Bab 6

4.5K 599 165
                                    

Hi author balik lagi nih! Author selalu usahakan untuk update sesuai jadwal, biasanya seminggu sekali pas hari Minggu. Tapi gatau kalau tiba-tiba author lagi ga ada ide*amit-amit! Tapi selamai ini author ga pernah telat update kok hehe..

Jangan lupa kasih vote dan comment ya! Butuh saran bingitzzz nih hehe..

Udah ah, sekian dari author. Met baca!

●●●

Abigail menatap sekeliling, mencari-cari sosok sahabatnya yang tidak kunjung terlihat. Ketika ia melihat seorang perawat melitas di dekatnya, ia mencekal lengan perawat itu.

"Permisi," ujar Abigail.

"Ada apa dokter?" Tanya perawat itu.

"Apa kau lihat dokter Stella?"

Perawat itu mengerutkan keningnya, "Stella Duppont?" Abigail mengangguk, perawat itu lalu membuka catatannya, "Ah, saat ini beliau sedang memeriksa pasien VIP yang terkena overdosis."

Abigail mengangguk, perawat itu lalu mengucapkan terima kasih dan berjalan pergi.

Abigail lalu berjalan pergi menuju lift dan menekan tombol menuju lantai khusus pasien VIP. Ketika sudah sampai, ia lalu berjalan keluar dan menoleh ke kanan dan kiri.

Alangkah terkejutnya ia ketika melihat sosok Rafael Standford berdiri di depan salah satu pintu kamar.

Abigail lalu cepat-cepat bersembunyi di belakang dinding, tak berapa lama, sosok sahabatnya, Stella, muncul dari balik pintu dan berbicara dengan Rafael.

"Jadi bagaimana keadaannya?" Tanya Rafael dengan sedikit panik.

Stella melepas kacamatanya dan menggeleng pelan, "Tak baik. Kalau seperti ini terus, lama kelamaan ia akan mengalami gagal ginjal."

Rafael menghela napas berat sambil mengusap wajahnya.

"Saya sarankan Ms. Jonas dirawat inap di sini dan mendapatkan perawatan intensif. Ah, dan saya rasa sebaiknya ia untuk sementara ini diberhentikan dari semua aktivitasnya."

Rafael mengangguk dan memanggil sekretarisnya, "Urus semuanya."

Wanita itu pun mengangguk dan Rafael berjalan pergi.

●●●

"Apa kau tidak tahu?" Stella sedikit memelankan suaranya, "Dia adalah pemilik rumah sakit ini." Katanya sambil meminum smoothies-nya.

Abigail menggeleng, "Dia benar-benar gila."

Sudah satu jam Stella dan Abigail duduk di kantin rumah sakit sambil bercakap-cakap. Abigail sudah menceritakan semuanya pada sahabatnya itu.

"Tapi bagaimana bisa orang seperti dia mengenal Anna?"

Abigail menggedikkan bahu, "Aku juga tidak tahu. Nanti aku akan menanyakannya pada Anna."

●●●

"Siapa? Rafael Stanford?" Annalesse terlonjak kaget dari tempat tidurnya ketika Abigail menanyakan perihal mengenai laki-laki itu keesokkan harinya.

"Apa kau mengenalnya?"

Annalesse mengangguk cepat, "Dia adalah salah satu pebisnis muda tersukses saat ini. Fotonya terpampang di seluruh majalah bisnis, banyak wanita yang menggilainya."

Between Us (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang