Disinilah kamu berada. Rumah Nishinoya. Kamu berjanji akan mengajarinya pelajaran yang ia tidak bisa sebelum ulangan tengah semester dimulai. Tetapi sehari sebelumnya, Nishinoya berkata bahwa kamu akan mengajarinya di rumah Nishinoya. Tentu saja, kamu belum siap untuk datang ke rumahnya sehingga kamu merasa gugup sebelum melangkahkan kakimu untuk memasuki rumahnya.
Kamu mengetuk pintu dengan perlahan dan disambut dengan Nishinoya yang segera membuka pintu untukmu.
"Yo! Ayo masuk, (L/n)-chan! Kita akan belajar di kamarku!" Suara Nishinoya yang riang menyambutmu.
"I-iya." Kamu berjalan mengikuti Nishinoya dengan gugup dan tidak siap untuk melihat kamar Nishinoya.
Nishinoya membuka pintu kamarnya dan segera mempersilahkanmu duduk di lantai yang beralaskan karpet. Lalu Nishinoya duduk di sebelahmu. Wajahmu langsung memerah menyadari betapa dekatnya kamu dengannya.
Untuk memecah keheningan, kamu bertanya kepada Nishinoya, "Uhm, ano, Nishinoya-kun, dimana orang tuamu?"
"Orang tuaku? Ah, mereka belum pulang. Biasanya mereka pulang tengah malam, jadi kita hanya sendirian di rumah ini." Ia menjawab dengan santainya.
"Ti-tidak pulang sampai tengah malam? Apakah Nishinoya-kun tidak punya saudara atau sepupu tinggal disini?" Tanyamu dengan sedikit cemas.
"Hmm..... Tidak ada. Memangnya kenapa? Ah!! Apa kamu tidak nyaman denganku hanya berdua di rumah? Tenang saja, aku tidak akan melakukan apa - apa!" Nishinoya tersenyum lebar.
Kamu yang masih kurang yakin, segera menepis perasaan itu dan percaya dengan kata - kata Nishinoya. Kalian melanjutkan aktivitas kalian dan kadang wajah Nishinoya merah saat kamu sedang mengajarinya karena terlalu dekat. Tentu saja kamu tidak menyadarinya karena wajah kamu juga sama merahnya setiap Nishinoya bertanya padamu dengan ceria. Pembelajaran kalian berlanjut sampai jam dinding di kamar Nishinoya menunjukkan jarum pendek di angka 11.
"Ah, Nishinoya-kun, sebaiknya aku pulang. Sekarang sudah malam. Mari kita lanjutkan besok. Sebentar lagi, orang tuamu juga akan pulang." Kamu berdiri dan segera membereskan barang - barangmu. Tetapi Nishinoya mencegahmu dengan mencengkeram lenganmu yang menbuat kamu tidak bisa berdiri sepenuhnya.
"Nishinoya-kun, aku benar - benar harus pulang sekarang. Jadi, tolong lepaskan tanganmu," kamu berkata dengan wajah yang sedikit disembunyikan agar Nishinoya tidak melihat wajahmu merah.
"(L/n)-chan, bisakah kamu menginap disini? Lagipula, besok kan hari libur, jadi tidak apa - apa kan?" tanya Nishinoya dengan serius.
"Ehh?! Tapi kan kamu laki - laki. Tidak baik bagi perempuan untuk tidur dengan laki - laki satu rumah. Besok pagi, kamu juga ada latihan voli di sekolah, jadi aku harus bilang tidak." Kamu merasa senang tapi tetap saja, kamu tidak bisa. Bagaimana kalau ia hanya berkata begitu bukan karena ia menyukaimu? Kamu tidak bisa berhenti memikirkannya dan itu membuatmu sedih.
"Maaf." Dengan satu kata itu, kamu segera mengambil barangmu dan pergi dari rumah Nishinoya. Tetapi, sekali lagi, Nishinoya menarikmu ke dalam pelukannya. Entah kamu beruntung atau tidak, Nishinoya kehilangan keseimbangannya dan kalian terjatuh ke tempat tidurnya.
"Ughh." Kamu memegang kepalamu yang sedikit pusing. "Ahh! Nishinoya-kun! Apa kamu baik - baik saja? Maaf, aku berat." Kamu segara panik melihat Nishinoya seperti akan pingsan.
Memang, dari tinggi badan, kamu lebih tinggi dengan 164 cm dari Nishinoya. Jadi, tentu saja jika kamu bisa dibilang agak berat. Kadang Nishinoya kesal padamu karena kamu lebih tinggi daripadanya. Sebagai teman dekat yang sekelas dengannya, kamu tau kalau ia tidak suka jika ada yang menyebutnya pendek. Jadi kamu kadang sedikit membungkukkan badanmu agar kelihatan sama tingginya dengannya saat berbicara dengannya.
Balik lagi, kamu segera duduk di sebelah Nishinoya yang terbaring di kasurnya. "Nishinoya-kun, maaf, aku tidak sengaja dan juga karena kamu tiba - tiba menarikku yang mengejutkanku." Kamu membantu Nishinoya duduk.
"Yuu," katanya sambil menutupi wajahnya.
"Eh? Apa maksudmu, Nishinoya-kun?" Tanyamu sedikit bingung dengan perkataannya yang keluar dari mulutnya secara tiba - tiba.
"Panggil aku Yuu. Kita kan sudah cukup dekat untuk memanggil nama depan masing - masing. Jadi aku ingin kamu pangg aku Yuu." Kamu bisa melihat dengan jelas mukanya yang cukup merah. Jujur, kamu tidak pernah melihat sisinya yang seperti ini sehingga itu membuatmu tertawa kecil.
"Haa?! Jangan tertawa, (L/n)! Aku ini serius! Jangan menganggapku bercanda soal ini. Aku ingin lebih dekat denganmu! Karena, aku suka kamu sejak pertama kali aku melihatmu saat kamu memasuki kelas yang sama denganku. Sejak saat itu, aku tidak bisa berhenti memikirkan tentangmu sampai saat ini."
Ia.... Suka denganku selama ini? Mengapa aku tidak menyadarinya dengan cepat? Memang ia kadang mengajakku jalan - jalan di hari Minggu dan ia selalu mengajakku untuk melihatnya latihan voli setiap pulang sekolah. Ia juga menawarkanku berjalan bersama menuju sekolah karena rumah kami tidak terlalu jauh. Tapi tidak mungkin. Ia kan suka dengan Kiyoko-senpai. Lagipula Kiyoko-senpai jelas lebih cantik daripadaku dan aku tidak cukup baik untuk Nishinoya-kun. Apa yang harus kukatakan disaat begini?
"Nishinoya-kun, bukannya kamu suka dengan Kiyoko-senpai?" Kamu bertanya sedikit gugup.
"Kiyoko-san sangat cantik. Bukannya sudah jelas jika banyak yang suka dengannya?" Ya, sudah jelas. Kamu segera mengambil tasmu. "Aku akan pulang sekarang."
Kamu segera berjalan menuju pintu dengan sedikit kekesalan terhadap Nishinoya. Pantas baginya untuk mendapatkan ini karena siapa juga yang menyatakan cintanya pada seseorang yang disukainya dan setelah itu mengatakan perempuan lain sangat cantik? Kamu benar - benar ingin sekali menendangnya.
"Tunggu!!" Nishinoya berteriak sebelum kamu membuka pintu.
"Aku tidak akan mendengar apa pun darimu, Nishinoya-kun. Sekarang, ak........"
Matamu melebar. Hatimu seperti berhenti sebentar. Pikiranmu kacau. Kamu hanya terdiam, tidak bisa melakukan apa - apa saat Nishinoya menciummu. Ciuman itu tidak berlangsung lama tetapi cukup membuatmu membeku untuk sementara.
"Aku tidak berbohong, (F/n). Aku benar - benar suka denganmu. Jadi, maukan kamu menjadi pacarku?" Tanyanya dengan wajah yang benar - benar merah tetap menatap matamu dengan penuh harapan.
"Ba-baiklah," kamu dapat menjawabnya setelah beberapa menit tidak bisa mencerna kata - katanya. Kamu sendiri juga merah dan malu.
"Yahooo!!! (Y/n) adalah pacarku!! Mulai sekarang, kita akan panggil masing - masing nama depannya. Jadi, panggil aku Yuu!" Nishinoya meloncat - loncat kesenangan.
"Baiklah, Y-Yuu. Omong - omong Yuu, apakah kamu tadi barusan mencuri ciuman pertamaku?" Tanyamu dengan tatapan membunuh.
"Eh? Itu ciuman pertamamu? Apa aku salah? Tapi kan sekarang kita sudah pacaran, jadi tidak apa - apa dong?" Nishinoya menatapmu dengan bingung.
"Tadi sama sekarang itu beda! Bagaimana jika aku tidak menerimamu? Apa yang akan kamu lakukan dengan ciuman pertamaku! Aku mau ciuman pertamaku lebih romantis tau!"
"Eek!! Maafkan aku! Maafkan aku!"
Malam itu penuh dengan teriakan dan kejar - kejaran. Tetapi tidak lama kemudian, mereka tertidur lelap dengan tangan mereka yang bergandengan. Orang tua Nishinoya akhirnya tidak pulang ke rumah dan akan pulang dua hari lagi karena harus keluar kota. Besoknya, Nishinoya juga telat latihan dan Daichi memarahinya sehingga Sugawara perlu menenangkannya.
___________________________________
Tolong di vote dan comment!
![](https://img.wattpad.com/cover/105386060-288-k927954.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Something [Haikyuu x Reader]
Fanfictionreq ✖ completed (2017). [black history] [warning ⚠️ a very amateur cringe story] Seperti judulnya, ini adalah oneshot haikyuu!! character x reader. Haikyuu owns by Furudate Haruichi! I do not own Haikyuu!!