buat dia khawatir. Nanti kita bermain lagi."Ayah menyeka airmataku dan tersenyum.

Itu membuat hatiku lega dan aku ikut tersenyum.

Aku pun pergi dari tempat ayah dan pergi menyusul Minho. Aku tau dia pasti tersesat di hutan ini.

"Minho!!! Minho Kwon!!"Teriakku di hutan itu.

Aku pun melihat sesuatu yang bergerak di semak semak arah jarum jam 8 dan membuatku mendekatinya.

Benar, itu Minho.

"Minho! Kenapa kau pergi?"Aku mendekati Minho.

"Aku takut...jangan dekat dekat..."

"Kau yang jahat Minho..Ayah tidak jahat..kau yang jahat."

"Kasian wanita itu...kau apakan wanita itu tadi..?"

"Dia berbuat dosa..jadi aku dan ayah meluruskan sesuatu yang bengkok pada tubuhnya. Dan membuang yang tidak perlu."

"Kau membunuhnya frater!!"Teriak Minho.

"Iya..aku membunuhnya..kenapa?"Tanyaku masih dengan wajah polos ku.

"Itu artinya kau jahat!"

Sudah..

cukup...

Kenapa kau terus menyebutku jahat?

"Minho.."Panggilku pelan.

Minho menganggkat wajahnya untuk melihat mataku.

"Aku tidak jahat..."Sambungku.

.

.

Aku sampai di rumah Mama. Tapi Aku tak bisa melihat mama dimanapun.

"Minho-ya..Maaf ya mama tidak ada disini. Jadi aku tinggalkan kau di sini saja.."

Aku menyimpan tubuh Minho di sofa ruang tamu dan meninggalkannya begitu saja dengan lubang bekas hunusan pisau di perutnya.

***

Ultimum Vale [GDragon] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang