Chapter 5

829 88 1
                                    

Incheon Airport

Seseorang turun dari jet pribadinya. Dengan langkah yang tegap orang itu berjalan menuju sebuah mobil mewah yang sudah menunggunya.

"Selamat datang Tuan kris. Kami sudah mempersiapkan segalanya untuk anda." ucap paman kim salah seorang anak buahnya.

"Bagaimana dengan tugas yang ku berikan? Apakah dia sudah di temukan?" Tanya kris.

"Sudah tuan, semua informasinya saya sudah salin di dalam berkas ini." jawab paman kim sambil memberikan sebuah berkas.

Di dalam mobil kris membuka berkas itu. Isinya foto sehun saat dia sedang berada di cafe bubble tea dan juga saat dia sedang berbelanja di sebuah supermarket bersama baekhyun. Kegiatan sehun selama di kepolisian dan terakhir data tentang orang-orang yang berada di sekelilingnya.

"Tuan kris apa anda akan menghadiri pesta itu?. Tanya Paman kim

"Entahlah aku masih memikirkannya." Jawab kris yang masih membaca berkas tentang sehun.

"Kalau boleh saya menyarankan, sebaiknya anda datang." Ucap paman kim.

"Apakah ada hal yang menarik sehingga paman menyarankanku untuk datang?" Tanya kris.

"Saya dengar nona sehun menyamar menjadi seorang mahasiswa di universitas seoul." Ujar paman kim.

"Lalu?" Tanya kris pada paman kim karena dia tidak mengerti maksud paman kim.

"Apa anda tahu tempat berlangsungnya pesta tersebut?" Tanya balik paman kim.

"Aku tidak tahu alamat pastinya. Yang ku tahu pesta itu di laksanakan di sebuah universitas. Lalu apa hubungannya pesta itu dengan sehun?" Tanya kris semakin tidak mengerti.

"Tuan.. nona sehun itu seorang polisi. Lalu untuk apa dia menjadi seorang mahasiswa, jika bukan dalam sebuah misi." Jelas paman kim dengan sabar.

"Paman kim, aku tidak mengerti maksud.." sebelum kris menyelesaikan perkataannya, sejenak dia berhenti untuk berpikir. Dan dia akhirnya mengerti apa maksud dari perkataan paman kim. Untuk memastikan bahwa semua itu benar kris membuka lagi undangan tersebut. Dan memang benar tempat yang di jadikan acara tersebut adalah universitas seoul. Seringai pun muncul di bibirnya.

"Saranmu benar. Sebaiknya aku menghadiri pesta itu." Lanjut kris dengan seringainya.

Setelah kepergian chanyeol, sehun pun masuk kembali ke apartemennya. Sesaat sebelum menutup pintu seseorang memanggil namanya.

"Sehuna.. apa yang kau sedang lakukan di luar? Dan kenapa pintu nya terbuka?". Tanya orang itu.

"Baekhyun oppa, kau dari mana saja?. Tanya sehun.

"Aku dari minimarket. Saat akan membuat sarapan, di lemari es tidak ada apapun." Jawab baekhyun sambil membawa barang belanjaannya masuk.

"Kau belum menjawab pertanyaan ku sehunie." Lanjut baekhyun.

"Tadi sebelum oppa datang, seseorang menekan bel. Saat ku buka ternyata tetangga baruku. Dia ingin mengucapkan salam, sekaligus mengundangku datang ke pesta kepindahannya. " jawab sehun.

"Sehuna kau kan sedang sakit. Kau tidak boleh kemana-mana. " sebelum baekhyun menyelesaikan kalimatnya sehun memotong pembicaraannya.

"Iya aku tahu oppa. Akupun menolak undangannya tapi.." jawab sehun.

"Tapi apa sehuna?."Tanya baekhyun.

"Tapi sebagai gantinya, aku mengundangnya ke apartemenku untuk merayakan kepindahannya. " Jelas sehun pelan sambil menundukkan kepalanya seperti anak kecil yang ketahuan berbuat salah oleh orang tuanya.

"APA!!." Teriak baekhyun yang saat itu sedang duduk langsung berdiri.

"Sehun kau itu terlalu polos atau bodoh sih. Dia itu orang asing. Kau seenaknya saja mengundangnya ke apartemen mu, bagaimana jika dia orang jahat. "Jelas baekhyun tidak setuju dengan keputusan sehun.

"Dengan wajah seperti itu, tidak mungkin dia itu orang jahat oppa. Lagi pula jika memang dia orang jahat, tidak ada untungnya untuk dia berurusan dengan ku. Tak ada barang berharga di sini." Bela sehun.

"Bukan itu maksudku.. kau.." kata baekhyun.

"Iya aku tahu, aku ini perempuan." Sela sehun.

"Sehun bukan itu masalahnya. Oppa cuma tidak ingin kau celaka. Kau Satu-satunya keluarga yang ku punya." Kau Satu-satunya orang yang ku cintai. Lanjut baekhyun dalam hati.

"Maafkan aku oppa." Jawab sehun.

"Ya sudah.. ayo kita makan." Seru baekhyun mengalihkan suasana. Mereka pun makan dengan suasana hening, tak ada yang berani memulai pembicaraan.

Kepolisian seoul.

Seseorang sedang tergesa-gesa menuju ruangan jenderal oh.
"Jendral gawat, pencuri itu telah kembali beraksi. Kali ini dia mengincar sebuah berlian yang tidak ternilai harganya." Jawab junhyun

"Lalu kapan dia akan melakukan aksinya? " Tanya jenderal oh.

"Besok malam jenderal." Jawab junhyun.

"Kalau begitu persiapkan segalanya. Dan perintahkan orang-orang yang bertanggung jawab atas kasus ini datang ke ruanganku." Perintah jenderal oh.

"Tapi jenderal. Detektif anh sedang dalam misi di jeju. Sedangkan Detektif choi sedang dalam perjalanan menuju pertemuan antara kepolisian di busan. Sehingga tidak ada yang akan bertanggung jawab tentang kasus ini." Jelas junhyun.

"Lalu siapa saja yang tidak memiliki misi minggu ini?" Tanya jenderal oh.

"Yang saya tahu hanya Detektif xiu saja jenderal." Jelas junhyun.

"Ya sudah, suruh dia datang keruanganku dan bawa sehun bersamanya." Jelas jenderal oh.

"Baik jenderal." Seru junhyun dan langsung melangkah keluar.

Beberapa saat kemudian mereka berdua pun masuk.

"Ada apa anda memanggil saya jenderal?." Tanya xiumin datar.

"Kau dan detektif sehun ku beri misi untuk menangani kasus ini." Jelas jenderal oh. Lalu memberikan sebuah berkas. Xiumin pun langsung membacanya.

"Pencurian? Bukankah sudah ada detektif  anh dan juga detektif choi?" Tanya xiumin bingung.

"Mereka sedang dalam sebuah misi. Sehingga aku memberikan kasus ini pada kalian berdua." Jelas jenderal oh.

"Lalu apakah hanya kami berdua dalam kasus ini?" Tanya sehun.

"Tidak. Aku sudah menghubungi detektif zhang dari cina, karena kasus ini melibatkan dua negara. Sehingga detektif dari kepolisian Beijing membantu kita untuk kasus ini." Jelas jenderal oh.

"Detektif zhang yixing?" Tanya xiumin.

"Ya benar. Apa kau mengenalnya detektif xiu?" Tanya jenderal oh.

"Tidak. Hanya pernah mendengar namanya saja." Jawab xiumin datar.

"Jika begitu kalian berdua boleh pergi." Jelas jenderal oh. Setelah itu mereka berdua pun pergi. Tapi sebelum sehun keluar jenderal oh memanggilnya kembali.

"Sehunie jam makan siang nanti, appa tunggu kau di restoran depan kantor. Ada yang ingin Appa bicarakan."

"Baik appa." Jawab sehun. Setelah kepergian sehun, jenderal oh hanya bisa menghela napas nya. Dia berharap semoga kali ini dia bisa membujuk sehun agar bisa mengubah pendiriannya.

Oh SehunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang