*Author Pov
"Abi, aku takut". Lirih Nay dengan tatapannya yang sudah berkaca-kaca.
"Biasa aja kali. Hafalannya dong Nay". Balas Aditya enteng.
"Ih". Kesal Nay dan menenggelamkan wajahnya ke dalam selimut.
Pukul 23.00 malam
Tookk... tookkk..
2 orang suster segera masuk"Permisi!". Sahut seseorang dari luar kamar inap Nay.
"Silahkan masuk". Balas Nay segera memakai jilbabnya.
"Maaf menganggu Nay. Mari saya pasang dulu infusnya". Ujar salah satu suster.
"Abiii". Panggil Nay dengan nada ketakutan.
"Iya sayang. Jangan tegang dong nak". Aditya berusaha menenangkan.
"Rileks ya". Kata suster sambil mencari urat khusus untuk jalan infusnya.
"Oh ini dia!". Seru suster yang satunya.
"Saya pasang dulu ya".
"Aaaaa! Huuaaaaa sakit!". Teriak Nay dengan kencang.
"Jangan panik! Sus, cabut jarumnya uratnya tidak sampai". Perintah suster.
Suntikan pertama gagal.
"Rileks ya. Sambil minum". Lanjut suster sambil mencari lagi.
"Tahan ya".
"Saaaakiiiiiiiitttttttt!!!". Kini tangis Nay semakin kencang.
"Cabut sus!".
Suntikan kedua gagal. Masih sama, jarum infus masih tak bersahabat dengan tubuh Nay.
"Kok bisa kayak gini ya? Nak Nay sambil minum atau makan ya. Harus kuat ya, karena kalo gak kuat besok operasinya akan susah. Ayo semangat". Ujar suster tersebut dengan sangat ramah.
"Kita coba tangan kiri saja". Pandangannya kedua suster masih fokus mencari jalan infus pada punggung tangan Nay.
"Ini dia". Sahut suster.
"Tahan ya".
"Aaa.. auuuuuu! Tangan ku sakit sekali!". Lagi-lagi Nay tetap menangis.
"Lepas suntikannya sus!".
Suntikan ketiga masih gagal.
Kenapa?"Nay kamu gimana sih? Semangat dong, dokter gak mau operasi loh kalo kamu gak kuat". Kata Aditya sambil menatap iba anaknya yang infusnya tak kunjung-kungjung bersahabat.
"Kali ini harus berhasil". Jiwa suster dengan semangat 45.
"Rileks yaa.. rileks".
"HUUUAAAAAA! Sakit suster". Semakin kencang tangis Nay.
"Gimana sus? Infusnya tidak mau masuk padahal ini sudah suntikan ke empat!". Panik salah satu suster.
"Ya sudah. Nay istirahat dulu ya, makan banyak-banyak kalo sudah siap silahkan panggil saya". Ujar suster tersebut dan pamit.
--
"Nay kamu gimana sih? Masak di suntik aja kamu gak kuat?". Tanya Aditya sambil menatap kasihan putrinya.
"Nay juga gak tau bi. Lihat ini tangan Nay sudah berdarah semua!". Kesal Nay sambil mengusap air matanya.
"Kalo begitu abi keluar dulu ya, cariin kamu nasi goreng buat kamu. Kamu gak papa kan sendirian?". Kata Aditya.
"Iya gak papa kok abi. Hati-hati ya". Balas Nay.
"Abi keluar dulu ya! Kamu berwudhu dan shalat tahajjud, minta pertolongan sama Allah". Perintah Aditya.
KAMU SEDANG MEMBACA
bukan cinta biasa
RomanceYaa Allah, berikanlah aku kekukuatan ekstra agar bisa menjaga cinta ini, hingga tiba waktunya. Yaa Allah, berikan pula aku kekuatan untuk melupakannya sejenak agar ibadah ku tetap ku nomersatukan, bukan karena aku tidak peduli padanya, justru! karen...