.
.
.
.
.
.
.
.
"Is,ibu cuma mau bilang makasih karena kamu udah terima ibu sebagai ibu kamu" Rara mengusap puncak kepala fariz yang masih terlelap,matanya menatap intens setiap lekuk dari wajah putranya,kemudian bibirnya melengkung dengan manis"Ibu janji bakalan jadi ibu yang baik dengan kerja yang halal" lanjut rara lagi,ia menundukan wajahnya mencium tepat dikening milik fariz lalu bangkit pergi keluar dari kamar putranya
"Aku seneng ibu ngomong gitu" ucap fariz tibatiba,sontak menghentikan langkah rara,wanita itu lalu memutar tubuhnya menangkap putranya yang entah sejak kapan sudah mengubah posisinya menjadi duduk sambil tersenyum,rara masih bungkam
"Ibu gamau peluk fariz?" fariz melebarkan lengannya,membuat rara menghela nafas seraya pergi menuju kearah fariz, dengan cepat mereka berpelukan tulus dari hati
Setetes bulir air mata turun dari kelopak mata rara membasahi bahu fariz yang sedang ia rengkuh
"Aku juga sayang sama ibu" balas fariz,ia mengeratkan pelukan yang beberapa tahun belakangan ini tak pernah ia rasakan
"Maafin kesalahan ibu selama ini fariz,ibu janji bakalan bahagiain kamu" bahu rara terus bergetar seiring dengan isakan tangisnya yang pecah membuat fariz mengusap bahu ibunya lembut
"Maafin fariz juga ya" ucap fariz,pria itu lalu melepaskan pelukannya,menatap manik ibunya yang memerah,lalu menggerakan jari telunjuknya mencoba menyeka kristal bening yang meluruh dipipi rara
Namun ditengah suasana yang hangat itu,dering telpon tiba tiba terdengar dari balik handphone fariz,membuat pria itu bringsut mencari cari letak handphonenya
Shafa is calling..
Itu yang tertera dilayar handphonenya,fariz menatap rara sejenak yang lalu mendapat anggukan dari wanita itu
"Halo shaf?"
"Is g-gue g-gue takut" jawab gadis disebrang sana,mimik wajah fariz berubah menjadi penasaran seiring dengan terdengarnya sautan sautan dari sebrang sana
"Lo kenapa?shaf tenang,sekarang lo dimana kasih tau gue"
"Gue di jl.cempaka putih please is kesini" jawab gadis itu,suaranya terdengar melemah dan bergetar seperti menahan ketakutan,lalu mereka memutuskan sambungan teleponnya sepihak
"Ibu fariz pergi dulu" pamit fariz dengan cepat,ia mengambil jaket kulitnya lalu menyalimi lengan milik ibunya membuat rara menatap putranya heran
*******
"Lo mau minta tolong siapa lagi?percuma temen lo gaakan dateng" ucap pria dengan tato penuh dibagian lengan kanannya sambil sesekali memegang lenganku
Dengan jantung yang berdegup kencang,juga sekujur tubuh yang bergetar saat ini aku hanya memohon bahwa fariz segera datang
"Udah mending neng cantik ikut kita aja,kita seneng seneng" kata pria satunya lagi,perawakannya besar dengan kepala yang tidak ditumbuhi rambut itu
Aku bersikeras menghindar dari sentuhan lengan mereka sambil berkomat kamit dalam hati aku sungguh takut saat ini benar benar takut
"JANGAN SENTUH GUE BANGSAT!" dengan susah payah aku berteriak,membuat kedua pria itu tertawa
Telapak lenganku mulai berkeringat dingin,seiring dengan tatapan jahat yang muncul dari kedua orang pria ini
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanted School in Love(COMPLETED)
RandomPROSES REVISI. Gak ada orang yang baik baik aja tentang sebuah perpisahan. Karena memang hakikatnya sebuah kehilangan itu adalah sesuatu yang nyata. Ketika kita percaya tentang sebuah pertemuan, selayaknya perpisahan pun demikian. Pada dasarn...