Part 6

5 1 0
                                    


Tengah hari, sebuah alarm berdengung dengan hebatnya, membuat bulu kudukku berdiri membayangkan apa yang bakal terjadi sekarang. Rob menepuk bahuku dan berkata, "Tidak apa. Itu alarm makan siang" tapi matanya tidak mengarah padaku.

"Mereka masih memberi kita makan siang?" tanyaku lalu Al tertawa keras-keras.

"Tidak sebaik yang kau pikirkan, Jane" dan dia benar, karna ruang makan yang berisi meja tanpa kursi menyambut kami, ruangan kumuh dengan atap luar biasa tinggi. Bahkan WC rumahku tidak sekumuh kantin disini. Dan makanannya adalah yang paling miris. Sepotong roti yang lumayan keras untuk menanggalkan gigi kakekku, sekotak air yang warnanya kecoklatan. Sepotong keju keras yang seperti dibekukan. Aku meninggalkan air itu, Al langsung menyambarnya tanpa sedikit pun merasa jijik.

"6 bulan disini sudah cukup merubahku menjadi binatang, Jane" kata Al. Rob memberiku nasihat yang lebih bijak, "Kau harus terbiasa, Jane. Kau tidak akan mau, tapi kau harus. Tak ada air lain di benteng ini" katanya lau menjepit hidungnya dengan dua jari, memejamkan mata ketika menenggak air itu.

Kataku, "Aku mengerti. Tapi suatu hari nanti, kau akan terbiasa lagi dengan dunia luar, Al. Hari ketika kau dibebaskan"

Al tertawa miris, melirik Rob yang tampaknya memberi kode agar Al sebaiknya tutup mulut. Tapi Al terlalu ceroboh untuk menyimpan rahasia. "Aku dijanjikan keluar 3 bulan yang lalu, Jane-ku. Sampai sekarang, aku masih terkurung disini"

Jawaban itu membuatku terpuruk. Aku mengitari ruangan lalu meninggalkan kedua kawan baruku, kembali ke tempat batu dan menyenderkan kepala di dinding bercorak abu-abu dengan sedikit lumut. Bayangan bahwa aku tidak akan dikeluarkan, mendekam begitu lama disini hingga tangan gemulaiku berubah menjadi otot adalah masa depan yang menyeramkan.

Rob terburu-buru menghampiriku, tampaknya ia berlari dari kantin tadi menuju ke sini. "Hey" gumamnya, "Jangan khawatir dulu, aku tahu apa yang kau pikirkan—tapi, banyak kenalanku yang keluar dari penjara hanya dalam waktu dua minggu atau malah seminggu. Pelanggaran yang mereka buat tidak begitu besar"

"Kata Hannibal, pelanggaranku juga tidak begitu besar"

"Itu benar. Begitu juga pelanggaranku. Minggu depan aku dikeluarkan" aku senang mendengarnya, dan ia juga tampak bahagia, hanya saja aku sedikit khawatir bagaimana jadinya aku tanpa orang seramah Rob dan ibunya disini. Baru sebentar dan aku sudah berkegantungan "Mereka selalu menepati janji, setahuku. Jarang sekali mereka berbohong tentang lamanya kita dipenjara, walau dalam kasus Al mungkin lain"

"Pelanggaran apa yang sebenarnya Al lakukan?" aku bertanya. Tidak mungkin ia dikurung 3 bulan, lau ditambah 3 bulan lagi dan sampai sekarang masih disini tanpa alasan yang pantas.

"Aku tidak tahu. Tidak ada yang tahu, ia enggan menceritakan" aku ingin mengorek informasi lebih dalam, namun karna aku yakin itu sia-sia, kami hanya terdiam untuk beberapa lama.

"Apa kenalanmu yang pernah dikurung disini itu menceritakan tentang magang yang keren dan rapih, makanan yang lumayan dan semacam itu?" aku bertanya.

Rob menjentikkan kedua jarinya dengan semangat, matanya berbinar. "Persis seperti itu! Dengan kata-kata yang sama, gaya bahasa yang persis"

"Magang yang rapih, magang yang keren?"

"Makanan yang lumayan dan ketertiban yang bagus?" ia mengeja kalimat yang sama, yang setiap tetanggaku yang baru keluar dari benteng katakan. "Oh, aku sampai-sampai bisa menghafalnya dan melafalkan dengan benar saking seringnya mereka berkata begitu!"

"Ini janggal" ujarku sambil memegang daguku, tiba-tiba Al datang dengan keju di tangannya ke arah kami.

"Hey kalian berdua. Meninggalkanku begitu saja" ia memprotes lalu mengambil 3 kapak, "Kalian yakin mau memulai bekerja lagi sekarang? Tapi, waktu istirahatnya sama dengan tahanan lain, jadi lebih baik mulainya bersama mereka juga"

Denat CastellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang