Pt.17

1.4K 108 0
                                    

"Jihan eonni , mengapa kau menangis?" Ucapku kaget melihat Jihan eonni yang sekarang membawa kopernya .

Isakkan tangis nya semakin terdengar saja saat aku bertanya seperti itu . Tanpa meragukan dan bertanya apa apa lagi , aku pun membuka pintu lebar dan meraih tangan Jihan eonni agar masuk ke dalam apartemen milik Jimin oppa itu .

Aku tidak bisa berbuat apa apa selain menenangkannya dan memberikannya tisu saat ini . Lagian aku harus bagaimana ? Ia masih menangis dan jika aku bertanya banyak pertanyaan ia pun pasti belum siap untuk menjawabnya .

Aku pun meraih handphone ku . Niatku saat itu adalah menelfon Jimin oppa , dan memberi tahu kabar ini . Namun Jihan menepis tanganku dengan tangannya yang basah karena air matanya . Karena perlakuan Jihan eonni itu kepadaku , aku pun mengurungkan niat aku untuk memberi kabar Jimin oppa . Dan aku pikir sebaiknya aku menunggu ia memberhentikan tangisannya itu .

"Jihan eonni , kenapa menangis ?" Tanyaku . Sudah agak lama ia tidak menceritakan apapun padaku .

"Eonni ,jawab dan ceritakan semuanya padaku , dan mengapa kamu membawa koper itu?" Tanyaku pelan dan masih menunggu jawaban dari Jihan eonni .

"Aku .. aku sudah tidak kuat lagi Yura . Sasaeng sangat banyak yang meneror ku saat ini . Aku menemukan boneka berlumuran darah saat pulang dari Sungai Han , dan Taehyung pada saat itu tidak mengantar ku sampai depan pintu apartemennya . Aku memilih tidak tinggal disitu lagi" jelasnya .

"Apakah Taehyung oppa tau mengenai hal ini , eonni ?" Tanyaku masih penasaran .

"Aku tidak ingin bilang ini , aku hanya meninggalkan sepucuk surat di apartemen , untungnya dia punya kunci cadangan untuk membuka pintu apartemen itu" jawabnya .

"Hanya sedikit saran dariku , apa yang kau lakukan itu salah eonni ,seharusnya kau menceritakan nya saja pada Taehyung oppa . Siapa tau dia punya solusinya , jangan tinggalkan oppa mu begitu saja" saranku .

"Kau benar , Yura-ssi . Tapi aku butuh waktu untuk nerima itu . Mungkin sampai berita itu sudah di klarifikasi . Aku butuh ketenangan untuk sementara" ucap nya .

"Ketenangan apa yang kau maksud , eonni . Mau kau lari kemanapun , berita itu akan tetap ada . Hanya satu yang kita butuhkan , sabar dan tabah saja untuk masalah ini " ucapku .

"Aku hanya ingin melupakam itu untuk sementara . Aku ingin hidup seperti dulu tanpa gangguan para sasaeng seperti sekarang ini . Apakah aku benar , jika menjadi fangirl modal kuota seperti kita dulu lebih menenangkan daripada ini?" Ucapnya makin serius .

"Eonni , kau benar benar salah jika membandingkan sekarang dengan dahulu . Apa yang kita alami sekarang adalah resikonya kita menerima tawaran tugas tersebut dari kepsek . Waktu itu kita terlalu bodoh , sangking excitednya kita hanya ingin bertemu dengan bias , tanpa memikirkan resiko nya" ucapku lebih tenang lagi .

"Kita memang terlalu bodoh pada saat itu , kini apa yang kita rasakan berbalik dari semua yang kita harapkan" ucap nya menyender di sofa .

"Namun, jika kita memilih untuk meninggalkan mereka secara tiba2 juga adalah hal yang salah , eonni . Nanti dikiranya kita tidak tau terima kasih" ucapku .

"Itu sih terserah kau , jika kita sudah dapat klarifikasi dari Big Hit tapi belum mempan juga , lebih baik aku menjauh dari BTS dan Taehyung oppa " ucap Jihan eonni .

"Akupun setuju dengan mu , tapi jika kita masih bisa mengusahakan solusi lain mengapa tidak ?" Jawabku .

"Iya lah" ucap Jihan eonni cuek sambil mencari remote Tv .

LFIT 1 - Falling In Love With You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang