^FIVE^

54 11 1
                                    

Selama kehidupan di bumi masih ada,cintaku padamu takkan gugur seperti bunga pada musim gugur dan takkan terbenam seperti matahari pada saat senja.

                          💢💢💢💢💢

Varisha dan Bian saat ini sedang di kantin,menunggu hujan reda agar mereka bisa cepat menghabiskan waktu berdua di rumah Bian.

Tadi saat mereka sedang di perpustakaan,Bian mengajak Varisha untuk berkunjung ke rumahnya saat pulang sekolah nanti dan mereka akan bertemu di lorong sekolah,tetapi hujan justru menghambat acara mereka,jadilah mereka menunggu di kantin sambil meminum jus disini karena jarak lorong ke arah parkiran lumayan jauh dan mereka tidak mau kehujanan.

Sedari tadi,Bian terus memperhatikan gerak-gerik Varisha dan membiarkan minumannya.

Bagi Bian,wanita bertubuh tinggi semampai ini yang memiliki hidung lumayan mancung,berkulit putih,dan bertubuh ideal layaknya model itu adalah jantung kedua baginya.

Bian tidak bisa lama-lama berjauhan dengan Varisha karena pekerjaan orang tuanya itu yang harus membuat mereka berdua berpisah selama setahun.

Bian sangat rindu saat dia sedang di Denmark sendirian tanpa melihat wajah ceria dari sahabat sejak kecilnya itu.

Bian senang berada di dekat Varisha karena wanita itu selalu membuatnya nyaman dan lupa segala hal.

Tetapi sayangnya,pria beruntung yang wanita itu cintai justru tega membiarkan Varisha merasa sendiri lagi,padahal Bian sudah sangat mendukung jika mereka berpacaran karena menurutnya pria itu orang baik-baik dan tidak akan mengecewakan Varisha.Apalagi Arhan dan Varisha sudah menjadi sahabat lama yang jarang sekali terlihat tak akrab,mereka selalu akrab dan jalan pikir mereka selalu sama.

Bian saja sampai mengira mereka adalah sepasang kekasih saat Varisha pertama kali memperkenalkan Arhan kepadanya.Tapi justru mereka sekarang tak saling membagi kabar mereka masing-masing seperti lupa bahwa mereka masih menjadi sepasang sahabat.

Bian sengaja meminta orang tuanya untuk memasukkannya ke SMA Jaya Bakti ini agar ia bisa mencari tau keadaan Arhan yang kabarnya mendadak hilang seperti ditelan bumi.

Sebelumnya,Bian memang sudah mencari tau sendiri dimana Arhan sekarang dan bersekolah dimana dengan bantuan temannya yang memang ahli dalam bidang seperti ini.

Sampai sekarang,Arhan belum mau diajak bicara oleh Bian karena mungkin Arhan belum menemukan alasan yang tepat saat nantinya Bian akan menanyakan tentang hubungan dia dan Varisha.Tapi Bian masih memberinya kesempatan untuk memikirkan alasannya menjauhi Varisha.

"Woii malah ngelamun aja lo mikirin apaan seh,ayo buruan keburu hujannya deras lagi nih"ucap Varisha sambil memakai tasnya yang ia taruh di meja tadi.

"Udah reda hujannya kok cepet amat dah"

"Cepet pala lu peang udah sejam dibilang cepet makanya jangan ngelamun terus lo sampe lupa waktu kan"

"Hehe,selama itu tah gue ngelamun ris?"tanya Bian sambil berjalan menuju parkiran.

"Iyalah sampe gue kira lo kesurupan gara-gara diem aja,untung lo belum sampe jerit-jerit dan ngamuk-ngamuk entar se-SMA ini pada heboh nyari dukun nuat ngerukiyah lo kan gak lucu"

"Apaan sih lo ris candaan lo garing abis"ujar Bian dengan nada dingin.

"Gue gak lagi bercanda ya masnya tolong jangan sampai anda menyinggung hati saya dan membuat saya terjun dari rooftop sekolah ini karena jika anda membuat saya melakukan itu maka doi saya yang entah dimana keberadaannya itu akan menangis dan stress mendadak akibat mendengar kabar bahwa saya tetjun fari rooftop sekolah"ucap Varisha panjang lebar dan terlihat seperti sang pengacara.

My FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang