8

549 124 35
                                    

CHAPTER 8


Seperti biasa, Minggu pagi merupakan rutinitas mendekatkan diri pada Sang Pencipta bagi Yein dan Chanwoo. Mereka selalu melakukannya bersama. Mentari sudah lumayan meninggi ketika mereka dalam perjalanan pulang dari gereja. Layaknya sepasang saudara, dua Jung itu menuntun sepedanya masing-masing di sepanjang taman Sungai Han.

Setelah beberapa lama berjalan tak ada percakapan, lelaki Jung pun memulainya dahulu.

"Kau jadi melakukan wawancara siang ini?"

Gadis yang mengenakan gaun putih berenda di atas lutut itu hanya mengangguk. Pandangannya masih fokus ke depan.

"Dengan Jungkook?" tanya Chanwoo lagi.

"Ya."

"Ketuamu itu benar-benar bertindak seenaknya. Ini kan hari Minggu, seharusnya kegiatan seperti itu diliburkan."

"Haha, Kim Mingyu tidak salah. Itu karena aku harus menggantikan Dahyun kemarin sehingga jadwal tugasku diundur. Begitu pula Jungkook. Ia menggantikan temannya, Cha Eunwoo," jelas Yein.

"Ya, tapi kan bisa diganti dengan hari lain selain Minggu. Kalau aku jadi kau, itu sangat menggangguku."

"Tidak apa-apa, lagipula aku tidak keberatan." Dalam hatinya Yein mengiyakan. Sudah jelas karena apa.

Chanwoo tidak merespon. Tak ada pembicaraan lagi setelah itu. Masing-masing dari mereka terdiam, menikmati pemandangan Sungai Han di pagi menjelang siang, kala sorot surya yang keemasan memantul di permukaan, menciptakan sebuah pantulan.

"Chanwoo-ya!" panggil Yein mengejutkan.

"Hmm?"

"Apa yang kau tahu tentangku?"

Yang ditanya mengerutkan kening, bingung. "Pertanyaan apa itu? Jelas-jelas aku adalah orang yang paling tahu tentang dirimu selain keluargamu."

"Heol! Kalau begitu coba sebutkan!"

"Kita berteman tiga tahun, Yein! Aku terlalu banyak tahu tentangmu sampai tak bisa mengatakannya satu-satu. Memangnya kenapa kau menanyakan itu?" tanya Chanwoo balik.

Jung Yein menyibakkan rambut tepinya yang berkibar tertiup angin menutupi sebagian wajahnya. "Tidak ada, hanya bertanya."

"Kalau begitu apa yang kau tahu tentangku?" Dengan pertanyaan yang sama, lelaki Jung itu mengembalikan.

"Sudahlah, Chanwoo! Kau hanya mengikutiku saja."

"Aku serius, Jung Yein!"

"Baiklah, kujawab dengan jawaban yang sama denganmu. Aku mengetahuimu lebih dari siapapun siswa di sekolah."

"Benarkah?"

"Tentu saja!"

"Tapi Ye..."

Yein menoleh pada laki-laki semampai yang berjalan tepat di sampingnya, mereka hanya terhalang oleh sepeda yang ia tuntun. "Kenapa?"

"Kau pasti melewatkan satu hal." Kali ini dua pasang langkah kaki itu terhenti.

"Apa itu?"

Jung Chanwoo membisu sesaat. Kemudian langkahnya berjalan mendahului. "Lupakan! Kau tak akan pernah mengetahuinya."

Sementara Jung yang satunya, Yein, diam berdiri tertinggal di belakang. Ia menatap punggung temannya yang sudah berada beberapa meter di depan. Ketika angin berhembus lebih kencang, ketika itu pula gadis itu bergumam, "Kau juga melewatkan satu hal, Chanwoo. Kau pun tak akan mengetahuinya."

Let Me KnowWhere stories live. Discover now