18 : new life

630 13 0
                                    

*Author Pov

3 bulan kemudian ...

Modern, dan syar'i. Gamis biru tua mermotif bola-bola perpaduan warna putih, jilbab navy yang senada, sepatu putih, tas putih di pundaknya yang cukup berat, serta almamater ala mahasiswa UGM fakultas Farmasi yang di jinjing di tangan kirinya, tak lupa pula headset di telinganya yang selalu setia menemaninya. Kehidupan yang baru.

"Selamat pagi cewek!". Sapa seseorang yang baru saja mengejar Nay.

"Selamat pagi juga". Balas Nay kepada seseorang yang berjalan di sampingnya dengan style bisa di bilang rock n roll.

"Makalah kemarin udah selesai?". Tanyanya dengan gaya khasnya mengunyah permen karet.

"Hmm". Sahut Nay yang tampaknya fokus dengan apa yang ia dengar.

Di depan kelas.

"Alhamdulillah, gue gak telat". Ucap Nay sembari duduk dan melepaskan beban di pundaknya.

"Nay ajarin gue dong buat makalah". Pinta orang tersebut.

"Yeh enak aja. Gue juga capek tau". Keluh Nay.

"Ah kampret lo! Please dong". Pintanya lagi.

"Ntar gue pikir-pikir dulu". Putus Nay.

Nama lengkapnya Azani Az-zahrah, nama yang menarik. Ia akrab di sapa dengan Ajani, entahlah sejak kapan huruf Z di ubah menjadi J. Gayanya yang rock n roll, pemberani, di kenali banyak orang, dan sangat tomboi membuat banyak orang mengira bahwa dia adalah laki-laki. Tidak, dia adalah perempuan.

Sejak awal masuk kuliah, banyak yang ingin berteman dengannya karena ketenarannya, namun ia tertarik berteman dengan Nadira Bilqis Febriani Sakurayyah gadis polos, berpakaian cukup berbeda dari yang lain, dan sangat cuek.

Awalnya Nay tak berminat untuk kuliah di Universitas yang luas nan megah ini, di tambah lagi pasti kelas yang bercampur baur antar sesama lawan jenis. Tapi mau gimana lagi, ia tetap harus menimbah ilmu. Dan semenjak ia kuliah, Nay sangat dekat dengan Azani.

"Selamat pagi". Sapa dosen kesehatan yang terkenal dengan sikapnya yang tak bosan-bosannya memberi tugas.

"Pagi pak". Balas seluruh mahasiswa kepada Pak Zahid.

"Makalah silahkan di kumpul!". Perintahnya dengan wajah tak peduli.

"Lah, bukannya besok ya pak?". Protes salah satu Mahasiswa.

"Saya maunya sekarang!". Bentak Pak Zahid seenaknya.

"Eh kampret! Enak aja, kan bapak bilangnya besok". Demo Azani tak mau kalah. Bagaimana tidak ia belum mengerjakan makalahnya sama sekali.

"Astagfirullah. Lo gak boleh ngomong gitu Azani". Tegur Nay.

"Bodo amat. Ah tai emang tuh Pak Zahid, mati aja lo!". Umpat Azani yang begitu emosi.

Pelajaran pun selesai. Karena hari ini hanya ada 1 mata kuliahan.

"Huuuh! Neraka banget". Dengus Azani dengan kesal.

"Lo bisa gak sehari aja gak ngoceh? Sumpah telinga gue panas". Lagi-lagi Nay menegur Azani.

Beberapa mahasiswa sudah bubar jadi kelas agak sepi.

"Eh bocah". Ledek seseorang. Ya Briyan.

"Diem lo!". Bentak Nay.

Ini yang membuat Nay makin muak kuliah, karena ia sefakultas dengan Briyan, sejurusan, bahkan sekelas, dan lebih parahnya lagi bangkunya sangat dekat. Musibah :v

bukan cinta biasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang