Lingga❌Linka 21

308 18 0
                                    

"JADI, gue mau ngomongin sesuatu yang penting sama lo," ucap Musa seraya mendudukkan bokongnya di kursi.

Linka mendengus. Ia sudah sampai di Teenager Cafe sebelum jam tujuh--sesuai dengan perjanjian--tapi yang ada ia malah duduk sendirian menunggu Musa selama setengah jam lebih. "Lo telat," tukasnya tajam. Matanya sinis, menyiratkan bahwa dirinya tidak suka menunggu.

"Ya ampun, Link, gue cuma telat setengah jam doang, lho." Musa mencoba untuk membela dirinya sendiri.

"Setengah jam lo bilang cuma?!"

Musa meringis dan ngeri sendiri mendengar suara Linka yang meninggi. Ia cukup kaget mengetahui hal itu karena selama ini, ia kenal dengan Linka yang pendiam, tidak banyak bicara, dan ramah--itu yang ada di pikirannya saat Linka bicara untuk pertama kali pada dirinya dan Bimo. Musa jadi takut rencananya gagal hanya gara-gara dia telat.

Musa mencoba untuk tidak terlalu bercanda kali ini. Ia takut kalau Linka justru akan pulang dan semua berakhir tanpa ada mulanya. "Gue juga punya alesan kenapa gue telat, kali."

Mata Linka menyipit, seperti sedang menyelidiki ucapan cowok yang duduk disebrangnya itu melalui gerak-geriknya. Dan sepenglihatan Linka, Musa memang punya alasan yang tepat untuk dirinya mengapa ia terlambat dari waktu yang telah dijanjikan.

"Ehm, oke. Jadi, gue nggak akan ceritain dulu kenapa gue telat karena menurut gue, nggak asik kalo tiba-tiba gue mau ngobrol sama lo tapi langsung ke sana. Yah, soalnya ini berhubungan kenapa gue telat." Musa mulai membuka obrolan.

Linka meminum sedikit smoothies strawberry-nya melalui sedotan. Ia tidak mencoba untuk berbicara sampai saat di mana ia perlu bertanya atau berbicara yang berhubungan dengan apa yang ingin cowok itu obrolkan.

"Btw, lo nggak mesenin gue minum?" celetuk Musa dengan tampang tidak berdosanya.

Dengan begitu, Linka mengangkat tangan kanannya, memanggil seorang pelayan. "Dia mau pesen," tunjuk Linka pada Musa setelah sang pelayan berbaju merah-hitam datang di tempat duduk mereka, tepat di pojok cafe.

"Saya mau pesen beef steak, terus roti bakar cokelat, terus kentang. Minumnya apa yah?"

"Sedeng. Cappucino aja, Mbak, yang dingin."

Kemudian pelayan itu mengangguk dan berjalan meninggalkan kedua remaja yang memandang dengan raut wajah yang berbeda.

"Gue laper, Buset. Masa minum doang," ujar Musa tidak terima.

Linka membalas tatapan Musa dengan sengit. "Lo udah buang waktu gue setengah jam lebih dengan percuma. Gue nggak mau nunggu lo makan ini-itu, jadi lebih lama lagi. I have no time for that."

Pesanan Musa yang baru saja sampai, langsung diteguk oleh cowok itu hingga habis setengah gelasnya. Kemudian ia melirik ke seluruh penjuru cafe dengan waspada, seperti sedang melihat adakah orang yang ia kenal atau tidak--takut akan ada orang yang mendengar pembicaraan ini.

"Oke, gue akan mulai ngomong sama lo, But first, I have a question for you."

"Okey..., so what is that?" Linka sedikit takut karena muka Musa yang serius--ia tidak pernah melihat sobat Lingga itu seserius ini.

Oh, ngomong-ngomong soal Lingga, ia tidak tahu kemana perginya laki-laki itu setelah ia bertelepon dengan Musa di kamarnya. Setelah selesai berbincang dengan Musa, ia tidak langsung berganti pakaian atau setidaknya, bersiap-siap. Ia langsung menuju ke bawah, bermaksud untuk mengatakan bahwa dirinya akan pergi.

Namun ketika ia sampai di ruang tamu, tempat di mana ia bermain truth or dare bersama, Lingga sudah tidak ada di sana. Kunci motor yang diletakkan laki-laki itu di meja dekat sofa pun sudah tidak ada. Dan saat ia mengecek keluar, motornya sudah tidak ada.

Sebenarnya, Linka menjadi sedikit tidak enak karena meninggalkan Lingga tiba-tiba dan cukup lama, yang menyebabkan tamunya itu pulang pada akhirnya. Juga tanpa berpamitan terlebih dahulu.

Untuk hal itu, Linka berpikiran positif saja. Mungkin Lingga ada urusan mendadak yang membuat dirinya tidak bisa berpamitan dulu dengannya. Mungkin juga sebenarnya ia ingin meminta izin tetapi juga merasa tidak enak karena Linka pergi ke kamarnya.

Mungkin itu bisa diurus nanti.

"Woy!"

Linka sedikit terkejut, namun ia bisa menetralkan hal itu. Kemudian ia langsung bertanya pada Musa. "Jadi apa yang mau lo omongin yang katanya, penting."

Sejenak Musa hanya menatap intens pada kedua bola mata Linka, nampak sangat serius. Sementara itu, Linka meneguk salivanya sendiri dengan susah. Musa berubah menjadi sosok misterius yang seolah akan mengintrogasi dirinya.

"Gifte?"

❌❌❌

Di sebrang tempat duduk dua orang yang sedang membicarakan hal yang katanya penting, ada dua orang yang berperilaku aneh. Mereka memakai jaket hingga penutup kepalanya pun dipakai. Sedikit-sedikit melirik ke arah sebrang mereka.

Lingga dan Bimo.

Biasanya, mereka bertiga. Tapi saat ini, mereka hanya berdua karena tidak mungkin mengajak Musa sedangkan orang itu saja sedang dikuntit oleh mereka.

"Kedengeran aja kagak, Otong," ujar Bimo sarkastik pada Lingga yang duduk di sebelahnya.

Lingga melirik ke arah Bimo dengan tatapan sinis. "Gue nggak butuh obrolan mereka. Yang penting Linka aman dulu, nggak di macem-macemin sama Musang."

"Emang Otong dasar. Udah gue bilang dari awal, dari pertemuan perdana mereka--"

"Alah, gaya lu perdana," ejek Lingga sambil melihat Bimo.

Bimo mendengus. "Kampret, gue lagi ngomong. Dari pertemuan mereka harusnya lo curiga sama apa yang mereka obrolin. Bukan apa yang dilakuin Musa ke Linka."

Iye ye?

"Trus sekarang gue harus gimana?" tanya Lingga serius, juga frustasi. Pasalnya, sedari tadi ia hanya fokus pada apa yang di perlakukan satu sahabatnya itu ke gebetannya, bukan apa yang mereka perbincangkan. Padahal, Bimo sudah memberitahunya akan hal itu.

"Batu."

Lingga celingukkan, mencari tempat yang dekat dengan dua orang itu untuk kemudian menguping pembicaraan mereka. Namun belum sempat dirinya menemukan, ia justru melihat Linka yang beranjak dari tempat duduknya dan berlari keluar cafe.

Musa pun mengikutinya.

Dan ia tidak bisa tinggal diam.

❌❌❌

Author's Note

yuhuu cuma 908 words yuhuu

maaf hari Sabtu gue nggak update karena... belum diketik HE-HE. dan udah niat mau ngetik chapt ini dari kapan tau tapi huft, masuk sekolah dan mpls menghambat segalanya.

juga males sih, capek, jujur aja.

anyway, THANKSS FOR 1K READS GENKS!❤❤❤ its my first time having 1k reads so yah, maklumin aja kali gue norak HEHE. jangan lupa ikutin terus kisah mereka yaaahhh!!!

mari mulai babak baru Lingga & Linka!!❤❤

13 Juli 2017

Lingga & Linka [STOPPED PERMANENTLY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang