Jika patah hati karna ucapan perpisahan saja membuatmu lemah, lalu bagaimana dengan cinta yang tak terbalas?
______________________________________
"Apaa??!! Bella suka sama Kak Arsyad?" Tanya Keyna dibalik video call. Asya mengangguk dan bersandar pada bantal yang sudah ditata lebih tinggi dari punggungnya.
Laptopnya dibiarkan ditaruh di pahanya. Tangannya memeluk erat boneka panda kecil kesayanganya. Asya rindu Ibunya.
"Gue kangen Ibu." Ucap Asya menutup wajahnya dengan telapak tangannya. Tangisnya mulai terdengar. Keyna yang berada dibalik layar ikut bersedih.
"Sabar ya Sya. Ibu lo pasti udah dapetin tempat yang terbaik disana. Lo gak usah khawatir dan nangis kaya gitu. Nanti Ibu lo liat lo nangis malah sedih nanti." Ucap Keyna menyentuh laptopnya. Berharap dia bisa menenangkan sahabatnya yang rapuh ini.
"Gue iri Na, tiap kali gue liat murid di ambilin rapot sama orang tuanya. Sedangkan gue selalu sama Justin. Ayah gue sibuk kerja diluar kota. Gue bener-bener ngerasa sepi. Ditambah lagi gue gak tau perasaan apa yang gue punya ke Arsyad." Ucap Asya dengan sedikit air matanya. Keyna ikut menitikan air matanya.
Keyna tipe orang yang tidak bisa melihat orang lain bersedih apalagi orangnya itu sahabatnya sendiri.
"Lo itu udah buka pintu hati lo buat dia. Lo udah izinin dia masuk hati lo. Dan lo harus tau kalo lo buka pintu hati lo buat dia, lo harus terima kosekuensi kedepannya lo pasti bakal ngerasain yang namanya patah hati," Ucap Keyna. Asya masih diam. "Lo itu terlalu mudah buka pintu hati lo dan kasih hati lo buat orang yang lo juga gak tau hatinya untuk siapa," Lanjutnya.
"Iya gue emang bodoh banget soal cinta. Selalu gue yang ditinggalin. Tapi, gue baru bener-bener tau rasanya patah hati itu sekarang. Iya, sama dia doang," Ucap Asya.
"Sekarang mending lo senyum, atau lakuin hal yang lo suka. Kaya nulis gitu? Lo kan buat cerita tuh di wattpad. Mending lo hibur pembaca lo. Mood lo bisa naik juga kan kalo lo nulis? Jangan buang-buang waktu lo dengan nikmatin patah hati lo, apalagi lo nangisin dia. Air mata berlian yang lo punya itu gak pantes lo relain jatuh setetes cuma buat cowok macam dia," Ucap Keyna. Asya menghapus air matanya dan tersenyum.
"Makasih ya Na, cerita sama lo selalu buat hati gue lebih tenang dari sebelumnya," Ucap Asya. Keyna mengangguk dan tersenyum.
"Lo masih punya gue dan Nata. Gak perlu takut. Kita kan baru masuk SMA nih. Baru saling kenal juga. Wajar aja kalo Bella kaya gitu. Nanti juga ketauan kok sifat aslinya gimana," Ucap Keyna. Asya mengangguk.
"Makasih ya sekali lagi Na."
"Yaudah gue close ya. Udah malem, gue harus tidur tepat waktu, byee." pamit Keyna melambaikan tangannya. Asya juga, lalu layar menghitam.
Asya menutup laptopnya dan mengambil handphonenya. Membuka aplikasi wattpad lalu kembali mengetik cerita yang belum ia selesaikan.
'ketika cinta hadir bersamaan dengan luka, kau harus cari penawar lukanya, entah bersabar atau mencari cinta yang lainnya.'
*******
Asya berjalan dikoridor kelas. Tangannya memegang kedua tali tas nya. Earphone yang ia pakai melantunkan lagu dari Hivi berjudul pelangi.
"Jangan datang lalu kau pergi, jangan anggap hatiku jadi tempat persinggahan mu untuk cinta sesaat." Senandungnya mengisi keheningan koridor kelas.
Ini masih pagi dan Asya memang sengaja berangkat pagi agar tidak bertemu dengan Arsyad.
Asya masuk kedalam kelas dan mengerjakan pr matematika nya yang tinggal dua nomor lagi. Asya membalik lembaran demi lembaran buku paket matematikanya. Mencari rumus-rumus matematika pada pr nya.
Beberapa murid sudah datang. Bella dengan semangat masuk kedalam kelas dan duduk dibangkunya.
"Asyaa!" Panggil Bella menghadap ke arah Asya. Tangannya menggoyangkan tangan Asya yang sedang mengerjakan pr.
Asya menoleh dan melepas satu earphonenya. Mulutnya yang ingin marah tadi kembali mengatup karna yang memanggilnya adalah Bella. Pikirnya Arsyad yang sedang menganggunya. Huh, Arsyad lagi.
"Tau gak sih? kemarin gue kan pulang bareng sama Kak Arsyad, gue di izinin buat meluk dia." Ucap Bella dengan senangnya.
Gue tau kok, gue kan liat dengan mata kepala gue sendiri. Batin Asya.
"Gila nyaman banget deh pokonya. Gue juga suka wanginya," Ucap Bella. Asya tersenyum kecil.
"Semoga berhasil ya Bell," Ucap Asya. Bella mengangguk mantap.
"Gue ke kantin dulu ya, kali aja ada Kak Arsyad Byee." Ucap Bella yang berlalu pergi. Asya menghembuskan nafasnya lelah.
Tangannya mulai menari diatas handphonenya. Kembali menulis cerita TeenFiction miliknya dan menulis quotes di awal cerita.
'Mungkin aku harus mundur jika itu membuatmu bahagia dengannya. Karna aku tau, bahagiamu bukan lagi denganku.'
_______________________________________
(Finish Edit)
30 Maret 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
After Being Hurt
Teen FictionSudah tersedia di Gramedia Membaca cerita ini membuat kalian mengerti bagaimana rasanya menjadi gadis yang rapuh. Membuat kalian mengerti bagaimana rasanya memiliki sahabat yang tiba-tiba menyukai lelaki yang sama. Mengajari mu artinya belajar mengh...