WHY?

1.1K 38 0
                                    

Aku menatap jalanan lenggang dari balkon kamarku,saat ini waktu sudah menunjukan pukul 1 malam,gemerlap lampion jalanan yang bisa kulihat dari sini seperti menerangkan sinarnya sendirian,karena memang jalanan malam ini sudah amat sepi

Begitu pula dengan suara jangkrik yang nyaring,menelusup kedalam indra pendengaranku sangat indah namun semakin kental terasa hening

Dan malam ini langit tidak menampakan bintangnya juga terlihat gelap,sama halnya dengan hatiku sekarang

Aku menghela nafasku pelan,sambil kupejamkan mataku sejenak,disitulah kurasakan cairan bening menerobos tanpa ijin melewati pipi tirusku

Entah mengapa rasanya berat sekali harus menahan beban yang saat ini hanya bisa ku pikul sendiri,aku tidak tahu harus kemana lagi kucurahkan semuanya,semua tentang hati dan perasaanku

Tak adakah yang mengerti ini amat sulit untuk kujalani?

Aku belum siap meninggalkan indonesia,meninggalkan sahabat ku, apa lagi pria itu

Fariz,tentu saja dia

Jika tuhan mengijinkanku aku amat sangat ingin terus bersama dengannya,namun apa daya?semua sudah terlanjur seperti ini,lagi pula pria itu sudah memutuskan hubungannya denganku meskipun hanya sepihak

Dan kupikir aku bisa melupakannya,aku sangat bisa,saat ini aku sedang menanam sedikit demi sedikit benteng untuk memisahkan ku dari segala macam tentang pria itu,pria yang amat aku cintai

Benar cinta dapat merubah semuanya,dan itu dapat membunuhku secara perlahan

Ketahuilah yang lebih sakit dari patah hati adalah melupakan kenangan bersama orang itu.

**

Langkah kaki ku menuruni anak tangga dengan malas,sambil ku seret koper yang lumayan berat ini menggunakan lenganku

Mataku menangkap banyak orang yang menunggu disana,ada mama ayah bang nafa adelia indira rafa jaya juga arga

Sedikit ku hela nafasku kecewa karena tidak melihat fariz disana,ternyata benar pria itu memang amat serius ingin memutuskan hubungannya denganku

"Kamu berangkat 1 jam lagi lho sayang" mama lalu membantuku membawa koper sambil merengkuh bahuku hangat menuju ke sofa

"Nanti disana kan gaada mama,jangan nakal sama om alex oke,jangan lupa makan juga" titah mamaku cepat sambil menggenggam kedua lenganku erat,aku tersenyum menatapnya sambil mengangguk pasti

Pandanganku kembali kearah teman temanku di ambang pintu sana yang langsung ku hampiri

"Kok pada diri gini si?bisulan ya kalian?" ledek ku,namun raut wajah adelia dan indira malah terlihat sedih,manik keduanya seolah menguatkan agar cairan didalamnya tidak jatuh

Tak tega,aku lalu memeluk keduanya

"Kok kalian nangis si?katanya bahagia soalnya gue bisa penuhin cita cita gue,kok ini malah sedih gini" tuturku mengusap bahu indira juga adelia lembut,kemudian keduanya mendonggak masing masing menyeka air matanya

"G-gue emang seneng banget sap,tapi selama 2 tahun kedepan nanti ga bakalan ada lagi shafa yang bikin gue emosi,shafa yang ceroboh dan shafa yang manja diantara kita berdua huaaaaa...." indira mempertinggi suara tangisannya,bahunya amat bergetar seiring dengan isak tangisnya yang juga membuat hatiku ikut perih

Aku kembali memeluk gadis polos itu,lalu disusuli dengan adelia kami bertiga menangis bersama saat ini,dan astaga aku semakin tidak tega saja meninggalkan indonesiaku ini

"Kalian berdua harus janji sama gue bakalan baik baik aja disini!dan sampe kelas 12 nanti lo berdua harus tetep barengan oke?" perintahku tegas,sambil ku lambungkan jari kelingkingku kearah mereka berdua yang langsung mendapat balasan

Wanted School in Love(COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang