Suara tawa berderai diantara ruang demi ruang rumah Asya. Sesekali suara orang mengunyah makanan atau bermain playstation yang sengaja Reno bawa untuk bermain dirumah Asya ikut mengisi kesunyian.
Niatnya mereka semua akan menginap dirumah Asya yang katanya Asya sedang sendiri dirumah.
Asya sedikit tertawa saat Arsyad mencoba trik sulap yang sudah Asya ketahui. Bibir Arsyad sedikit mengerucut kedepan. Menampakan wajah kesalnya yang terlihat lucu bagi Asya.
"Nih ada trik sulap lagi." Ucap Arsyad mengacak kartu yang digenggamnya lalu menyodorkannya ke Asya agar Asya memilih salah satunya.
"I know Syad." Ucap Asya dengan tawanya lagi. Bella sedikit melirik kearah Arsyad. Wajahnya terlihat tak ceria lagi. Mood nya jadi rusak seketika.
"Udahan dulu deh main PS nya." Ucap Bella yang langsung keluar rumah Asya. Bagas melongo lalu memberi stik PS ke Dino agar bermain bersama.
"Yahh Asya pura-pura gak tau aja biar Arsyad seneng." Ucap Arsyad dengan manjanya.
Asya menatap Arsyad dengan senyumnya. Arsyad yang tadinya galak, terkenal bad disekolah, menjadi cowok yang manja jika ia sudah bersama Asya. Dan tentu saja Asya menyukainya.
"Asya kok bengong sih." Ucap Arsyad dengan bibirnya yang kembali mengerucut kedepan.
Nata dan Keyna saling senggol dan menatap Asya dan Arsyad. Lalu senyum penuh arti keduanya terlihat.
"Hahahaha." Tawa Asya yang refleks membawa tangannya menyentuh pipi Arsyad. Dino dan Bagas mengalihkan perhatian dan terdiam.
Suara PS yang tak dimainkan menemani suara tawa Asya. Vino menatap keluar. Bella masih duduk terdiam disana dan Vino memutuskan untuk keluar.
Masih dengan tawanya Asya yang membuat Arsyad terdiam. Kartu yang ia pegang berjatuhan. Seketika tubuhnya lemas.
Asya yang sadar keadaan mulai hening menatap sekelilingnya. Lalu matanya beralih menatap tangannya yang masih menyentuh pipi Arsyad.
"Eh? Sorry." Ucap Asya yang langsung menarik kembali tangannya. Bagas dan Dino berlari menghampiri Arsyad yang sudah ingin ambruk.
"Weh Syad!" Ucap Dino memukul pelan pipi Arsyad. Keyna dan Nata tertawa terbahak-bahak, sedangkan Asya terdiam.
"Air mana air?" Ucap Bagas. Keyna segera memberi gelas berisi air putih.
Dengan santainya Bagas menyelupkan tangannya dan menyipratkannya ke wajah Arsyad.
"Ewhh." Ucap Keyna dan Nata bersamaan.
"Anjir lo!" Ucap Arsyad yang sudah tersadar dan terduduk tepat di depan Asya. Asya membulatkan matanya dan mengalihkan pandangannya ke yang lain.
"Cie Asya cie blushing tuh," Goda Nata.
"Cie Asya jatuh hati sama Arsyad." Ucap Keyna ikut menggoda.
"Apa sih kalian!" Ucap Asya yang langsung duduk di sofa.
"Aduh pipi gue dipegang bidadari." Ucap Arsyad.
"Yeuuu lebay!" Ucap Dino menoyor kepala Arsyad.
"Alay!" Ucap Reno yang masih mengunyah makanan di pojok sofa.
"Yeuuu dasar bego!" Ucap Bagas lalu semuanya tertawa.
Asya tersenyum kecil lalu ikut tertawa. Setelah sekian lama akhirnya ia bisa tertawa lepas lagi.
******
Vino duduk di samping Bella. Sedangkan Bella masih menatap lurus-lurus kedepan. Vino menghembuskan nafasnya lalu berdeham.
"Suka sama Arsyad?" Tembak Vino. Sedangkan Bella berdecak.
"Bukan urusan lo." Jawab Bella menatap langit. Kebetulan langit sedang cerah. Biasanya dengan melihat langit mood Bella bisa kembali naik.
"Gue temen SMP nya Asya. Dan gue punya perasaan yang sama dari dulu sampe sekarang sama dia," Ucap Vino. Bella mengkerutkan keningnya lalu perlahan menatap Vino.
"Tapi dia nolak gue." Ucap Vino lagi dengan tawanya.
Bella membulatkan matanya. Kalau dilihat Vino juga lumayan tampan. Wajahnya yang blasteran terlihat tegas, rahang yang cukup besar, kulit juga putih kecoklatan, pokoknya Vino bisa dibilang perfect. Tapi kenapa seorang Asya bisa menolak Vino yang memang perfect ini?
"Cinta itu gak bisa dipaksain. Semakin lo paksa, cinta itu bisa buat lo terluka. Cinta itu harus tulus dari hati, dengan seperti itu cinta bakalan buat hati lo bahagia," Ucap Vino. Bella mengalihkan pandangannya.
"Rumit emang sih suka sama orang yang gak suka sama kita. Mau lo perjuangin kaya apapun juga gak akan bisa, karna hatinya bukan buat lo," Ucap Vino. Vino bangkit dari duduknya. Tapi Bella segera menahannya.
"Tunggu," Ucap Bella. Vino menghentikan langkahnya lalu menatap Bella.
"Terus gue harus apa?" Tanya Bella. Vino tersenyum dengan sedikit tawanya.
"Lupain, cari orang yang cinta sama lo. Yang bisa bahagiain lo. Percuma kalo lo masih perjuangin orang yang gak suka sama lo sedangkan diluar lingkaran hati lo banyak yang lagi berusaha masuk ke hati lo." Jawab Vino lalu ia masuk kedalam.
Bella menatap kepergian Vino dengan tatapan kosong. Bella menunduk. Ini memang salahnya. Besok Bella akan meminta maaf kepada Asya.
******
Semua sudah rapih untuk berangkat sekolah. Yang lain sudah berangkat. Menyisakan Vino, Asya, Arsyad, Reno dan Bella.
"Kita kan di scors tiga hari." Ucap Asya yang ingat kemarin diberi surat scors.
"Tanggal scorsnya senin depan Sya, jadi senin, selasa, sama rabu kita gak masuk," Jawab Vino. Asya mengangguk paham masalahnya semalam ia tak membuka kertas scorsnya.
Bella menggenggam erat tali tas sekolahnya. Barusan Reno menawarkan diri untuk mengisi tumpangan motornya.
"Makasih kak." Ucap Bella saat kelimanya sudah sampai diparkiran sekolah. Tadi pagi memang semuanya mengambil kendaraan masing-masing dirumah dan bersiap-siap dirumah masing-masing. Sekarang rumah Asya dijadikan markas untuk berkumpul.
"Duluan ya!" Ucap Asya yang berjalan masuk kedalam kelas lebih dulu bersama Vino dan Arsyad.
Sedangkan Bella menunggu Reno yang masih melepas helm."Denger-denger lo suka sama gue ya?" Tanya Reno. Bella membulatkan matanya. Jantungnya berdegup lebih cepat.
"K... Kaa.. Kakak kok tau? Maksud gue tau dari mana?" Ucap Bella panik. Keringat mulai mengalir dikeningnya. Bella memang begini kalau sedang panik.
"Gue juga suka." Ucap Reno dengan senyumnya.
"A... Apaa???" Tanya Bella gugup. Reno menghapus keringat dikening Bella.
"Gue juga suka sama lo." Ucap Reno dengan senyumnya. Bella rasanya ingin pingsan sekarang.
"Se.. Se.. Secepat ini?" Tanya Bella lagi.
"Jalanin aja dulu, yuk masuk kelas." Ucap Reno merangkul Bella. Dengan senyum yang merekah Bella berteriak senang dalam hati.
AKHIRNYAA!! Batinnya.
_______________________________________
(finish update)
30 Mei 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
After Being Hurt
Teen FictionSudah tersedia di Gramedia Membaca cerita ini membuat kalian mengerti bagaimana rasanya menjadi gadis yang rapuh. Membuat kalian mengerti bagaimana rasanya memiliki sahabat yang tiba-tiba menyukai lelaki yang sama. Mengajari mu artinya belajar mengh...