Epilog(2 years ago)

2.1K 45 3
                                    

3 hari seusai kelulusan,Shafa lebih memilih untuk pulang ke Indonesia,dan mengunjungi makam Fariz dengan sebucket mawar putih digenggaman nya

Langkahnya melambat,entah kenapa hatinya selalu perih kala mengingat kembali sosok fariz yang selalu membuatnya bahagia

Meskipun hubungannya saat itu hanya berjalan 2 bulan dan sempat LDR tapi tetap saja itu membuat hati Shafa senang padahal kisah cintanya berjalan biasa saja tidak terlalu romantis tidak juga terlalu mendrama

Shafa berjongkok dan mengusap batu nisan makam Fariz yang rapi,dia rindu. Harusnya jika Fariz masih ada saat ini keduanya tengah sama sama bersenang senang,karena tigahari yang lalu adalah tepat hari kelulusan

Dulu Shafa dan Fariz selalu menghayal akan masa depannya,tapi khayalan itu kini pupus sudah mengingat bahwa keduanya saat ini sudah benar benar terpisah oleh maut

Airmata shafa menetes,dirinya masih belum bisa menerima seseorang lagi selain Fariz dihatinya,terlalu sulit atau mungkin juga karena cintanya terlalu dalam kepada lelaki itu

"Hai riz,gakerasa udah dua tahun ya?aku lulus riz,kamu mau liat ini kan aku jadi Dokter riz sekarang,kamu seneng kan?" Lirih Shafa airmatanya seketika meluruh deras,menahan kepedihannya selama dua tahun belakangan ini ia pendam sendiri

Menutupi kisah kelamnya kepada kerabatnya di London walaupun itu sulit,kecuali Justin. Hanya pria itu yang tau seluruh isi hati Shafa disana dan hanya Justin pula yang bisa menenangkannya

"Seharusnya kita lulus bareng bareng ya riz" shafa menyeka bulir kristal di pipinya "kita bangun masadepan kita bareng bareng,tapi takdir udah terlanjur misahin kita .." Shafa seperti beracting dihadapan makam Fariz,hatinya terombang ambing oleh badai dan menghantam batu karang dengan keras

Ketika harus menelan kisah paitnya dalam dalam,tapi biar bagaimanapun dirinya harus ikhlas,tidak. Shafa memang sudah mengikhlaskan kepergian Fariz namun rasa cintanya belum juga hilang hingga saat ini

"Kamu ga kesepian kan riz?" suara Shafa kian melemah,dia menggigit bibir bawahnya berusaha agar tangisnya tidak pecah disini,"kamu tenang kan fariz?" pertahanannya runtuh,tangisnya pecah saat ini,ia membekap mulutnya kuat kuat

"Kenapa ga pernah mampir ke mimpi aku lagi?aku... Aku rindu kamu fariz" ia meringis perih menatap nisan kekasihnya yang pergi duatahun lalu itu

Bahunya bergetar dan naik turun,entah karena apa hatinya menolak tabah jika semuanya berurusan tentang Fariz,bahkan Shafa tidak mengerti mengapa harus seperti itu

Padahal duatahun adalah waktu yang cukup lama untuk Shafa melupakan semua kenangannya bukan?tapi entah kenapa itu sangat sulit dilakukan

Sampai sampai Shafa rela membubuhkan rasa sakit hati kepada temannya Axel yang menyatakan perasaannya kepada Shafa dan gadis ini tolak mentah mentah

Itu bukan kemauan Shafa,tapi kemauan hatinya sendiri yang masih tidak mau atau lebih tepatnya tidak bisa melupakan sosok fariz yang sungguh menempel dibagian hati terdalam dari yang terdalam miliknya

Jadi Shafa hanya bisa menunggu saat ini,menunggu waktu itu datang,waktu dimana Shafa bisa melupakan Fariz sepenuhnya

"Shafa!?"

Seseorang meneriaki namanya,membuat gadis berambut coklat itu menoleh tepat dimana suara itu bersumber

Manik coklat madunya membulat sempurna kala melihat pria disampingnya,sangat rapi. Menggunakan tuxedo berwarna hitam pekat dengan rambutnya yang sedikit klimis itu

Kemudian bibir tipis Shafa menciptakan lengkungan yang indah,"Rafa!" balasnya tak kalah girang

Rafa tidak bisa menyembunyikan semburat kebahagiaan diwajahnya saat tahu bahwa gadis dihadapannya ini benar benar Shafa

Wanted School in Love(COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang