10. Vino?

7.8K 617 18
                                    

"Liat Asya dimana gak?" Tanya Arsyad kepada Bella yang kebetulan bertemu atau lebih tepatnya berpas-pasan dengan Arsyad.

Asya lagi. Batin Bella jengkel.

"Asya lagi dikelas kak. Gak enak badan mungkin," Dusta Bella.

"Lo gak nemenin dia?" Tanya Arsyad. Reno menatap Bella intens. Mencoba mengingat siapa perempuan di depannya ini.

Bella melirik Reno. Tapi hatinya sudah biasa saja sekarang. Tidak seperti dulu saat Bella menaruh perasaan pada Reno.

"Dia lagi gak mau ditemenin siapa-siapa Kak." Ucap Bella dengan dusta nya lagi.

"Makasih infonya." Ucap Arsyad menepuk pundak Bella. Bella membulatkan matanya dan menatap pundaknya.

Bella tersenyum menatap kepergian Arsyad. Dengan langkah senang Bella menyusul teman barunya di kantin. Gita dan Yasa. Anak kelas X Ipa 3.

Seragamnya gak akan gue cuci ah. Batin Bella. Hanya bercanda.

Arsyad berjalan cepat menuju kelas Asya. Reno yang baru saja bertemu dengan Bagas dan Dino ketinggalan jauh di belakang Arsyad.

"Gila larinya kaya macan ketemu mangsa." Ucap Reno berheti sebentar.

"Udah ayoo." Ucap Bagas menarik Reno agar kembali berlari.

"Masa kalah sama cewek." Ucap Dino menyindir.

"Gak lucu bro." Ucap Reno menyentuh dadanya. Terasa sesak sekali seperti ditinggal dia tanpa alasan eh? nafasnya sangat sulit karna mengikuti lari Arsyad yang cepat sekali.

Arsyad terdiam saat melihat Asya tertawa bersama orang yang tidak dikenalnya. Reno, Dino dan Bagas berhenti tepat di belakang Arsyad.

"Haaahhh haaahhh gila capek banget, dehidrasi gue." Ucap Reno menyentuh lehernya. Keringatnya sudah bercucuran. Membuat siswi disekelilingnya menelan ludahnya susah payah.

"Kenapa Syad?" Tanya Bagas menatap Arsyad yang terdiam berdiri di depan jendela kelas Asya.

Dino, Reno dan Bagas menatap apa yang Arsyad tatap. Mulut ketiganya lalu sama-sama membulat seperti huruf O.

"Hah?!" Ucap Ketiganya bersamaan kembali melihat ke bangku Asya. Suasana kelas Asya masih sepi. Mungkin sebelum bell masuk,  mereka menyempatkan diri ke kantin.

"Gila itu kan Vino anak kelas sebelas Ipa." Ceplos Dino membuat Arsyad menoleh.

"Vino?" Tanya Arsyad lagi.

"Iyaa, dia anak baru disini. Dua hari yang lalu." Ucap Bagas.

"Tapi kok mereka saling deket gitu? Apalagi cowok itu nyamperin Asya ke kelas sepuluh." Ucap Arsyad bingung.

"Mending lo tanya Asya aja nanti di jam istirahat pertama. Sekarang kita balik dulu ke kelas karna udah mau bell masuk." Ucap Reno yang sudah sangat lemas karna kekurangan air putih.

"Tapi..."

"Udah ayo balik ke kelas!" Dino dan Bagas menarik Arsyad untuk pergi. Tatapan Arsyad masih tertuju pada lelaki itu. Lalu setelah menjauh,  Arsyad kembali menghadap kedepan. Berjalan menuju kelasnya.

*****

Freeclass. Kelas Arsyad kalau sedang freeclass memang paling ramai. Apalagi jam kosongnya adalah pelajaran matematika.

"Uhhh gilaa cantik banget cewek idaman," Ucap Reno. Dino dan Bagas ikut melirik. Mata keduanya seketika berbinar.

"Masyallah," Ucap Dino.

"Adem liatnya," Ucap Bagas.

Sedangkan Arsyad hanya diam. Memutar-mutar pulpen yang tintanya tinggal sedikit ditangannya. Matanya tertuju pada papan tulis di depan.

Dino, Bagas dan Reno memang suka sekali perempuan yang berhijab. Beda dengan rombongan Yugo yang juga satu kelas dengan Arsyad.

Kalian pasti tau apa yang dilakukan rombongan mereka saat jam kosong begini dipojokan bangku kelas.

"Ughhh manteppp!" Teriak Jaka. Sahabat Yugo.

"Lo bisa tau soal Vino dari mana?" Tanya Arsyad tiba-tiba. Bagas mematikan layar handphone. Seolah-olah suara Arsyad sangat penting untuk didengar.

"Yaa, Dino kan lagi deket sama anak kelas 11. Ceweknya itu tukang stalker yaa wajar aja kita-kita tau berita-berita hot." Ucap Bagas gemas. Dino mengangguk mantap.

Terkadang Dino kalau mendengar soal gebetannya rasanya Dino sangat senang entah kenapa. Mendengar namanya saja sudah bisa membuat jantung Dino saling menggedor meminta keluar dari tubuhnya. Oke ini lebay.

"Lo beneran suka sama Asya ya? Lo beneran serius sama dia? Awalnya kan lo cuma nargetin dia sebagai bahan yang lo gunain supaya Hazell jauh dari lo?" Tanya Dino penuh selidik. Arsyad menghembuskan nafasnya lelah.

"Jangan-jangan lo makan ludah lo sendiri?" Selidik Dino.

"Yaiyalah! Dia makan ludah dia sendiri. Masa mau dia bagi ke orang-orang, gak sopan." Ucap Reno mengikuti nada bicara Tatan. Reno memang tampan tapi terkadang bloon juga.

"Dasar bego!" Bagas menoyor kepala Reno. Reno hanya nyengir tanpa berdosa.

"Arsyad! Liat deh itu Asya sama Vino mau kemana jam pelajaran gini?" Ucap Reno menepuk pundak Arsyad dengan keras. Arsyad segera menoleh dan menyipitkan mata.

"Iya itu dia!" Ucap Bagas heboh. Qilah yang merasa terganggu karna sedang membaca novel segera beranjak berdiri.

"Berisik banget sih!" Omel Qilah tidak terima. Ia jadi tidak konsen membaca novel Osis Girl And Troublemaker yang baru saja dia beli.

"Ya allah sakit banget." Ucap Reno menyentuh dadanya. Qilah adalah mantan gebetannya Reno.

Dan Reno bilang setiap melihat Qilah atau mendengar suaranya atau melihat dia bersama yang lain itu sakit. Sakit sekali.

Reno tipe lelaki yang setia. Jadi wajar saja kalau Reno tidak bisa move on dengan segera.

"Gue nyusul dia berdua dulu." Ucap Arsyad berlari. Dino dan Bagas ikut menyusul sedangkan Reno masih duduk terdiam.

"Bro ikut gak?" Tanya Bagas berhenti di ambang pintu. Reno menggeleng pelan.

"Gue disini aja, mau nikmatin patah hati gue yang balik muncul." Ucap Reno dramatis. Bagas berdecak lalu menyusul Arsyad.

_______________________________________

(Finish Edit)

01 April 2017

After Being HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang