07. Terluka

7.8K 663 42
                                    

Dengan hati-hati Arsyad membawa Asya ke ruang UKS sekolah. Banyak yang mengikuti Arsyad dari belakang hanya untuk sekedar melihat.

Ada yang sampai memotret lalu meng-uploadnya ke sosial media. Arsyad hanya diam. Tetap santai membawa Asya keruang UKS.

"Zell! Liat deh itu kan Arsyad!" Ucap Juli sahabat dari Hazell. Hazell menghentikan acara kipas-kipas wajahnya agar tidak gerah. Kalau gerah sangat bahaya bagi Hazell. Make up nya bisa jadi luntur.

"Iyaa, ngapain tuh dia gendong cewek yang waktu itu dia umumin kalo dia jadi pacarnya?" Tanya Paris. Sahabat dari Hazell juga.

"Coba kita liat guys." Ucap Hazell berjalan menuju Arsyad.

Arsyad masuk keruang UKS dengan santai. Sama sekali tidak ada yang menganggunya selama berjalan tadi.

Karna tak mau diganggu, Arsyad menutup pintu UKS. Semua pasang mata masih saja mengintip di depan pintu UKS. Apalagi bagi penggemar fanatik Arsyad lovers. Mereka harus tau kabar tiap harinya Arsyad seperti apa.

"Tolong dong obatin luka kakinya." Perintah Arsyad yang langsung duduk disofa.

Tidak seperti cowok-cowok yang di novel. Arsyad sama sekali tidak mengerti tentang obat-obatan.

Dulu, Bagas pernah pingsan karna tawuran. Sangking paniknya, Arsyad memoles luka lebam nya dengan balsem. Lalu Arsyad bilang dia pernah liat di sinetron tv, kalau ada orang yang pingsan, hidungnya diberi minyak kayu putih.

Dan Arsyad benar-benar salah pemahaman waktu itu. Arsyad malah  benar-benar memasukannya kedalam hidung Bagas. Bagas langsung tersadar karna tersedak minyak kayu putih yang Arsyad berikan.

Bahkan sekarang Bagas sangat benci sekali mencium wangi minyak kayu putih. Apalagi melihat botolnya, melihatnya saja Bagas segera ingin melenyapkannya.

"I... Iya kak." Ucap pengurus UKS. Pengurus UKS yang biasanya dipanggil Beta ini terus saja menatap Arsyad.

Beta ini sama halnya dengan Arsyad lovers. Beta termasuk dalam salah satu diantara Arsyad lovers.

Beta termasuk cewek nerd yang sulit bergaul. Makanya dia lebih memilih ikut eskull PMR yang kurang diminati siswa dan siswi di SMA Wijaya. Beta cenderung lebih suka sendirian.

"Selesai kak," Ucap Beta. Arsyad tersenyum.

"Terima kasih," Ucap Arsyad. Beta segera berlalu pergi. Yang diluar sudah menjerit tak karuan saat melihat Beta dapat senyuman manis dari Arsyad.

Arsyad duduk di samping kasur lalu menggenggam tangan Asya. Yang diluar semakin menjerit karna iri.

"Permisi woy permisi, cecan mau lewat." Ucap Paris yang kesulitan untuk melewati kerumunan.

"Aw!" Jerit Hazell saat kakinya terinjak. Ini benar-benar diluar dugaan. Hazell benar-benar sulit masuk kedalam.

"Kak Arsyad!!!!" Teriak para fans nya. Hazell memutar bola matanya malas.

Hazell semakin membulatkan matanya saat ada tangan seseorang yang tak sengaja menyenggol matanya. Dan hasilnya,

"Siapa yang nyenggol guee?!!!!!"

Bulu mata palsu Hazell lepas.

Suasana menjadi hening menatap Hazell yang make up nya sudah luntur akibat keringat nya. Paris dan Juli menutup mulutnya yang menganga. "Cabut!" Ucap Hazell menutupi wajahnya dan berlalu pergi. Paris dan Juli segera menyusul Hazell.

Tawa disekitar mendadak ramai. Bu Robiya yang mendengar suara berisik dikantor segera menyusul ke asal suara.

"Hei kalian ngapain semua disini?! Guru sedang rapat kalian malah pada ngumpul disini. Cepat kembali ke kelas!" Bentak Bu Robiya. Siswi langsung kembali ke dalam kelas masing-masing.

Bu Robiya yang penasaran segera masuk kedalam UKS. Asya yang sudah sadar segera membulatkan matanya dan melepas genggaman tangan Arsyad.

Arsyad segera menoleh tapi semuanya terlambat, telinga Arsyad sudah diberi jeweran panas milik Bu Robiya.

"Arsyad." Ucap Bu Robiya dengan nada marah.

"Iya Ibuku sayang." Jawab Arsyad dengan cengiran khasnya. Asya menahan tawanya.

"Cepet kembali ke kelas. Gak boleh berduaan sama cewek dalam satu ruang!" Ucap Bu Robiya.

"Hehehe iyaa Bu, tapi saya pamit dulu sama Asya boleh bu? Takutnya dia gak rela saya tinggal," Arsyad nyengir.

"Enak aja!" Omel Asya dengan tawanya yang tertahan.

"Arsyad, cepet!!" Omel Bu Robiya lagi.

"Ma.. Maksud saya, takutnya Asya kenapa-kenapa gitu Bu," Ucap Arsyad.

"Yaudah sana pamit." Ucap Bu Robiya melepaskan jeweran panasnya. Arsyad segera menghampiri Asya.

"Sayang aku pergi dulu ya mencari nafkah untuk keluarga kita, byee." Ucap Arsyad yang langsung berlari.

"Arsyad!!!!" Teriak bu Robiya yang langsung mengejar Arsyad keluar. Asya tertawa.

"Najis banget sih lo, Syad." Ucap Asya dengan senyumnya. Tak sadar pintu hati Asya mulai terbuka.

*****

"Asya!" Teriak Bella menghampiri Asya. Asya menghentikan langkahnya.

Sekarang jam istirahat kedua. Dan Asya memutuskan untuk ke kantin bersama Keyna. Nata? Tentu dia sibuk dengan novel baru nya dikelas.

"Iya??" Jawab Asya sekenanya. Masih jadi tak enak menyapa atau sekedar menjawab pertanyaan Bella. Bella seperti... Entahlah, menjauh dari Asya, mungkin.

"Gue mau bicara sama lo sebentar boleh?" Tanya Bella menatap Asya dengan tatapan serius. "Berdua aja." Lanjutnya.

"Oke gue duluan ke kantin ya Sya." Ucap Keyna berlalu pergi. Asya mengangguk.

"Duduk dibawah pohon aja." Ucap Bella berjalan menuju taman belakang sekolah. Asya mengangguk dan mengikuti Bella di sampingnya.

Asya duduk di samping Bella. Menatapnya dengan tatapan bertanya. "Jadi lo mau ngomong apa?" Tanya Asya. Bella tersenyum kecil.

"Gue mau ngomong soal Kak Arsyad," Ucap Bella. Asya menatap lurus-lurus kedepan. Entah kenapa rasanya hati Asya menjadi was-was. Seperti ada rasa sakit yang sedikit menjalar di dinding hatinya.

"Gue suka sama dia Sya, gue mau lo jauhin dia demi gue, lo sayang kan sama gue? Lo sahabat gue kan? Please Sya, gue udah terlanjur jatuh hati sama dia, gak mau ke yang lain hati lagi."

Dan saat itu rasanya Asya ingin memukul dinding hatinya agar semakin hancur.

______________________________________

(Finish Edit)

26 maret 2017

After Being HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang