BAB 8

278 23 10
                                    

Matahari merangkak pelan di antara indahnya langit pagi hari, bersiap menerangi bumi pertiwi di bagian yang memang mendapat gilir menikmati terangnya.

"Ngh," seorang gadis yang memiliki surai pirang kemerahan terlihat mulai terbangun dari tidur. Ah, ralat! Dia baru akan bangun dari tidur saat sadar ada sesuatu atau seseorang yang memeluknya erat.

"Siapa yang hm," di tatap dengan mata yang masih remang karena belum sepenuhnya sadar tubuh orang yang memeluknya itu.

"Hm. Kau itu'kan," kedua pupilnya semakin membesar secara teratur dan semakin besar sebagai tanda kalau pemilik manik mata sedang dalam mode; kaget.

"KYAAAAAA!!!!" Berteriak sekaligus menendang, itu'lah yang di lakukankan Yoonji一gadis tadi一 tat kala menyadari jika ada tubuh kurang ajar yang memeluknya dalam tidur.

Yang di tendang hingga terlempar dari kasur hanya bisa meringis pelan sambil mengusap kepala yang ia rasa terbentur sangat keras.

"APA YANG! APA YANG ...!" Yoonji berteriak sambil menunjuk sambil melihat ke balik selimut yang ia gunakan untuk melindungi tubuh proporsional-nya. Pakaian masih melekat di tubuh tapi tidak berarti tidak terjadi sesuatu'kan?

"Aish," Yoongi一pria malang yang baru aaja di tendang一 mendengus kesal melihat sikap teman sekamar yang menurutnya kali ini sangat kelewatan.

"Kau baru saja menendengku dari atas kasurku sendiri!" bentak Yoongi lalu berdiri. Entah karena wajahnya memang pucat atau memang Netra Yoonji peka di pagi hari, pria itu terlihat tidak sehat. Mungkin sedikit samar karena wajahnya memang berwarna seperti itu tapi jelas sekali pria bermarga Min itu tak sehat. Setidaknya begitu di mata Yoonji.

"K-kau kenapa?" Yoonji bergerak keluar dari selimutnya dan menatap Yoongi khawatir namun pencapaian yang hadir di wajahnya adalah tatapan aneh. Yoongi belum menjawab saat tiba-tiba tubuhnya lunglai jatuh kembali, kepala hingga pinggang membentur kasur dan sisanya terletak lemah di lantai karena kebetulan kasur itu memang tidak berukuran tinggi.

"Yoongi-ssi?" Yoonji bergerak cepat menggoyang bahu Yoongi berusaha menyadarkan pria yang sedang pingsan itu tapi tentu saja sia-sia.

⇜※⇜

"Kau kemana semalam?" Sehun bertanya dengan nada tenang yang memang merupakan ciri khas pria dengan hidung mancung itu.

Yang di tanya malah sibuk mengolesi lembaran roti dengan selai kacang kesukaan lalu melahap tanpa beban. Yunhi tidak segan dengan Sehun yang di akui banyak orang sebagai visualisasi Raja neraka. Ia tahu di dalam diri Sehun ada jiwa yang sangat jahat tapi berhubung pria jahat itu sudah mengadopsinya secara suka rela dari panti asuhan tentu saja ada sisi baik dalam dirinya juga'kan?

"Aku hanya mengunjungi teman lama," enteng Yunhi menjawab sambil tak lupa ia mengangkat bahu ringan.

"Chen," Sehun mengulurkan tangan untuk mengambil roti selai yang memang sudah di buatkan oleh Yunhi dari piring, "kau menemui Chen."

Yunhi menghentikan gerakan sarapannya, mood-nya yang semula sudah ia bangun susah payah seceria mungkin sirna. Ia sangat menyayangi Sehun. Ia sangat menghormati Sehun. Ia pun sangat menghargai Sehun. Tapi, ia benci ketika Sehun melangkahi privasi lebih dari yang seharusnya.

"Kau mengikutiku?" Yunhi menatap Sehun dengan mata elangnya.

"Tidak," entah apa yang lucu sehingga Sehun mengulum senyum, ia menatap Yunhi yanh duduk tak jauh darinya. Beberapa hal memang tidak berubah termasuk, Yunhi yang tidak suka jika seseorang benar tentangnya.

"Aku hanya menebak."

Yunhi yang sudah nampak gusar berubah menjadi sedikit keheranan, "hanya me-ne-bak?" suku persuku Yunhi mengucapkan kata 'menebak'. Keningnya mengerut saat tahu Sehun sedang mempermainkannya.

MY ROOMATE [MYG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang