Ok, ini tulisan pertama gue di sini, sekedar coba-coba aja mudah-mudahan kalian suka.
Oh iy, gue sengaja buat setiap bagiannya panjang, males aja pisah-pisahin.
"Lo mau enggak jadi pacar gue?" Jagad memulai perjuangan cintanya hari itu, hari pertama mereka jadi mahasiswa baru di ibu kota.
Perempuan itu bernama Adelia Adijiwa, mahasiswi kedokteran yang masih berstatus mahasiswa baru seperti Jagad. Adelia memang cantik mungkin akan jadi salah satu yang tercantik yang pernah ada di Fakultas Kedokteran, mungkin suatu hari nanti Adelia akan masuk ke dalam "Hall of Fame" fakultasnya.
Hari itu, Jagad memang telah merencanakan penembakan Adelia Adijiwa. Jagad telah jatuh cinta sejak pertama bertemu di parkiran kampus, saat mereka akan melakukan pendaftaran ulang. Waktu itu Adelia mengira Jagad tukang parkir, Adelia nanyain parkiran kosong yang hanya dibalas dengan muka terpesona campur mupeng dari Jagad.
Oh iy, kalian mungkin pikir Jagad juga anak kedokteran seperti halnya Adelia, tapi Jagad sebenarnya anak Fakultas Teknik. Nah, pertanyaan selanjutnya pasti, kok bisa ketemu di parkiran? Di kota saya, entah kenapa Fakultas Teknik dan Fakultas Kedokteran, letaknya selalu berdampingan. Sebenarnya parkiran mereka terpisah cuma maklumlah otak anak teknik pada umumnya kan "campur air" jadi begitulah. Bagi mereka, parkiran adalah modus terbaik untuk memulai peruntungan menggaet pendamping berkualitas dalam rangka menyelamatkan generasi bangsa.
Lanjut cerita soal penembakan itu, Jagad dengan kemeja biru bercelana skinny hitam mencegat Adelia di parkiran, yang waktu itu kecantikannya semakin mekar, dengan rambut hitamnya yang lurus tergerai, kulitnya putih seputih kapas bahkan Jagad bisa melihat arus ilfeel yang sedang bergerak dari seluruh tubuhnya menuju matanya yang tajam.
Jagad dengan tampang super pedenya menatap genit Adelia, berharap Adelia mau menerima dia jadi pacar. Tatapan Adelia keliatan makin ilfeel dengan senyum Jagad yang dibenaknya diartikan "please, ludahi aku sayang". Adelia tak menjawab, hanya melangkah lurus ke mobilnya, Adelia mempercepat langkahnya, takut diapa-apain sama pemuda yang baru saja menembaknya. Adelia merinding, dia enggak tau namanya siapa, anak fakultas mana, dan tampangnya serem. Jagad enggak mau kalah, Jagad menyusul Adelia hingga sejajar dengannya.
"Kenapa? Lo enggak mau yah? Jawab dong!" desak Jagad, Adelia hanya meliriknya masih dengan lirikan jijik.
"Apaan sih ini orang" gumamnya dalam hati sambil mencari kunci mobil dalam tas kecilnya.
"Ayolah, setidaknya kasih gue jawaban." Jagad kembali mendesak tapi Adelia masih membisu.
Segera setelah menemukan kunci mobilnya, ia bergegas pergi ninggalin Jagad yang malah tersenyum dan melambaikan tangannya ke Adelia.
"Shit, sial" umpat Adelia sambil menatap tampang jail Jagad, ia mengeluarkan mobilnya dan segera menghilang dari pandangan Jagad.
"Em, dia pergi." Desah Jagad. "Gak papalah, itung-itung pemanasan." Jagad pun berlalu ke dalam kampusnya.
--------
Seminggu setelah penembakan itu, Jagad memilih jaga jarak. Ia memilih mengamati targetnya dari jauh. Gerak-geriknya, teman-temannya, utamanya teman cowoknya atau seniornya atau mungkin dosennya yang berlagak mencurigakan di sekitar Adelia. Rencana jahat mulai terjabar rapi dalam otak Jagad.