17 : crazy day

729 16 0
                                    

*Nay Pov

Aku lulus murni di UGM Jogjakarta, senang? Tidak juga. Karena bukan ini sebenarnya yang ku maui. Aku ingin melanjutkan study ku di Mesir tapi Mama melarang ku dengan keras ia tidak tega melepaskan ku ke negara yang jauh.

Kemarin aku sudah mengecek link resmi pendaftaran UGM, aku di nyatakan lulus. Mama dan Abi tentu bahagia bukan main, karena UGM salah satu Universitas yang memiliki pesaing yang tinggi, kurasa kecerdasan ku biasa-biasa saja tapi mengapa aku lulus? Ah! Ini bukan yang ku mau. Padahal aku sudah berdoa agar tidak lulus tapi ternyata doa mama lebih kuat.

Apa lagi jurusan yang ku daftar adalah Farmasi, pilihan orang tua ku dan sangat bertolak belakang dengan keinginan ku, sungguh aku begitu tertekan.

Tepat hari ini, aku harus segara ke UGM untuk tes kesehatan, wawancara, kemampuan berbahasa inggris, kemampuan menghafal, dan masih banyak lagi itu semua membuat ku muak.

Semalam aku tidak belajar sama sekali, tentu aku sengaja agar aku tidak di terima saat tes.

Rok hitam, kemeja putih, jilbab hitam, dan sepatu hitam sesuai perintah dari pihak UGM. Tentunya aku di temani oleh Mama dan Caca yang ikut mengantar ku tes. Kurasa mama terlalu berlebihan, aku sudah kuliah dan masih di antar juga? Ia juga melarang ku mengemudi mobil jadi ia menyuruh Syadam untuk mengambil alih.

"Ya sudah Nay kamu masuk ya. Mama tunggu di mesjid ini saja". Ujar Mama yang sedang beristitahat di pelataran mesjid UGM bersama Caca.

"Iya ma. Nay masuk dulu ya". Pamit ku dengan malas.

Syadam mana? Semenjak sampai aku sudah tak melihat batang hidungnya. Ah! Sudahlah ini bukan urusan ku.

Ku langkahkan kakiku dengan malas menuju Auditorium yang besar penuhi oleh ribuan Mahasiswa baru. Aku dan ribuan mahasiswa pun mengumpulkan data dan menunggu giliran untuk di panggil. Aku mendapatkan nomor ururut 3.201 dari 15.000 mahasiswa. Rasanya aku seperti sedang tawaf disini. Apa menunggu? Menunggu di tengah-tengah manusia yang ribuan ini? Sungguh aku tidak sanggup, ini terlalu lama. Ingin rasanya aku merobek kartu mahasiswa ini dan menyudahinya.

Aku sadar ini terlalu lama. Aku pun keluar dari Auditorium yang pengap ini. Aku pun tak mempunyai teman atau kenalan.

Saat aku di luar auditorium menikmani Coffe Late dingin untuk menghilangkan sedikit beban pikiran ku. Tiba-tiba ... seseorang datang, kedatangannya sangat mengangguku.

"Nay! Gue minta tolong! Please Nay!". Mohonnya dengan muka yang sangat panik. Aku kaget sejak kapan Syadam ada di hadapan ku.

"Kenapa sih? Lo gak liat, gue badmood banget! Ah kampret ganggu orang aja". Batin ku serasa ingin mencakarnya. Eh jangan diakan tampan. Hahaha.

Dia mengajakku ke tempat yang agak sepi.

"He. Napa lo?". Tanya ku sesantai mungkin karena aku tidak begitu dekat dengan Syadam. Biasanya hanya sekedar berbicara yang penting saja. Kami sama-sama cuek.

"Gue minta tolong sama lo". Lagi-lagi ekspresi wajahnya menunjukkan agar aku bisa menolongnya.

"Iya insyaaAllah". Balas ku cukup penasaran dengan tingkah Syadam.

Ia duduk ada jauh dari ku.

"Gue liat pacar gue, Ufairah. Dia.. dia juga kesini. Tapi.. tapi dia sama cowok lain". Ucap Syadam dengan wajahnya yang tidak bisa di tebak.

Ohh jadi pacarnya namanya Ufairah.

"Ya.. yaa terus apa hubungannya sama gue?". Tanya ku dengan otak penuh tanda tanya.

"Gue minta tolong". Ia menjeda dan menarik nafas panjang. Sepertinya ia sangat berat mengatakannya.

"Lo pura-pura ya mengaku jadi pacar gue". Ucapnya dengan pelan. Ia sepertinya takut.

bukan cinta biasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang