(Lee Seungri Side)
Aku terus menatap foto gadis pelaku pembunuhan peaceminusone dari detektif bernama Mino itu di ruangan kerjaku.
Aku tak pernah mengira kalau perbuatan keji dan tak manusiawi itu dilakukan oleh gadis berwajah polos seperti ini.Terus melihat wajahnya saja membuatku semakin tak percaya kalau itu semua perbuatannya.
"Permisi.."
Suara seseorang yang datang membuyarkan lamunanku dan menyimpan foto itu kemudian menyuruh orang itu masuk.
"Ini data siswa yang baru mendaftar disini."Katanya sambil memberikan beberapa kertas padaku.
"Terimakasih. Kau boleh kembali."Jawabku.
Tapi bukannya pergi, salah satu guru di sekolahku ini tetap diam di tempatnya dan menatapku.
"Apa?"Tanyaku.
"Anda begitu serius dengan foto itu hingga mengabaikan ketukan pintuku tadi."
"Oh,"aku melirik foto itu kemudian kembali menoleh pada orang di depanku, "ya ini sedikit urusan yang ingin ku selesaikan"
"Begitu ya? Tapi jangan terlalu memaksakan dirimu. Kau terlihat berbeda dari biasanya akhir-akhir ini."
Aku tersenyum, "Baiklah, terimakasih banyak."
"Kalau begitu aku permisi."
Aku mengangguk dan mulai memeriksa data-data itu.Kemudian berhenti di salah satu data seorang anak perempuan yang menjadi murid baru disini.
"Tunggu sebentar lagi, aku akan menyelesaikan kasus ini untukmu."Kataku pelan.
Tapi gadis pelaku pembunuhan ini, rasanya aku pernah melihatnya di suatu tempat.
--
(Kwon Jiyong Side)
"Kau yang membunuh Jennie, kan?"
Kata-kata itu seakan menusuk diriku begitu dalam. Bagaimana dia bisa tau?
"Apa maksudmu?"
Aku tidak boleh lengah.
"Aku tau semuanya,Jiyong. Bahkan aku menyaksikan semuanya. Bagaimana kau membunuh pria mabuk di kota mati daerah perbatasan, membunuh ibu dan anak pengemis, dan Jennie."
Spontan aku mencekik leher Cloe dan membenturkan punggungnya pada tembok. Ia mencoba melepasnya dengan senyuman arogannya.
"I know you'll try to kill me like this."Ucap Cloe yang kemudian menendang perutku begitu keras hingga membuat ku tersungkur.
"Fiuh..aku hampir mati.."Cloe mengusap lehernya kemudian mendekatiku yang berlutut sambil menahan sakit.
"Tolong biarkan aku ada di sisimu."
Kata-kata itu sedikit mengejutkanku. Aku mengangkat daguku untuk bisa melihat wajahnya.
"Aku menyukaimu saat pertama kali kita bertemu. Kau begitu menawan dan baik. Setiap kata kata yang kau keluarkan membuatku terpesona. Caramu melihatku membuatku ingin terus berada di dekatmu." Cloe terus berbicara sambil tersenyum padaku.
"Tapi tiba-tiba perempuan itu datang dan menjadi lebih dekat denganmu. Aku tau kalian sering bermain setiap malam bahkan di belakang restoran ketika ada kesempatan kan? Itu membuatku sakit hati."
"Cloe, Kau- "
"Ya, aku sengaja memancing mancing dengan menyebut Jennie sebagai pembunuh. Aku hanya ingin lihat reaksimu dan karna aku juga membencinya."
"Apa maksudmu ini.."
"Aku yang harusnya bertanya itu padamu. Aku tau kau mencintainya tapi kau yang malah membunuhnya. Harusnya itu bagianku, harusnya aku yang membunuhnya, bukan kau. Hanya karna dia menyaksikanmu membunuh seseorang- tidak, bahkan dua orang. Kau bukan lagi manusia. Dan aku tau, kau pasti masih menyimpan bola mata Jennie kan?"
Aku menunduk, "Enough, Cloe. I need a rest."
Cloe menghembuskan nafasnya, "Itulah kenapa aku mengikutimu kemari. Aku ingin bersamamu. Menjadi seorang buronan bersamamu."
Cloe kemudian memelukku. Aku menutup mataku pada bahunya. Menikmati kehangatan pelukannya untuk beberapa saat agar aku bisa merasa lebih baik.
Aku merindukan pelukan ini. Pelukan yang mirip dengan pelukan seorang ibu pada anaknya.
Aku benar benar merindukannya.
"Kalau begitu,"Aku melepas pelukan Cloe dan menggenggam bahunya, "Bantu aku membunuh kembali orang yang seharusnya sudah mati di tanganku."
"Anything."Jawabnya sambil tersenyum.
Cloe kemudian mencium bibirku dalam. Aku menikmati setiap lumatan yang di berikannya. Aku sendiri tidak tinggal diam dan membalas permainan lidahnya.
Sambil bermain dengan yang ada dalam mulutnya, aku kembali mengingat ketika aku bertemu orang itu,
"Oh ya, apa kita pernah saling mengenal?"
"Hah? Entahlah? Sepertinya ini yang pertama kali kita bertemu."
"Oh ya? Kalau begitu maaf mengganggu,frater."
Sontak aku membulatkan mataku dan menoleh kearah orang itu yang sudah pergi lumayan jauh.
"Seharusnya dia sudah mati,kan?"
***
![](https://img.wattpad.com/cover/103469461-288-k621971.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ultimum Vale [GDragon] ✔
FanfictionMATURE CONTENT 18++ Mohon kebijaksanaannya dalam membaca. [Genre : Thriller, Mystery] Selamat Tinggal. Kini kata itu akan menjadi kata terakhir yang keluar dari mulut mu. started : 220317