^FOUR^

45 14 1
                                    

Aku mencintaimu
Seperti bunga mencintai keharumannya
Seperti hujan mencintai tetesan airnya
Seperti bulan mencintai langit malamnya
Seperti matahari mencintai cahayanya.

                         💢💢💢💢💢

"Geer amat lo ris gue tadi lagi ngeliatin mbak kunti yang badaii itu dia lagi ngetawain lo tuh,dia kayaknya mau baca novel juga biar gaul"canda Zuan

Saat Varisha ingin menjawab pertanyaannya,ada seorang lelaki yang mengetuk pintu kelasnya.

"Permisi dek,yang namanya Varisha Azahwa kamu ya?"ucap lelaki itu sambil menunjuk Varisha.

Varisha kaget karena dia tak kenal dengan lelaki itu yang diyakininya kakak kelas Varisha.

"Hmm iya kak,ada apa ya?"

"Oh ini kamu ada titipan dari teman saya,tolong diterima ya"

Gilee aja baru kemarin pindah udah ada yang ngasih barang ke dia,senior lagi-batin Zuan yang dari tadi hanya memperhatikan Varisha.

"Gak usah repot-repot kak,maaf ya kak saya gak bisa nerima itu karena saya gak tau siapa yang kasih itu"

"Tolong bilangin ke teman kakak,dia gak perlu ngasih apa-apa ke saya dan terima kasih atas usahanya"

Lelaki yang tadinya menyodorkan bingkisan kearah Varisha,ia langsung mengangguk paham dan berjalan keluar kelas.

Di luar kelas,lelaki yang tadi memberikan bingkisan kepada Varisha langsung menuju ke arah lobi

Disana ia bertemu dengan temannya yang menyuruhnya tadi.

"Yah gagal rencana lo,maaf ya yan tadi dia udah nolak duluan pas gue kasih,dia bilang dia gak mau nerima apa-apa dari orang yang nggak dia kenal"

"Yaudah lah santai aja,masih ada waktu lain,btw makasih ya lo udah gue repotin"

"Iya gak ngerepotin kok,sans ae lah"

Gak kenal karena lo belum ketemu gue ris,kalo udah ketemu gue pasti lo kaget terus meluk-meluk gue-batin Bian

Lelaki itu langsung berjalan menuju kelasnya sambil membawa bingkisannya tadi.

Dikelas Varisha sudah banyak yang datang karena sebentar lagi bel masuk akan berbunyi.

"Eh bidadariku sendirian aja,sini babang temenin"ucap Davin saat menghampiri Varisha di bangkunya

"Apaan sih pake bidadari-bidadari segala,alay lu pin"balas Varisha dengan nada cueknya

"Ris nanti pulang bareng gue yuk"

"Ogah amat lagian gue bawa mobil kok"

"Eeh lo Dapintong ngapain deketin si Varisha,dia masih suci tau gak kayak elo banyak najisnya"ucap Maurel yang baru saja datang.

"Eh lo emak beo diam aja ya,dateng-dateng rusuh aja main nyerocos aja,udah sana urusin burung papilo"

"Gue santet lo baru tau rasa lo ngomong sembarangan,hus hus jauh-jauh dari kita"

Varisha hanya cekikikan melihat Maurel bertengkar dengan Davin layaknya tom and jery.

Akhirnya setelah melewati masa-masa menegangkan,Davin pun mengalah dan meninggalkan bangku Varisha yang membuat Maurel tertawa puas.

"Hati-hati lo sama Davin entar kena najis ligairihi yang ada di badannya"ucap Maurel

"Yang harusnya hati-hati itu lo,nanti lo kepincut sama Davin baru tau rasa lo"ucap Varisha sambil tertawa

"Naujubilah jangan sampe deh,lo ini malah doain gue yang aneh-aneh"

"Bukan gitu maksud gue,biasanya tu ya kalo benci bisa jadi cinta,hahaha"

"Bodok lah semerdeka lo aja ris"jawab Maurel dengan wajah datarnya.

                         💢💢💢💢💢

Saat ini Varisha dan Maurel sedang berada di perpustakaan karena Maurel tadi Maurel memaksa Varisha untuk menemaninya mengerjakan tugas.

Sedangkan Varisha hanya membaca novel yang ia baca tadi.Keduanya sibuk pada pekerjaan masing-masing.

Mata Varisha merasa panas dan Varisha memutuskan untuk menyudahi acara membaca novel,ia meminta izin kepada Maurel untuk berkeliling di perpustakaan karena ia ingin tahu bagaimana suasananya.

Saat Varisha sudah sampai di lantai dua perpustakaan,ia melihat-lihat koleksi buku sejarah perpustakaan sekolahnya.

Ia jadi teringat kepada Bian,biasanya dia selalu ke perpustakaan daerah untuk membaca buku-buku sejarah.
Sampai pandangannya terhenti di bangku paling pojok yang terlihat seorang pria sedang membaca buku dengan serius.

Entah kenapa,Varisha mendadak ingin mendekati pria itu,langkahnya pun semakin ia percepat.

"Lah,lo Bian kan?Biann yaampun lo apakabar gue kangen buanget sama lo,emang yaa kalau sahabat gak bakal kemana,gak cuma jodoh aja.Kok lo gak bilang kalau lo sekolah disini"ujar Varisha saat ia sudah dekat dengan pria itu.

Yang disebut namanya itupun terlonjak kaget karena tadi Varisha berbicara agak keras.
"Biasa aja ya mbak kuhh gak usah lebay deh,tolong suara anda di kondisikan ini perpustakaan"jawab Bian dengan nada santainya.

"Lo jahat banget sih,gue udah histeris gini lo malah biasa aja"ucap Varisha sambil mencubit lengan Bian

"Auww sakit woii dari dulu kebiasaan sih selalu nyubit lengan gue,abisnya gue lagi kesel sama lo"

"Harusnya gue kali yang kesel sama lo,mabok sih"

"Ya lo itu yang ngeselin,gue kasih bingkisan malah lo tolak tadi pagi,mana gue udah minta temen gue nganterin itu,parah lo sama gue"

"Hah?jadi itu dari lo??yaampun yan maaf banget yaa gue gak tau,untung gak gue buang tadi masih gue tolak secara halus,kalau tau itu dari lo mah gue langsung buang ke tong sampah"canda Varisha dengan muka sok menyesal.

Mereka berdua pun mengobrolkan hari-hari yang mereka lewati setelah keduanya sama-sama tak tahu kabar satu sama lain.

Disana ada Zuan yang sedang melihat kejadian itu secara langsung,entah mengapa ia merasa ada yang berbeda pada dirinya.

Biasanya ia akan bersifat cuek pada siapa saja kecuali pada sahabat-sahabatnya.

                         💢💢💢💢💢

Hai...haii..haiii
Jangan lupa Vote and Comment
Thank youuu❤

My FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang