Mundur dan Menjauh, Lalu, Entahlah..

94 1 0
                                    


September, 2011

Senja sedikit ceria ketika aku menemukannya di lapangan bola dekat rumahku. Mungkin senja rindu denganku, seperti rindunya teman teman masa kecilku yang memanggilku pertanda bahwa aku harusnya ikut bermain dengan mereka. Tapi sore ini aku masih tak ingin bermain bola. Notes kecil di tangan kiri dan pensil di tangan kanan mungkin sudah cukup menandakan bahwa aku hanya ingin menikmati damainya angin sore dan menggambarkannya dalam kata kata. Aku bukan pertama kali datang ke lapangan dengan niat ingin menulis. Aku rajin datang akhir akhir ini karena aku masih belum terima kenyataan bahwa aku kehilangan si Tokek, motor butut kesayanganku. Kami berpisah di bulan Juni, bulan yang sama ketika aku juga tak mengenal Taruli lagi. Aku tak kehilangan Taruli, karena aku tak memiliikinya.

Taruli,haha, nama itu hanya sebuah lelucon bagiku sekarang. Harusnya sudah kulupakan sejak kemarin, ketika dia memutuskanku.    

5 bulan yang lalu...

Hari ini Sabtu ketiga di bulan April. Dan kelasku, IPA 1 punya nama baru, yaitu PERANPATU.  Perkumpulan Anak Ipa 1 kepanjangannya. Keren kan? Ga juga sih. Jadi, kami anak anak Peranpatu sepakat membuat acara  syukuran kecil kecil dalam bentuk bakar bakar nanti sore di rumah Ferdinand, anak basket sekelasku juga. Dia juga sering setim futsal denganku dan Andreas. Ya, kerenlah kalau ukurannya skill dalam bidang olahraga. Dia anak rantau, jadi dia menyewa rumah di dekat sekolah, tepatnya di daerah Seksama. For your info, nama daerah asalnya keren. "Stone Part Village". Kalau orang sini bilangnya Desa Bagan Batu. Bingung? Sama.

Aku sudah sampai di sana dan mendapati Roy, Marlinton dan Andreas sudah menyiapkan panggangan dan batok kelapa.

"Eh, Roy, Liverpool sehat? Keren ya main Liverpool hahahahahahahahaha" kataku untuk membuat rusuh.

Liverpool baru kalah dari Manchester United tengah pekan ini. Inilah jadi senjataku hari ini untuk berdebat dengan Roy bahwa Manchester United itu memang lebih baik.

"Tai. Yang penting Liverpool udah juara Liga Champions 5 kali, ingat ya 5 kali" jawab Roy.

Ya, tipikal fans Liverpool, ujung ujungnya bahas berapa kali Liverpool juara. Padahal liverpool pun juara Liga Champions tahun 2005 terakhir, tahun di mana aku masih SD dan belum mimpi basah. Oh iya, aku memang belum pernah mimpi basah, hiksss...

Semua anak PERANPATU memang hadir di acara bakar bakar ini. Ada Andini, murid baru yang aku ceritakan sebelumnya sedang asyik bersama dengan Nia, Salmi dan Bettyteman teman satu genknya. Lalu ada Jonathan, Ferdinand, Domi dan Reyhan, anak anak basket dari Peranpatu yang aku lihat baru datang dari latihan basket. Ada Mario, orang yang paling dibully di Peranpatu. Sebenarnya aku tak mau ikut membully. Tapi dia wajahnya itu yang meminta minta dia ingin dibully. Raut wajahnya seperti berteriak "Bully aku pliss Bully aku plisss". Ada Yudistira, temanku yang menemukan nama (aneh) Peranpatu. Biasa dipanggil Yudi. Suka menggambar dan yang membuat aku senang dengan Yudi ini, dia selalu mengerti perasaan makhluk mesum seperti aku ini dan sering membuat gambar gambar hentai. Lumayanlah, hidupku di kamar mandi jadi lebih berwarna jika dia selalu menggambar "nikmat dunia" itu. Lalu ada Asrul, pemuda islami dengan stelan duniawi. Dia yang mengajarkanku bahasa sopan yang mengundang syahwat. Mereka berdua aku lihat sedang duduk di ruang tengah. Yudi main gitar, dan Asrul lagi main laptop sambil pakai earphone dan memegang tisu. Asrul sedang apa? Nilai sendiri. Ada Inggrid, Lina, Imel, anak paduan suara yang suaranya ga bagus bagus amat. Tapi ya anak paduan suara, itu aja yang bikin kece. Lalu ada Sri , Septha, Rika and the genks yang lebih banyak merumpi daripada belajar ketika di kelas. bIang gosip Peranpatu. Jadi kalau ada desas desus atau isu isu hangat, konfirmasi dari mereka perlu untuk membuktikan itu gosip atau fakta. RUMPI, NO SECRET!!

Jepit RambutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang