Yoonji meletakkan semangkuk bubur berukuran sedang di atas meja makan, senyum puas terukir di wajah cantik kepunyaan wanita 17 tahun itu."Dimana dia?" gumam Yoonji pelan lalu berjalan menyusuri koridor menuju kamar tidur Yoongi.
'Tok tok tok'
Yoonji mengetuk pintu pelan.
"Ada apa?" Yoongi bersuara dari dalam kamar sejurus kemudian ia membuka pintu.
Yoonji mempoutkan bibirnya kesal, "Makanau sudah siap!"
Yoongi yang sadar dengan raut kesal Yoonji hanya menganggukkan kepala tanpa dosa sambil berjalan menuju ruang makan, meninggalkan Yoonji sendiri.
"Setidaknya katakan 'terima kasih' " gumam Yoonji dengan nada mengejek di kalimat 'terima kasih' lalu ia menyusul Yoongi ke ruang makan.
Di ruang makan, Yoongi sudah mendudukkan dirinya di depan bubur buatan Yoonji.
Sedangkan Yoonji mendudukkan diri di hadapan Yoongi, seakan sedang menunggu momen bersejarah untuk menyaksikan pria berkulit pucat itu menyantap masakannya.
"Kenapa?" Yoongi menatap Yoonji risih karena terus ditatap oleh Yoonji.
Yoonji mengedikkan bahu pelan, "Aku hanya ingin duduk di sini, tidak boleh?" sahut Yoonji enteng lalu mengambil selembar roti dari atas piring di meja.
"Bukan itu," Yoongi memicingkan mata pelan, "tapi kenapa kau terus melihatku?"
Yoonji tersedak kecil, "Jangan geer! Aku tidak melihatmu, aku hanya melihat ke jendela di belakangmu." kata Yoonji sambil mengedikkan bahu lagi.
Yoongi menoleh ke belakang, ia tidak melihat apa pun di jendela.
"Aneh," gumam Yoongi lalu kembali melihat ke arah Yoonji, tapi wanita itu tengah sibuk dengan roti di tangan sehingga Yoongi pun memutuskan untuk menyantap bubur buatan Yoonji.
Yoonji tersenyum kecil setelah berhasil melirik Yoongi yang tengah makan.
"Berhenti melihatku!" perintah Yoongi sambil tetap makan, Yoonji segera memalingkan wajahnya.
Yoonji berdiri dan hendak meninggalkan meja agar tidak terus terlibat hubungan canggung antara dia dan Yoongi.
Tapi, saat dia baru saja hendak pergi, Yoongi berujar,
"Terima kasih," Yoongi berucap kecil, "untuk makanannya."
Yoonji mengulum senyum sebelum pergi tanpa menyahut perkataan Yoongi.
***
Yunhi sedang duduk sendiri di balkon kamar saat sebuah tangan kekar tiba-tiba mengalung di lehernya.
"Oppa?" Yunhi menoleh refleks dan benar saja, Sehun lah yang sedang memeluknya dari belakang.
"Kau sedang apa, hm?" Sehun bertanya sambil menyuguhkan senyum tipis khasnya.
"Hanya duduk saja," gumam Yunhi sambil kembali menatap pemandangan indah Distrik Gangnam dari atas, "Oppa dari mana?"
Sehun melepas pelukannya dari Yunhi lalu mendudukkan diri di kursi yang lain, "Habis jalan-jalan." jawabnya enteng.
Yunhi menoleh menatap sang kakak angkat, "Hm, jalan kemana?"
Sehun melipat tangan di dada bidangnya, "Sebenarnya, ini adalah hari annyversary aku dan Liyoon." cerita Sehun jujur.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY ROOMATE [MYG]
FanfictionKarena memiliki nama yang sama, Yoonji dan Yoongi terpaksa tinggal di satu kamar apartemen yang sama. Selain nama, tidak ada lagi hal yang bisa menyangkut pautkan kedua manusia itu! Tidak ada, sampai suatu hari cinta mulai merayap naik menguasai log...