^FOURTEEN^

25 7 3
                                    

Relakan dan Ikhlaskan dia bersamanya,kamu bukan ditakdirkan untuknya.

                          💢💢💢💢💢

Suasana kelas XI IPA 1 siang ini ramai karena para muridnya sibuk mengganti pakaiannya untuk segera menuju ke lapangan basket karena saat ini adalah jam olahraga dimulai.

Mudah bagi para lelaki mengganti pakaian mereka di kelas,mereka membuka seragam mereka di dalam kelas tanpa malu jika pintu kelas tidak ditutup.Mereka juga mengusir para wanita untuk segera mengambil baju olahraganya dan menggantinya di toilet,di saat-saat seperti inilah banyak waktu yang dimanfaatkan lelaki untuk mengobrol tentang hal yang aneh-aneh.

Sedangkan para wanita,mereka kelabakan karena mereka harus mengantri terlebih dahulu,apalagi wanita pasti membutuhkan waktu lebih banyak dalam urusan seperti ini.

Tak ayal jika terjadi cek cok sedikit antara satu dengan yang lain,walaupun masalahnya cukup ringan.Biasalah,kebanyakan remaja terlalu melebih-lebihkan suatu permasalahan.Tak jarang juga mereka menggosipkan hubungan kakak kelas mereka,entah darimana sumbernya yang penting mereka membicarakan urusan seseorang,wajar saja jika tiap harinya mereka mengumpul hanya sekedar untuk menggosipkan seseorang.Kalau ditanya soal gosip-menggosip,Maurel juga termasuk ahlinya tetapi untungnya Varisha tidak terkena virus dari Maurel,dirinya tetaplah dirinya yang tak mau mengubah dirinya meskipun dalam keadaan apapaun.

Seperti saat ini,teman sekelasnya yang sudah selesai mengganti pakaian mereka masih berdiri di toilet,bukan untuk mengantri lagi melainkan untuk bergosip ria.Varisha hanya diam di depan cermin tanpa mau mendengarkan gosipan temannya itu,ia justru sibuk memikirkan cara untuk menghindari Zuan karena dirinya belum siap menjawab permintaan Zuan.

Tadi pagi,ia berhasil menghindari Zuan dengan berangkat siang dan langsung mengajak ngobrol Maurel agar Zuan tidak ada kesempatan sedikitpun untuk meminta jawaban kepadanya.Lalu saat jam istirahat,ia langsung ngacir ke ruang OSIS lalu ke kantin.Saat jam olahraga ini juga ia berniat untuk menyibukkan dirinya dengan teman-temannya entah nanti mengobrol atau hanya tanya-tanya tentang PR.

"Yuk ris kita langsung ke lapangan,biarin aja mereka disini gue lagi gak nafsu ngegosip"ajak Maurel.

"Kesambet apaan lo rel,yaudah yuk"balas Varisha lalu ia menggandeng tangan Maurel.

Saat mereka hampir dekat dengan lapangan,Varisha melihat Zuan dari kejauhan yang tengah duduk sendirian di pinggir lapangan sambil memainkan botol minumnya.Ia sebenarnya kasihan melihat Zuan yang sendirian begitu biasanya ia akan menghampirinya dan mengajak Zuan ngobrol itu pun pasti garing,asalkan Zuan tak sendirian.Sebenarnya Zuan itu baik tapi entah karena apa dia selalu berusaha menghindar dari teman-temannya,mungkin ia kurang cocok dengan teman sekelasnya itu,hanya Zuan yang tau tentang itu.

Setiap jam istirahat atau ada jam kosong,dia pasti menyempatkan diri untuk membuka laptopnya dan mengetik disana,entah dia mengetik apa.Pernah sekali Varisha berusha melihat apa yang sedang Zuan ketik,tetapi dia malah menutup laptonya dan hanya menyengir,dari situlah Varisha curiga dengan apa yang sedang dikerjakan Zuan.

Beralih ke Maurel,Varisha meminta Maurel untuk duduk di gazebo yang jaraknya tak jauh dari lapangan sambil menunggu teman-temannya datang.

"Enak ya suasananya,pantes aja kalau jam istirahat pada milih makan disini"ucap Varisha.

"Pasti dong soalnya disini emang dibuat khusus buat para murid kalau di kantin mejanya penuh,tapi tetep aja masih ada beberapa yang makan di kelas saking penuhnya tempat"balas Maurel lalu ia mengitarkan pandangannya ke sekeliling.

"Eh liat geh ris itu kak Bian ngasih bunga ke kak Putri kayaknya mau nembak tuh,kalau diterima gue gimana ris,terus maksud dia nemenin gue ke perpus itu apa"ucap Maurel dengan sok dramatis.

My FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang