Kembali ke ROCK merupakan hal yang kutunggu-tunggu terkadang, sekaligus hal yang kuhindari. Aku mengerjap, melonggarkan diriku dari jaket dan melemparnya ke tumpukan batu. Suasana sedang ramai, Al mengencangkan ikat pinggangnya lalu mengajakku berkumpul bersama yang lainnya di tengah.
Aku menepuk dadaku sendiri, membuat diriku tegar jikalau ada mayat lainnya di tengah jembatan. Namun, yang ada hanyalah Hannibal dan Adam serta dua orang tentara lagi berdiskusi. Ketika suara Hannibal memecah suasana, aku tahu mereka tidak sedang berdiskusi. Lebih seperti bertengkar.
Adam menunjuk sesuatu di tengah jembatan, "Dia tak bisa melewatinya" seorang lelaki mirip Al berdiri di tengahnya dengan tatapan merana. Ia menjadi titik tumpu yang Adam tunjuk. Seseorang itu adalah Walter. Baru-baru ini aku tahu ia tidak sepenuhnya gila. Terkadang, ia kumat dan menyerang orang, terkadang ia berubah menjadi seorang tahanan biasa. Aku baru tahu, kalau taapan seseorang, tak peduli sebrengsek apapun dia, bisaterlihat mengenaskan dan penuh minta tolong.
"Dia yang tercepat disini, tak diragukan lagi ia mampu" Hannibal berteriak dengan dengusan bagai banteng. Dua tentara lainnya sependapat dengan Adam, sebelum Hannibal mendorong bahu Adam seperti anak kecil namun bermata harimau.
"Apa yang akan mereka lakukan pada Walter?"
Al menepuk bahuku, "Orang gila yang menyerangmu tidak bernasib baik kali ini"
"Kenapa itu?"
"Ia harus menebarkan serum 'Peraturan Baru' di setiap tempat magang. Sialnya, serum baru itu bukan serum suntikan aau pil, melainkan serum gas. Ia harus menyebarkannya harus pada saat yang sama atau paling tidak semenit. Kau tahu kan itu yang berlaku dimanapun?"
Ya, aku tahu persis apa yang ia maksud. Di rumah, dinding akan berubah menjadi layar dan ibu presiden berdiri di tempatnya, mengumumkan dalam nada sebaik mungkin bahwa serum pembawa peraturan baru akan segera disebarkan. Serum itu bersifat permanen, dan cara bekerjanya adalah: jika ada peraturan tidak boleh mengendarai mobil di malam hari, maka serum akan dilepas dan secara otomatis kami tidak mau berkendara di malam hari. Juga, kami akan otomatis lupa bagaimana rasanya berkendara saat hari gelap. Itu sebabnya kami pantas dipenjara jika melanggar—tapi, bukan penjara segila ini, sungguh.
Di dalam benteng, dengan peraturan 'tidak boleh ada teknologi maju' alias semua dilakukan secara manual, menyebarkan serum gas ke udara menjadi hal yang sulit. Padahal serum itu harus dihirup orang-orang pada waktu yang rata-rata sama. Tidak lebih dari semenit.
Setiap tempat magang memiliki jurang dengan ukuan luar biasa lebar di tengahnya. Jika seseorang harus secara manual menyebarkannya, jurang itu bisa jadi masalah karna membuatmu harus memutar dan menghabiskan waktu lebih dari semenit.
"Jadi, Walter harus berlarian sambil menyebar serum itu melewai jembatan jurang?"
"Ya" Al melirikku, takut dengan pertanyaanku selanjutnya.
"Bagaimana kalau ia terjatuh?" tanpa sempat Al jawab, Hannibal berteriak tepat ke depan muka Adam, "BIARKAN SAJA, IA HANYALAH TAHANAN!"
Keangkuhan paratentara membuatku muak. Terakhir kali Hannibal menyakitiku adalah dengan menyetrumku, dan saat itu aku hanyalah seorang gadis kota yang lemah, tapi sekarang aku berbeda. Aku bukan gadis kota, tapi seorang tahanan yang mulai sinting sehingga cukup berani menentang Hannibal.
"Pasti ada cara lain untuk menyebarkan serum itu tanpa melewati jembatan"
Kalimatku membungkam semua orang, serta merta seluruh pandangan tertuju padaku. Hannibal membersihkan hidungnya dengan sekali gesekan tangan, memandangiku seolah aku tertangkap basah menentangnya, yang mungkin anehnya itulah yang kulakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Denat Castell
RomanceJen, seorang gadis biasa yang hidup dengan tentram dalam lingkupan benteng negaranya. Jen, gadis patuh yang menghirup kehidupan normalnya. Jen, gadis masa depan yang diajarkan bahaya pemberontakan dan menyembunyikan sesuatu. Jen, yang berulang-ulang...