Detik-detik menuju bell istirahat. Asya masih mencoret-coret buku tulisnya. Karna bosan freeclass ia hanya berdiam diri di atas kursinya.
Sedangkan Nata berlari kesana-kesini bersama Bella. Keyna berbalik badan hingga menghadap kursi Asya, akhirnya Keyna terdiam menatap Asya. Fokus menatap mata Asya. Mencari kebenaran yang ada disana.
Terlihat matanya yang sedikit ber-air. Hidungnya yang merah dan wajah yang murung. Jelas Asya benar sudah mencintai Arsyad.
"Jigo! Balikin gak, handphone gue lagi di chas!" Teriak Nata. Sedangkan Jigo menjulurkan tangannya keatas, tak ingin Nata meraih handphonenya.
"Gak mau sebelum lo terima cinta gue ya please," Ucap Jigo. Nata melipat kedua tangannya di depan dadanya. Keduanya mencuri perhatian teman sekelasnya.
Jigo sejak awal masuk memang meyukai Nata. "Gue udah punya pacar Jigo, jangan ganggu gue ah!" Ucap Nata dengan kerasnya membuat suasana kelas hening.
"Ck," Farro berdecak.
Bella yang tadinya sedang lempar-lemparan kertas bersama Garul teman sekelasnya, seketika terhenti.
Semua menatap Nata kali ini tidak terkecuali Asya. Lalu rombongan demi rombongan geng menghampiri Nata. Menuntut Nata agar memberitau siapa kekasihnya.
"Anjir siapa pacar lo? Gue sahabat deket lo gak dikasih tau? Anjir jahat lo sumpah," Ucap Bella. Keyna langsung berlari menuju Nata.
"Tell me! Tell me! Tell me!" Teriak Keyna mengguncang-guncang pundak Nata.
"Siapa Nat pacar lo?!" Teriak Issabelle yang lumayan dekat dengan Nata.
"Pj pj pj pj bakso kantin pj pj pj." Ucap sekelas. Nata menutup telinganya.
"Iya! Gue kasih tau." Ucap Nata akhirnya. Jigo, cowok badboy yang tampannya maksimal menurunkan tangannya. Seketika tubuhnya lemas. Ia tak siap mendengar nama kekasih Nata.
Asya memejamkan matanya. Tubuhnya sedikit terulur kedepan lalu ia baringkan kepalanya di atas meja. Hatinya sedang sakit.
"Cowok gue," Ucap Nata sedikit ragu. Yang lain sudah menatap Nata dengan serius. "Arsyad." Ucap Nata dengan tampang polos seperti orang melamun. Suasana sepi tak ada reaksi, hingga akhirnya...
"HAH?!" Teriak semuanya. Asya bangkit dari baringannya lalu menatap Nata.
"Eh salah! Bukan-bukan gue ceweknya Bagas astaga typo ngomong." Ucap Nata menutup mulutnya. "Lagian ya Bell, waktu nginep dirumah Asya kan udah dikasih tau," Omel Nata.
Bella dan Keyna menunjukan cengiran khasnya. Keduanya memang pelupa.
"Oalahh." Ucap yang lain menghembuskan nafas lega sembari mengelus dada.
"HAH?!!" Teriak para fans Bagas yang termasuk anak kelasan Nata.
"Bagas?! Kak Bagas temennya Kak Arsyad??!" Teriak Hino.
"Ya ampun hati gue." Ucap Issabelle menyentuh dadanya. Issabelle juga mengagumi Bagas.
"I'm sorry guys, cinta gak bisa dipaksain," Ucap Nata. Lalu seketika rombongan yang lain duduk dengan lemas. Apalagi Bagas memang lumayan banyak fansnya dikelas Asya.
"Pantes aja kemarin lo boncengan sama dia. Eh lebih tepatnya lo yang boncengin." Ucap Haru dengan polosnya membuat seisi kelas semakin ramai. Haru sempat melihatnya saat Nata baru mau menuju kerumah Asya kemarin.
"GONCENG KAK BAGAS?! YA AMPUN GUE KAPAN?!!!" Teriak Hino. Keyna tertawa lalu kembali duduk ditempatnya.
Asya masih diam walau ia mendengar suara tawa sahabatnya yang terlihat senang.
KRINGG!!!
Bell istirahat sudah berbunyi. Rombongan demi rombongan kelas mulai berburu menuju kantin untuk segera menyantap bakso sekolah di siang hari begini. Apalagi jika pusing mulai datang, biasanya murid ingin makan yang pedas-pedas.
"Asya gak ke kantin?" Tanya Bella menyentuh pundak Asya. Asya bangkit dari baringannya dan menatap Bella terkejut.
"Gue sama Keyna ke kantin ya Sya! Lo gak ke kantin kan? Nitip handphone gue yang lagi di chas ya!" Teriak Nata yang langsung menarik Keyna pergi.
Asya mengangguk paham lalu raut wajah muka Asya kembali seperti biasa.
"Gue mutusin buat move on dari Kak Arsyad. Sorry kalo kemarin gue sempet jadi temen yang gak baik buat lo. Sekarang gue udah nemuin orang yang bisa bahagiain gue Sya." Ucap Bella pada akhirnya yang membuat Asya masih saja terdiam.
"Kak Reno. Dia mau bantu gue buat lupain Kak Arsyad. Akhirnya Sya cinta gue dibales walaupun sebelumnya gue acuh sama dia." Ucap Bella. Asya menghembuskan nafasnya.
Kenapa baru sekarang? Disaat satu masalah selesai ia buat masalah baru lagi. Batin Asya.
"Cinta emang gak bisa dipaksain. Percuma kita ngejar dia yang gak cinta kita sama sekali rasanya kaya lo baik sama dia tapi dia jahatin lo." Ucap Bella tersenyum miris. "Maafin gue ya Asya." Ucap Bella lagi memeluk Asya. Asya membalas nya dan memejamkan matanya.
"Iya Bella, gue maafin," Ucap Asya. Bella tersenyum lalu melepas dekapannya.
"Sya?" Ucap seseorang yang langsung mengalihkan perhatian Bella dan Asya. Suasana kebetulan sudah sepi menyisakan empat orang yang memang kumpulan anak pendiam dan sisanya Asya dan Bella.
"Nah tuh Arsyad, gue kekantin ya bye! Nyusul aja kalo mau kesana," Ucap Bella.
"Bella tapi..." Panggil Asya terputus saat Bella sudah hilang dibelokan kelas.
Perlahan Arsyad masuk kedalam kelas Asya. Menarik perhatian dari empat orang yang sekelas dengan Asya.
"Asya gue mau ngomong." Ucap Arsyad duduk disamping Asya. Asya melirik keluar kelas. Reno, Dino dan Bagas sedang mengintip. Tapi tak Asya hiraukan
Asya menghembuskan nafasnya dan menunduk. Tanda ia sama sekali tak mau menjawab pertanyaan Arsyad.
"Sorry kalo gue cuma jadiin lo sebagai alat move on gue yang nyatanya gue emang gak bisa nemuin yang bisa buat gue nyaman selain Hazell." Ucap Arsyad to the point.
Asya memejamkan matanya. Ia sadar luka dihatinya kini semakin parah.
"Gak apa-apa." Jawab Asya dengan senyumnya. Reno dan Dino menutup matanya. Ia tak sanggup melihat perempuan yang terlampau tegar seperti Asya yang disakiti.
"Gila ni Arsyad." Ucap Bagas yang mendapat anggukan persetujuan dari Reno dan Dino.
______________________________________
Aku punya ragamu tapi tidak hatimu :( eaaa authornya ikut galau.
Banyak yang tanya ini kisah nyata atau bukan dan jawabannya ini memang real life tentang percintaan SMA aku:) 30% dikembangin 70% reallife:)
Finish edit
02 Juni 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
After Being Hurt
JugendliteraturSudah tersedia di Gramedia Membaca cerita ini membuat kalian mengerti bagaimana rasanya menjadi gadis yang rapuh. Membuat kalian mengerti bagaimana rasanya memiliki sahabat yang tiba-tiba menyukai lelaki yang sama. Mengajari mu artinya belajar mengh...