BAB 17

185 17 2
                                    


Sepanjang di dalam mobil, Hyekyung terus mengumbar senyum puasnya sambil menghadap keluar jendela mobil. Ia terlihat seperti puas dengan kemenangan yang ia dapat setelah berhasil membungkam Raehoon tadi.

Sebenarnya, Hyekyung memang bukannya ingin bermasalah dengan Raehoon. Salahkan saja wanita itu, sudah berani mengabaikan keinginannya tadi.

Tapi, mengingat itu membuat Hyekyung kembali teringat dengan masalah utamanya saat ini. Yaitu, Yoonji. Ayolah! Dia sama sekali belum mengenal pasti siswi dengan nama lengkap Ma Yoonji yang berhasil menjadi pengisi gosip sekolah selama satu harian ini bersama Yoongi.

Marah? Tentu saja Hyekyung marah. Sementara ia harus menyembunyikan hubungannya dengan Yoongi dari semua orang, ada wanita lain yang mengisi tempat kosong di sisi Yoongi. Sebagai tunangan, tidak ada lagi hal yang lebih penting bagi Hyekyung selain dari menyingkirkan semua wanita yang mendekati Pangerannya.

Ya, Hyekyung harus segera tahu siapa itu Yoonji secepatnya.

Sementara, di sebelah Hyekyung duduklah Jisang yang terlihat sedang sangat kesal sampai menyetir dalam mode 'ugal-ugalan'. Sebenarnya, ia sedang tidak mood mengemudi namun lagi-lagi dengan penuh keterpaksaan, ia harus melakukannya untuk Hyekyung.

"Yak! Lim Jisang, kau sudah gila?!" Hyekyung yang duduk di sisi Jisang terlihat sangat kesal karena Jisang hampir saja menghantap belakang sebuah mobil pengangkut barang.

Jisang terlihat tidak cukup peduli dengan makian Hyekyung, ia hanya fokus menatap jalan dengan cara yang paling dibenci semua orang. Rasanya, ingin sekali ia melenyapkan Lee Hyekyung namun lagi-lagi ia harus mempertimbangkan keputusannya dengan benar karena bagaimana pun Ayah Hyekyung yang sedang memegang kasus milik Ayahnya.

"Kenapa kau lakukan itu?" Jisang bertanya dengan suara parau menahan emosi dengan matanya yang masih fokus pada jalan.

"Melakukan apa?" sahut Hyekyung seolah ia tidak melakukan sesuatu yang salah. Memang benar, Hyekyung yang tumbuh sebagai Putri tunggal dari seorang jaksa dan mantan artis senior dikenal sangat angkuh dan tidak pernah merasa salah dengan apa yang ia kerjakan.

"Kenapa kau mengatakan hal yang tidak ada hubungannya dengan Sung Raehoon?"

"Oh, itu," Hyekyung ber-oh-ria sambil melipat tangannya di depan dada dan menjawab ringan, "tentu saja ada hubungannya. Kalian adalah dua orang wanita yang mencintai Jimin,"

"Apa kau tidak mengerti? Seorang wanita yang berkencan tidak akan senang mengetahui wanita lain yang pernah berhubungan dengan kekasih mereka. Apa kau punya otak Lee Hyekyung?!" Jisang sudah tidak bisa menahan rasa kesalnya pada Hyekyung. Jika bisa ia ingin sekali meninggalkan Hyekyung sendiri di sana namun tentu saja ia tak bisa.

"Ya! Lim Jisang! Apa-apaan kau membentak begitu huh?" Hyekyung balas membentak dengan kesal. Rasanya sangat menyebalkan dibentak oleh seseorang seperti Jisang.

"Kau hanya butuh Ma Yoonji, lalu ada apa dengan Sung Raehoon?" Jisang mengendalikan dirinya dan bertanya dengan nada yang lebih lembut untuk seorang wanita sepertinya.

Melihat itu Hyekyung hanya menatap angkuh menyadari kekuasaannya pada Jisang, "Dia terlalu berani denganku, aku tidak suka seseorang yang berani." jawab Hyekyung sambil membuang pandangannya ke luar jendela mobil, menatap kendaraan lain yang berpacu di jalur yang sama dengan yang mereka lalui.

Melihat itu, Jisang hanya bisa mendesah dalam hati: mengutuki hidup sialnya untuk harus berhubungan dengan wanita seperti Lee Hyekyung. Jika bisa tentu saja ia dengan senang hati mengakhiri hubungannya dengan Hyekyung namun mengingat ia masih membutuhkan bantuan Ayah Hyekyung atau yang dikenal dengan panggilan Jaksa Lee itu, Jisang mau tak mau harus bertahan di dekat Hyekyung. Sekalipun jika itu membunuhnya secara perlahan.

MY ROOMATE [MYG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang