Prolog

1.9K 130 3
                                    

"Ayo kita bertaruh," ucapnya demikian. "Sebagai ganti rasa sakit yang kau rasakan. Dan biar pun kau mengalaminya, lagi dan lagi.. aku akan berhenti."

Kuku-kuku itu saling mencengkeram. Perasaannya kian membuncah kala pandangan mereka bertemu dalam kesunyian yang muram. Gadis itu tidak lagi menunduk. Dia mengangkat wajah menunjukkan mata nanar.

Omong kosong, batin sang Laki-laki.

Dia tidak akan tahu bagaimana rasanya segala sesuatu diambil seluruhnya darimu. Apa yang dia tahu? Kenapa dia bersikeras menyelamatkan orang yang tidak akan kembali karena kebenciannya yang terlalu pekat? Gadis itu menyia-nyiakan waktunya. Mereka tidak akan berlanjut lebih dari ini.

Si Gadis lalu ditinggal sendirian. Dia menunduk, menerima kalau tengah diremehkan. Saat ketika tubuhnya bergerak sempoyongan keluar dari gedung apartemen, batinnya terus-terusan mengulang kalimat yang sama.

Aku tidak sedang main-main..

Dan ketika jari-jarinya akan hancur, setidaknya itulah awal di mana tangan mereka akan saling menggenggam erat.

Amarella [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang