Tribute to Chester Bennington, Linkin Park frontman who dies in July 20, 2017. Rest in peace buddy. You're legend now.
Dan maaf ini updatenya lama, apalah dayaku.
-----------------------------------
Mendapati ruang himpunan kosong di pagi harinya, sungguh membakar emosi Erik.
Erik masih belum mengerti kenapa Jagad malah ngelepasin Sarno cs. Enggak ada alasan yang bisa diterima akal Erik. Menurutnya, Sarno telah cukup bersalah atas tindakannya mengirim orang untuk membunuh Jagad.
Belum lagi, Jagad belum menemukan orang yang membunuh Imam. Hal ini semakin membuat Erik bingung.
"Kenapa lo?" Tanya Ciko melihatnya dari tadi cuma melamun gelisah.
"Enggak." Jawabnya cuek. Ciko memperhatikannya lebih seksama.
"Kenapa lo?" Ulangnya sedikit membentak. Tatapannya seperti kesal melihat Erik menyembunyikan sesuatu darinya.
"Gue kenapa?" Balas Erik kesal.
"Lo bego. Makanya lo belum skripsi. Kampret. Lo kenapa?" Balas Ciko lebih nyolot lagi. Erik mendengus. Tatapannya dalam membayang.
"Jagad, Cik." Ujarnya pelan.
"Jagad kenapa?"
"Dia ngelepasin Sarno."
"Terus kenapa?"
"Yah gue bingung aja sama keputusan dia." Erik berdiri melangkah ke depan terus balik lagi terus ke depan lagi dan seterusnya. Dia beneran bingung.
"Gue juga bingung sih, tapi Jagad pasti punya rencana, Rik. Lo tenang aja."
"Gimana gue mau tenang kalo Jagad ngambil keputusan kayak gini? Maunya apa coba?"
"Udah, dari pada penasaran, kita ke orangnya aja langsung." Usul Ciko. Erik menghentikan langkahnya menatapnya keji.
"Bilang aja lo kalo lo mau pacaran sama Karina." Bentaknya kesal.
"Kenapa sih lo sensi banget? Gue bisa pacaran di mana aja kali. Kenapa harus di kos Jagad?" Kilah Ciko.
"Karena lo enggak mampu nyewa kamar." Erik memandangnya rendah.
"Hahaha kamar doang. Emang gue selemah itu yah jadi cowok? Nyewa kamar aja enggak mampu. Kasian banget gue. Besok pembagian raskin, gue juga udah dapet kali." Ujar Ciko mengingatkan dirinya sendiri.
"Argh, udah. Ayo kita ke kos Jagad. Gue udah males ngeladenin elo, kalo lo udah serendah ini." Balas Erik dan mulai melangkah keluar. Ciko membuntutinya dengan tawa ringan yang menandakan ia menang dari hinaan Erik.
----------------------
Matahari hampir di titik tertingginya ketika mobil Ciko memasuki halaman kos Jagad. Mungkin sekitar jam setengah 12 siang. Erik dan Ciko datang untuk menuntut penjelasan ke Jagad soal Sarno.
Erik dengan kacamata hitamnya melangkah kaku diikuti Ciko masuk ke dalam kos Jagad. Langkahnya beneran cool. Kayak orang yang biasa nawarin investasi bodong. Hahaha. Ngomong-ngomong investasi, entar istri gue nyolot lagi gue bahas itu. Soalnya dia juga korban investasi bodong. Hahahaha.
"Selamat siang." Ucap Erik kaku di pintu kamar Jagad.
"Astagfirullah..." Jagad memegang dadanya terkejut mendapati sosok Erik yang tinggi besar berdiri tegap di pintu kamarnya.
"Gue kira genderuwo." Sambung Jagad beberapa detik kemudian.
"Hahahaha" Bumbum mendukung pernyataannya. Erik melepas kacamatanya dan tatapannya terlihat kesal.