Enigma ✅

9. Confused

Aku bermimpi buruk

Kau akan meninggalkanku

Sendirian. Dalam gelap. Dalam sepi

Tapi, itu hanya mimpi kan?

.

.

.

Lelaki itu baru saja keluar dari sebuah ruangan, langkahnya tegas sepanjang koridor bangunan putih tersebut menuju pintu keluar. Setelah tiba di luar bangunan, ia menengadahkan kepalanya menatap sang malam dan bintang yang menemaninya. Helaan napas terdengar sebelum akhirnya ia kembali berjalan.

Tangannya membuka pintu mobil dan masuk ke dalam sana, ia lalu menyandarkan kepalanya pada kursi.

"Jadi seperti itu ceritanya ternyata!"

"Jadi apakah itu mungkin saja terjadi?"

"Itu sangat mungkin terjadi."

Jeon Jungkook mengingat percakapannya dengan dokter Seokjin beberapa waktu yang lalu. Ia masih memikirkan banyak hal yang berotasi dalam pikirannya, hal yang masih terus menjadi teka-teki. Hal yang entah kapan bisa terpecahkan.

__Enigma Chapter 9 "Confused"__

"Bawa aku kepadanya! Bawa aku kepada Jungkook! Ku mohon!" Eunwoo semakin mengernyitkan alisnya, tak hanya itu rautnya berubah emosi. Kenapa gadis ini masih mencari lelaki tak jelas itu? Apa yang membuat Yein menjadi seperti ini?

Eunwoo memegang kedua bahu Yein erat, "Jangan mencarinya! Jangan menyuruhku untuk membawamu kepadanya!"

Yein menggeleng, "Tidak. Bawa aku padanya! BAWA AKU PADA JUNGKOOK!" teriaknya histeris membuat Eunwoo berjengit kaget, menatapnya tak percaya.

"Jung Yein!"

Panggil Eunwoo, ia menatap mata gadis itu dalam. Mata yang kini berubah sendu, tak memancarkan kegelisahan seperti tadi.

"Yein-ah! Kau tak apa?"

Yein menggeleng pelan, "Aku ingin istirahat."

Eunwoo yang merasa bingung hanya bisa menganggukkan kepalanya, "Beristirahatlah! Sekarang masih malam," ujarnya lalu membiarkan Yein membaringkan diri. Lelaki itu memperbaiki letak selimut Yein kemudian beranjak dari sana.

.

.

.

Mata gadis itu menatap lurus ke depan, ia tampak menggigit kuku jempolnya sembari memikir keras. Banyak hal yang menjadi pertanyaan besar dalam otaknya dan saat ini ia sedang mencurigai sesuatu... namun sesuatu itu tak mendapat titik terang akan kebenarannya.

Seo Jisoo. Gadis itu tak hentinya berdecak dan mendesah. Dirinya bahkan tak mengerti dengan pemikirannya, walaupun pada dasarnya saat ini ia awalnya hanya mengikuti perasaannya yang menganggap bahwa ada sesuatu yang tidak beres dalam kasus ini.

"Pertama. Tak ada bukti yang mengarah pada siapa yang melakukan teror. Siapa -yang kira-kira bisa melakukan ini tanpa meninggalkan jejak sedikit pun?"