Asya masih diam. Sedangkan Bella menatap Asya sendu. Berharap sahabatnya ini mengerti kalau Bella menyukai Arsyad.Karna Bella tau, Asya tidak mudah jatuh hati. Apalagi Asya sangat sebal sekali dengan Arsyad dan Bella sangat berharap Asya akan mundur.
"Sya?" Panggil Bella dengan suara gemetar. Asya menundukan kepalanya dan tersenyum kecil.
Lagian Arsyad juga gak mungkin suka sama gue. Arsyad kan dari awal cuma jadiin gue pelampiasan doang. Apa salah nya sih relain dia buat sahabat sendiri? Tapi kenapa rasanya sakit? Batin Asya menahan sakit yang menohok.
Ini cinta pertamanya. Dan mungkin ini juga patah hati pertamanya. Lalu bagaimana dengan hati Asya yang mulai menyukai Arsyad?
"Iyaa Bell, lo kan sahabat gue." Ucap Asya menatap Bella. Bella tersenyum senang lalu segera memeluk Asya.
"Makasih Sya. Kalo gitu gue pergi dulu ya." Ucap Bella yang langsung berlalu pergi.
Kringgggggg!!
Bel masuk berbunyi. Asya menutup wajahnya lelah. Ini yang Asya tidak sukai. Patah hati. Asya pernah suka dengan seseorang tetapi seseorang itu malah meninggalkannya tanpa alasan. Disitu Asya biasa saja. Tidak merasakan sakit pada hatinya seperti sekarang.
Mungkin karna waktu itu Asya masih SMP, perasaannya masih labil. Jadi Asya masih tidak mengerti tentang cinta.
"Gue bodoh banget taruh hati ke orang lain. Kenapa selalu gue yang dapetin patah hati sialan ini." Ucap Asya memukul dadanya kencang. Sesak sekali.
Rasanya sakit. Sakit yang benar-benar tak bisa diobati. Asya benci rasa ini. Asya bangkit dari duduknya. Menghapus air matanya yang sudah jatuh setetes. Dan dengan langkah yang gontai Asya kembali menuju kelasnya.
****
"Asya pulang bareng yuk," Ucap Arsyad. Reno, Dino dan Bagas melongo bingung. Kalau Arsyad pulang bersama Asya, itu tandanya mereka bertiga akan naik angkutan umum.
"Syad gue balik duluan deh naik angkutan umum." Ucap Bagas yang benar-benar peka akan kondisi.
"Gu.. Gue juga, byee!" Ucap Reno yang langsung berlalu mengejar Bagas. Tujuannya agar Reno bisa dibayarin ongkos angkutan umum oleh Bagas.
"Gue juga byee Syad, Sya!" Ucap Dino dengan cengiran khasnya. Kalau Dino sih banyak temannya di SMA Wijaya. Urusan pulang mudah sekali baginya. Tinggal nebeng sini atau disana. Tinggal tunjuk saja.
Asya kembali berjalan. Tangannya menggenggam tali tas. Arsyad menoleh dan membulatkan matanya saat Asya sudah berjalan jauh didepannya.
"Asya kenapa sih suka jalan duluan?" Ucap Arsyad setengah mengomel. Kedua tangannya terentang kesamping. Mulutnya sedikit maju dua senti. Matanya memasang puppy eyes andalannya.
Asya membulatkan matanya. Mulutnya sedikit terbuka. Langkahnya perlahan mundur karna jarak Asya dan Arsyad sangat dekat.
"Gue bisa pulang sendiri. Selagi ada angkutan umum ya di manfaatin." Ucap Asya berbalik badan, memutuskan lewat belakang sekolah.
Arsyad kembali membulatkan matanya dan mengejar Asya. "Asya pulang sama gue please." Ucap Arsyad kembali menghalangi jalan Asya. Asya mendengus kesal. Arsyad jadi bingung kenapa Asya tiba-tiba berubah?
Asya ingin melewati sela kanan tapi Arsyad masih menghalanginya. Begitu sebaliknya. Amarah Asya sudah memuncak. Ini sudah sore dan Asya masih saja di halangi oleh orang aneh macam Arsyad.
"Hai Sya." Sapa Bella menepuk pundak Asya. Asya segera menoleh dan membulatkan matanya.
"Hai Bell. Kok belum pulang?" Tanya Asya. Arsyad mengerucutkan bibirnya kesal lalu menurunkan rentangan tangannya.
"Iyaa tadi ada rapat OSIS sebentar. Gue ikut pemilihan OSIS soalnya. Semoga aja gue kepilih." Jawab Bella sedikit melirik kearah Arsyad.
Asya ikut melihat tatapan Bella. Hati Asya mencelos sakit. Asya ingat kata-kata Bella di jam istirahat terakhir tadi. Dan Asya benar-benar tidak mau mengecewakan Bella. Walaupun Asya sakit.
"Engg... lo gak dijemput?" Tanya Asya kepada Bella.
"Handphone gue lowbet. Gue dijemput kalo gue ngabarin orang dirumah. Hp gue keburu mati jadi gak bisa ngabarin deh." Ucap Bella masih sedikit melirik Arsyad. Arsyad mengantungkan kedua telapak tangannya dikantong celananya. Matanya melihat kesana-kemari seolah-olah ia tak dengar Asya dan bella sedang bicara apa.
"Arsyad lo anter Bella pulang ya kasian dia gak dijemput. Gue mendadak dijemput saudara gue nih bye!" Ucap Asya yang langsung berlari pergi.
"Asya tapi...."
"Udah kak, Asya beneran dijemput kok. Kakak gak usah khawatir." Ucap Bella dengan senyumnya. Arsyad menoleh dan mendengus malas.
"Yaudah ayo ke parkiran." Ucap Arsyad berjalan lebih dulu. Bella membulatkan matanya dan segera mengejar Arsyad.
"Mau ngapain kak?" Tanya Bella. Arsyad masih fokus pada jalan didepan.
"Ngemis. Ya ambil motor gue lah. Lo gue anterin. Tadi Asya kan udah nyuruh gue balik sama lo," Ucap Arsyad.
Kalo dari awal kakak emang mau ajak aku pulang bareng, tanpa harus kakak bilang Asya yang suruh gak apa-apa kok kak. Yahh aku tau kakak mungkin masih malu. Batin Bella.
Saat sampai parkiran, Arsyad langsung mengantar Bella kerumahnya. Dengan keraguan dan debaran yang tak menentu, Bella segera memeluk Arsyad.
Arsyad awalnya risih dan meminta Bella agar segera melepaskannya. Tapi Bella tetap kekeuh pada pendiriannya untuk memeluk Arsyad sampai rumah. Akhirnya Arsyad mengizinkan hanya untuk hari ini.
Tanpa Arsyad sadari, Asya yang melihatnya dari dalam angkot hanya bisa tersenyum miris.
Yaa, tadi Asya berbohong. Hanya untuk sahabatnya, Bella.
_______________________________________
(Finish Edit)
30 Maret 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
After Being Hurt
Teen FictionSudah tersedia di Gramedia Membaca cerita ini membuat kalian mengerti bagaimana rasanya menjadi gadis yang rapuh. Membuat kalian mengerti bagaimana rasanya memiliki sahabat yang tiba-tiba menyukai lelaki yang sama. Mengajari mu artinya belajar mengh...