detik kesepuluh

218 13 1
                                    

Pagi pada hari ini adalah pagi yang cerah bagi kara setelah kejadian semalam yang membuat nya berpikir agar luka yang dia berikan ke kara tidak bertambah banyak

“ pagi ayah , pagi bu “ sapa kara

kepada kedua orang tua  nya yang sudah rapi dengan stelan baju kerjanya dan juga sedang duduk menunggunya di meja makan

“ pagi juga sayang “ jawab ibu sambil mencium ke dua pipi kara ya, kara bersyukur  masih memiliki orang tua yang lengkap dan mampu , mungkin diluar sana masih banyak orang tidak seberuntung dia tanpa sadar air mata kara mengalir sambil memandang kedua orang tua nya

“ sayang kok nangis kamu kenapa ? “ kata ibu kara sambil
mengelap air mata di pipi kara pun langsung mengelap air mata nya sebelum tangan ibu nya

ayahnya pun datang menghampiri istri dan anaknya

“ nggak kok bu kara hanya berfikir mungkin kah masih banyak orang yang hidup nya nggak sesempurna kara , ibu ayah kalian mau janjikan kalau misalnya kara udah nggak ada disini ibu masih mau kan merapikan kamar kara walaupun kara udah nggak bisa tidur dikamar itu lagi dan ayah , ayah mau kan selalu tersenyum di pagi hari ketika ibu menyiapkan semua sarapan dan ketika ibu bangun “ kata kara

dengan panjang lebarnya dan perkataan kara sukses membuat kedua orang tua tertegun ayah kara langsung mengangkat dagu anaknya dan menatap kedua matanya dan ayahnya pun berkata  

“ kamu nggak akan kemana – kemana  yakin sama ayah dan ibu kamu kalau ibu dan ayah akan selalu di samping kamu , mau kamu  udah nggak punya rambut mau kamu udah nggak bisa berjalan mau kamu udah nggak cantik lagi ibu dan ayah kamu akan jadi orang pertama yang selalu di samping kamu sayang “

kara yang mendengar itu langsung mengenggam kuat tangan kedua orang tua nya , setidaknya kara akan tersenyum disaat saat terakhir nya

Tbc ....
Jangan lupa vote dan comentnya soalnya butuh cerita ini butuh saranyaaa ...

3600 detikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang