Penderitaan Dari Para Pembully

9 6 2
                                    

Lysia berbaring diranjang king sizenya sambil Memeluk boneka teddy bear kesayangnya. Lysia memperhatikan tangannya yang memar, rasa sakit menjalar ke seluruh tubuhnya. Ya walaupun sudah berkurang karna sudah diberikan salep oleh Mikleo. Ia jadi teringat perbincangannnya dengan Mikleo tadi siang.

"Dia itu siapa?"

"Dia siapa?"

" cowok yang tadi, yang bantuin aku diri"

" dia gak ngenalin diri?"

"Enggak"

"Ya kalau gitu aku gak bisa bilang"

"Kenapa?"

"Rahasia deh, entar kalau waktunya pas pasti bakal tau"

"Sok misterius banget emang dia siapa? Mafia?bandar narkoba?"

Mikleo langsung menjentik dahi Lysia.

"Gak sopan banget deh kamu sama orang yang nolongin kamu"

"Lah dia kan cuman bantuin aku diri. Sedangkan kamu dengan 2 teman kamu dan 2 orang asing itu nerima servis mereka"

"Kamu sok tau Lys, kalau gak karna dia kami gak akan tau kalau kamu di gituin. Lagi pula 2 orang asing itu temannya juga"

"Tapi.."

"Gak usah pakai tapi dasar bawel dah ah aku balik"

"Emang dia siapa? Sok peduli. Kenal juga enggak" pikir Lysia. Ditatapnya tangannya yang memar itu.

"Mikleo baik banget ya sama aku walau sikapnya selalu datar sih" kekeh Lysia.

Keesokannya....

Entah kerasukan apa Lysia mencoba mencari lelaki yang dibicarakannya dengan Mikleo semalam. Setelah berkeliling kesemua kelas Lysia tak berhasil menemui lelaki itu

"Tuh orang kelas mana sih, kok gak ketemu" gerutu Lysia.

"Apa dikantin ya?"
Lysia pun melangkahkan kakinya kearah kantin yang dipenuhi para murid. Lysia pun mencari diantara para murid-murid dan hasilnya nihil.

"Gila gak ada tuh orang, apa gak masuk ya? Ya masa temennya juga gak masuk kan gak masuk akal" gerutunya kesal.

"Alah kebelet lagi, udah ah ke toilet dulu" Lysia berlari ke toilet dan memasuki bilik toilet.

Saat Lysia ingin membuka pintu untuk keluar Lysia mendengar langkah kaki dan isakan.

"Udah gak usah nangis, Lun."

" Tapi aku udah gak tahan lagi dengan Gladis, cia"

"Lun kita gak bisa berbuat banyak, kamu taukan gimana Gladis. Kamu mau dibully sama Gladis seperti Aneta dan Lysia?"

"Aku gak mau, tapi aku gak mau juga melukai orang lain. Itu membuatku sedih. Membuatku tak tahan"

Lysia terdiam mendengar percakapan itu. Ia tau pemilik suara itu. Yang menangis Luna, dan disana juga ada Patricia dan Sela.

"Jadi mereka juga menderita ya" pikir Lysia sedih.

"Aku pikir mereka memang jahat"

Lysia pun memasang headsheet dikedua telinganya. Ia akan berpura-pura tak melihatnya.

Saat ia membuka pintu nampak jelas raut wqjah terkejut diwajah mereka bertiga. Dengan wajah setenang mungkin Lysia berjalan keluar.

"Lysia"panggil sela.

" ya?" Lysia melepas headsheetnya.

" apa kau mendengar apa yang kami katakan?"

"Ha? Mendengar apa?" Tanya Lysia pura-pura tak mengerti.

"Tidak apa-apa"

"Hmn baiklah" lysia pun meninggalkan mereka bertiga. Setelah keluar ia pun menghembuskan nafas lega.

Don't forget Vomment guys😘😘😘

Im falling in love nowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang