Mikleo Abraham Nieth

14 5 0
                                    

Sudah 2 hari semenjak kejadian perkenalan sepupu itu berakhir dan selama 2 hari itu juga Gladis tak pernah membullynya lagi. Lysia menjadi agak lega. Ia berpikir mungkin setelah tau dia adalah sepupu Gladis, Gladis langsung insaf dan takut. Walau merasa lega ia juga merasa sedih. bukan karna ia merasa kehilangan karna tak dibully Gladis lagi. tapi Ia sedih karna seseorang itu tidak menyapa dan menyemangatinya lagi. membuatnya merasa ada yang kurang selalu.

Ya, orang itu adalah si muka membosankan, "Mikleo Abraham Nieth". Si lelaki penyemangat Lysia. walau semangatnya terkadang membuat Lysia gemas sendiri.

Sudah 2 hari ini ia tidak lagi berbicara pada Mikleo.

"Apa aku harus dibully dulu ya supaya disemangatin lagi" Pikiran itu sempat terlintas dikepala Lysia. namun langsung ditepisnya jauh-jauh, kalau terus-terusan dibully bisa mati nanti pikirnya lagi.

Karna hal itu, Lysia menjadi sering mencuri pandang kearahnya. misalnya saat pelajaran dia akan pura-pura menengok kebelakang atau mencari sesuatu didalam tasnya. Saat dikantin ia berusaha mencari tempat duduk terstrategis agar bisa menatap lelaki itu.

terkadang Lysia menepis pikirannya itu karna ia merasa aneh dengan dirinya tetapi saat melihat lelaki itu lagi. ia merasa menjadi gila, dadanya pun berdegup kencang.

Seperti hari ini, Lysia kembali mencari tempat duduk terstrategis lagi. Hari ini Mikleo tetap bersama kedua temannya yang Lysia tidak ketahui namanya itu. ia pura-pura makan dengan khidmat padahal matanya tertuju pada Mikleo dan teman-temannya.

Satu hal yang membuat Lysia terpesona akan Mikleo, "Tawanya" membuat wajahnya menjadi sangat manis.

"Duh, bisa diabetes nih" Gumam Lysia dengan pipi yang sudah semerah tomat.

"Ella sini dong!!" Teriakan terdengar dari arah meja Mikleo. Seorang temannya memanggil perempuan yang berdiri tak jauh dengan mereka. Perempuan itu tersenyum dan langsung mendatangi tempat duduk mereka.

Saat perempuan itu duduk tepat dihadapan Mikleo, wajah Mikleo langsung berubah Salting. Membuat Lysia menunduk lagi karna wajah itu sangat manis.

"Cie, Mikleo Bulshing" Celetuk temannya yang memanggil perempuan tadi.

"A..Apaan sih Ren, ngasal aja" Jawab Mikleo dengan nada suara gugup.

"Halah, bilang aja gugup kan gara-gara ada Ella, iyakan la" Kata Lelaki itu sambil menggawil tangan Ella yang langsung dihadiahi dengan tatapan tajam oleh Ella.

"Apaan sih Dareen, Aku mau makan" Kata Ella Galak yang langsung membuat Lelaki bernama Dareen itu cengengesan tak jelas.

"Ah, Ella Galak banget" Celetuknya lagi dan langsung dihadiahi Ella dengan jitakan dikepala Dareen.

Mikleo dan temannya yang berkacamata itu tertawa terbahak-bahak melihat hal itu.

"Mampus, udah tau Ella Galak. Dibecandain aja" Komentar Lelaki berkacamata itu.

"Siapa yang kamu maksud?" Kata Ella dengan Tatapan tajam membuat Lelaki itu ikut-ikutan terdiam.


Lysia beranjak dari tempat duduk dikantin dengan tenang karena makannya sudah habis ia tidak mungkin berdiam diri terus-menerus disana, tanpa teman pula.

"Estrella Maudi" dia adalah teman sekelas Lysia juga, perempuan yang sangat cerdas dan baik hati walaupun terkadang terkesan galak, Ia juga sangat cantik sehingga disukai oleh banyak lelaki dan salah satunya adalah Mikleo. Lysia pernah mendengar dari teman-teman sekelasnya bahwa Mikleo menyukai Ella, karna mereka berdua adalah teman masa kecil. rumah mereka pun juga berdekatan. tetapi Lysia mendengar juga bahwa Ella menyukai Kakak Kelas tahun lalu yang bernama Bryan.

'Cinta tak terbalas" Kekeh Lysia.

Sebenarnya itu juga akan berlaku untuknya sendiri....




Im falling in love nowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang