Game Over

3.1K 254 27
                                    

Sorry for typo~

***

Seulgi Pov.

Aku menatap kosong meja yang berada di hadapanku,tepatnya selama dua jam aku duduk di tempat ini bagaikan orang bodoh.ada orang tapi tak dihiraukan.

"Sial,aku kalah!".

Suara lelaki yang ingin sekali ku tonjok berada tepat di sampingku.dua jam lalu ia menyuruhku datang ke apartemenya dan ini yang kudapatkan?.dia yang sibuk akan game di ponselnya dan membiarkannku terbengong bagaikan orang aneh sekaligus bodoh secara bersamaan,yang mau-mau saja tetap tinggal walau di hirukan.dan ini bukanlah sekali dua kali ia memperlakukannku seperti ini.empat bulan bung!,siapa yang akan tahan.

Satu yang ada di fikiranku saat ini.aku ingin pulang dan tidur,itu terdengar lebih baik bagiku dari pada harus duduk bersama kekasihmu yang tak menganggap keberadaanmu dan lebih mementingkan game sialan itu.aku kalah dengan sebuah game?,oh itu benar-benar tidak lucu.

'Park Jimin kau sungguh menyebalkan!'.

Aku berdehem lantas bangkit dari dudukku,membuat perhatiannya sedikit teralihkan padaku.walupun hanya sebuah lirikan mata.
"Mau ke mana?".
Pertanyaan yang paling ku benci terdengar begitu jelas.
"Mau kemana lagi?,lebih baik aku pulang dari pada tak di anggap oleh kekasihnya yang sibuk akan geme di ponselnya".
Jawabku sinis,baru saja aku ingin berjalan,tangannya sudah memegang pergelangan tanganku.

"Kau marah?".
Apa ia harus bertanya?,apa ia tak tau kalau aku ini bukan sekedar marah,aku bahkan merasa sedikit lelah akan tingkahnya.

"Apa perlu kau tanyakan lagi?,kau membuatku menjadu orang bodoh dengan menunggumu selama dua jam tanpa kau hiraukan!".

Dapat kurasakan genggaman tangannya mengerat,"maafkan aku!,aku janji tak akan melakukannya lagi,jangan marah ya".

Aku mendengus,selalu saja seperti ini,membuatku luluh akan perkataan maafnya,yang entah sudah berpuluh-puluh kali ia katakan,dan itu membuatku muak.

"Sudah berapa kali kau berkata maaf tuan Park,kali ini aku tak akan menerimanya,aku pulang".

Kuhempaskan tangannya dengan sekuat tenaga,karena jujur saja tenagaku ini tak seberapa dengan kekuatannya yang seorang lelaki apalagi otot-ototnya terlihat lebih berkembang dari pada tinggi badannya.
Oke lupakan tentang tinggi badanya.

Sekarang yang ia lakukan ialah menghadangku dengan merentangkan tangannya lebar,"jangan marah padaku,aku minta maaf,kali ini aku tak akan mengulanginya lagi".

"Bagaimana kalau besok kita pergi kencan",lanjutnya.

Oh tuhan,apakah aku harus bersikap munafik dengan menolak ajakan kencannya yang terdengar sangat menggiurkan,inilah bodohnya aku selalu tergiur akan hal-hal berbau romantis seperti itu.aku tak ingin di cap sebagai gadis yang munafik alhasil aku menganggukan kepalaku dengan anggukan angkuh,kulihat sebuah senyuman terpampang jelas membuat mata sipitnya menghilang,membuatnya terlihat sangat tampan atau bisa di bilang manis,entahlah susah mendeskripsikannya.

Kurakan tangannya yang tadi sempat ia rentangkan untuk menghalangiku berubsh menjadi melengkupku dengan sebuah pelukan,membuatku luluh kembali,dan aku berjanji pada diriku bahwa ini adalah yang terakhir,dan tak akan ada kesempatan lagi.

•~•~•~•

Seulgi terus saja memandang jam yang melekat indah di pergelangan tangannya,bibirnya tak berhenti mengucapkan sumpah serapah pada kekasihnya yang tak kunjung datang dari satu jam yang lalu ia menunggu.

SeulMin Collection (Oneshoot Or Twoshoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang