***Pria bertubuh tinggi itu duduk di kursi kayu yang berbatasan dengan meja kayu besar di hadapan. Ruangan yang temaram berhasil memberi akses yang tak banyak di ruangan itu.
Chen一pria itu一menyentuh benda persegi di genggaman dengan ragu. Ingin sekali ia menghubungi Yunhi saat itu, tapi jika ia melakukannya maka permainan akan berakhir jauh lebih cepat dari yang seharusnya.
"Haruskah aku menelepon Yunhi?" Chen menggumam penuh pertimbangan sebelum akhirnya meletakkan kembali benda persegi tadi ke atas meja.
"Aku bisa melakukannya lain kali,"
'Tok tok tok!'
Suara pintu di ketuk berhasil mengalihkan pandangan Chen dari ponsel.
"Ya?"
"Ini aku!" suara berat mengalun dari luar pintu, meminta akses pengenalan di lakukan secara singkat oleh Chen.
"Oh, Kai? Masuklah!" suara Chen agak keras agar pria yang sedang ada di luar ruangan itu bisa mendengar.
Pria yang Chen panggil dengan nama Kai itu pun masuk ke dalam ruangan dengan masih menyampirkan jaket kulit hitam di pundak, "Ayo kita ke klub!" ajaknya sambil mendudukan diri di hadapan Chen.
Chen mengangkat bahu tak acuh, "Aku sedang malas keluar."
Kai menatap Chen lewat ekor matanya, "Kau berubah sejak ada Yunhi."
"Aku ti-"
"Ada sesuatu di dirimu, yang menunjukkan kalau kau senang dengan keberadaan wanita itu di sini."
"Kai hen-"
"Apa kau sungguh hanya menganggap Yunhi sebagai seorang yeodongsaeng, Chen?"
Pertanyaan Kai sontak membungkam Chen dalam kebisuan.
Sebenarnya, ia sendiri tidak yakin dengan rasa yang bergemuruh di dalam dadanya tapi ada hal yang harus ia pertimbangkan jika memang cintalah yang sedang bertahta atas dirinya.
Bagi seorang pria, ada hukum yang mengatur tentang perasaan pada seorang wanita yang percaya pada pria itu sendiri lebih dari orang terdekatnya.
Dan, bisa di pastikan tidak ada cinta yang menaungi hukum itu.
"Ayo kita keluar!" Chen meraih kunci mobil di laci dan berjalan meninggalkan Kai lebih dulu tanpa menjawab pertanyaan dari Kai.
Kai tersenyum miring mendengarnya, "Dasar Chen bodoh!"
***
Suara musik bergemuruh memenuhi penjuru klub malam nan megah yang menjadi perhentian bagi semua orang-orang kelas atas yang berada di distrik mana pun di Korea.
Di antara banyaknya orang-orang yang sedang menari di lantai dansa terlihat seorang pria berparas tampan一kelewat tampan一sedang menari-nari di temani seorang wanita seksi yang sekilas di lihat sudah jelas lebih tua dari pria itu sendiri.
"Kau menikmatinya, Noona?" tanya pria itu di sela-sela menarinya.
Wanita yang di tanya terlihat semakin menikmati ritme musik keras yang beradu dengan gerakan cepat dan menggoda keduanya, "Tentu saja Jeon!" jawabnya dengan nada keras agar yang diajak berbicara bisa mendengar dengan baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY ROOMATE [MYG]
FanfictionKarena memiliki nama yang sama, Yoonji dan Yoongi terpaksa tinggal di satu kamar apartemen yang sama. Selain nama, tidak ada lagi hal yang bisa menyangkut pautkan kedua manusia itu! Tidak ada, sampai suatu hari cinta mulai merayap naik menguasai log...