BAB 14

200 20 2
                                    

***

"Mimpi saja!" pekik Yoonji jengkel lalu berdiri sendiri tanpa menerima bantuan dari Yoongi. Dengan langkah ketus: Yoonji masuk ke dalam kamar apartemen meninggalkan Yoongi yang masih mematung.

Yoongi melihat tangannya dengan ekspresi yang tidak bisa dibaca. Ditolak oleh Yoonji: jelas merupakan sesuatu yang patut membuat kaget Yoongi, namun ia bukan jenis pria yang akan mengemis perhatian dari seorang gadis'kan?

"Yang benar saja," gumam Yoongi remeh lalu berjalan masuk ke dalam apartemen.

Di dalam apartemen, Yoonji tengah mempersiapkan dirinya untuk berangkat ke sekolah sementara Yoongi hanya duduk di atas sofa dengan enggan.

"Jika kau berani membawa orang lain ke sini lagi, aku akan pindah." kesal Yoonji berucap sambil mengemasi buku ke dalam tasnya, "tidak peduli, betapa menguntungkannya berada di sini."

Yoongi menatap Yoonji tak acuh lalu mengedikkan bahu, "Ini rumahku. Ingat?"

"Ini juga rumahku!" Yoonji membentak tak sabar lalu memakai ransel di punggung, "ayo berangkat!"

Yoongi menghela napas pelan, "Ya."

Kedua orang dengan sifat yang berbeda itu pun berjalan bersama keluar dari dalam rumah dimana kisah mereka telah dimulai.

♥♡♥

Di kuil, sudah duduk keluarga Kim di tengah ruangan berhadapan langsung dengan seorang biksu tua.

Biksu yang mengenakan pakaian kebesaran dengan sulaman yang menyilaukan mata itu tersenyum pada Seejin yang sudah ia ketahui sebelumnya sebagai putri angkat keluarga Kim.

"Ayah, bagaimana menurutmu?" tanya Nyonya Kim yang memang memiliki hubungan erat dengan biksu tersebut.

Biksu menatap Nyonya Kim teduh, "Bukan suatu masalah jika kalian sungguh ingin melakukan upacara ini. Sama sekali tidak ada roh jahat yang akan menghalangi."

Tuan Kim menatap Taehyung yang sedang merangkul pundak Seejin erat, "Taehyung?"

Taehyung menoleh, "Seejin tidak apa Ayah, lakukan saja." jawab Taehyung.

"Aku siap, Ayah." giliran Seejin yang berucap sambil menatap Tuan Kim.

Upacara mengubah nama seseorang tentu saja terlihat sederhana dari yang sebenarnya terjadi. Tentu saja, bagaimana bisa kita dengan senang hati mengubah nama yang mungkin saja menjadi penghubung bagi kita dan semua masa lalu kita?

Namun, Seejin sudah membulatkan keputusannya. Bukan hal yang mudah hidup dengan nama yang sama sekali asing baginya. Mungkin malah akan lebih baik jika Seejin berhasil menghapus ingatannya dan menciptakan diri yang baru dengan nama yang baru pula.

Ya, begitulah.

"Bisa kita mulai ritualnya?" tanya Biksu membuyarkan semua pemikiran orang di aula kuil.

"Ya, silahkan Ayah." Nyonya Kim tersenyum sambil sedikit mengangguk dengan cara yang sopan.

"Baik, akan aku mulai." Biksu menunduk lalu memulai ritual mereka.

Mungkin, nama Seejin akan diperdengarkan untuk terakhir kali hanya pada hari ini.

♥♡♥

MY ROOMATE [MYG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang